■jumpa lagi

29 9 3
                                    


.

.

.

.

Hening. Senyap. Mencekam.

Mobil yang membawa tumpangan mahasiswi itu sepi suara. Cewek bertubuh makmur yang berada di tengah-tengah menahan nafas. Gledisya dan Maryam pun sama.

"Sok kalem kelen we! Selow ajah! Tulang ku nya ini." Ujar Poppy menoleh ke kursi belakang.

"Hehe enggak kok Pop emang segan aja mau ribut." Ujar Bidadari menekan bahu Gledisya karna merasa sempit.

Sepertinya hari ini mereka jadi Trending topic di kampus. Secara mereka menumpang dengan Dosen yang terkenal killer. Namun karna Poppy berada di dalamnya, mereka pasti mengCut ghibahan mereka karna mengenal Poppy yang terkesan suka-suka ke orang.

"Sedikit bangga njir pulang di anterin sama mobil mewah Dosen." Batin Gledisya.

"Kau kurang aja ya Pop! Ada maunya aja baru ngakui Tulang. Kalo enggak, kau tegur pun tidak Tulangmu ini." Ujar si Dosen buka suara. Dengan suara yang kental Bataknya.

Poppy menepuk bahu Tulangnya itu pelan, membuat Ketiga temannya membelalak kaget. Mungkin berpikir Poppy sudah gila menepuk bahu Dosen dengan santainya.

"Alah cam tak tahu aja lah Tulang. Nanti kalo tau orang-orang di kampus , aku punya Tulang disana dahlah pikir orang-orang itu aku punya orang dalam makanya berbuat suka-suka jugak gak masalah. Welcome to indonesia lah nanti lagunya Lang!" Ujar Poppy.

"Alah pande kali kau berkilah." Balas Dosen itu.

"Kamu yang pakai baju Abu-abu? Mahasiswi saya di salah satu kelas saya kan?" Dosen itu melirik kaca diatas.

Gledisya tergagap. "Hah? Eh iya Pak. Bener." Sedikit tidak menyangka si Dosen mengenali wajahnya.

"Dan kamu yang baju hitam? Sepertinya pernah nabrak saya di lobby kantor Dosen kan?"

Bidadari tergagap langsung memegang tangan Maryam.
"Em iya Pak. Maap ya Pak ga sengaja kemaren itu soalnya saya buru-buru Pak." Ujar Bidadari dengan tangan dingin.

"Santai. Tegang-tegang kali kelen. Manusia kok saya. Karna kalian kawan-kawannya si Poppy ini, kalian aman kalo ketemu saya." Ujar Dosen membuat Maryam, Gledisya dan Bidadari terenyuh tertahan.

Poppy melirik ketiga teman-temannya sombong.

****

"Eh janda kok murung?" Tanya Poppy begitu melihat Sinta pulang dengan wajah kusut.

"Kak Sinta kenapa? Cerita-cerita!" Ujar Gledisya sambil membuka kulit mangga dengan pisau.

"Gue ketemu sama mantan suami tadi di Minimarket. Untung dia ga liat." Ujar Sinta sambil membuka sepatunya.

"Duda kan suami kau?" Tanya Poppy memakan mangga yang sudah di potongi Gledisya.

"Enggak Pop enggak! Perjaka dia! Malam pertama pake metode lain kami! Yaiyalah duda.." kesal Sinta sengit.

"Wes selow Nda! Langsung pake gas kau bah." Balas Poppy menaikkan kakinya sebelah.

"Tapi kau masih cinta sama dia?" Tanya Poppy serius.

Sinta menyangga dagunya lalu menghela nafas kasar.
"Gak tau gue Pop, masih terlalu muda gue untuk status ini. Dibilang masih ada rasa ya pasti masih. Tapi kalo buat bersama lagi ya kayanya gue nolak. Masih kerasa gimana gak belanya dia sama gue di hadapan mertua gue." Cerita Sinta.

STAY HALALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang