√Camping

38 3 2
                                    

👎👎👎

Poppy menghela nafas berulang kali. Membawa Gledisya camping di atas tebing hanya menambah beban mental. Terhitung tiga kali cewek itu buang air kecil padahal perjalanan masih panjang.

"Nanti kalo ada ular gimana Pop? Ga estetiq bongkahan aset gue dipatok." ujar Gledisya merapatkan kakinya. Cewek itu masih enggan untuk mengeluarkan urinenya ditempat pilihan Poppy.

Poppy menghela nafas lagi. Sepertinya ketebalan kesabaran Poppy sudah meningkat menjadi kulit kacang semenjak berteman dengan cewek manja ini. "Untungnya ular matok bongkahan tidak semok itu apa Gled?!"

Gledisya menggeleng. Cewek itu takut buang air kecil sembarangan tapi pencernaan express nya ini tidak bisa dikompromikan.
"Jauh lagi gaksih Pop?! Dekat sungai atau apa gitu?"

Lagi dan lagi Poppy menghela nafas. Dia melirik ke arah 5 cowok yang berada tak jauh dari posisi mereka. Mereka masih menunggu dengan ketabahan sambil duduk dengan tas mereka yang besar.

"Bay? Sungai atau terjun masih jauh gak?" tanya Poppy ke Bayu yang tadinya duduk melihat-lihat pohon.

"Ngapa lagi tuh buntut?" tanya Bayu sudah enggan.

"Takut ular dia." teriak Poppy membuat kelima cowok itu mendesah panjang.

"Ular sama ular aja takut." teriak Bayu. Cowok itu bangkit lalu melihat jam tangannya. Perjalanan mendaki yang biasanya dapat ditempuh satu jam kini sudah melar dua setengah jam gara-gara buntut Poppy. Padahal setengah perjalanan lagi untuk sampai ke tempat tujuan.

"Udah ayok dibawah ada sungai. Masih tahan gak Gled?" tanya Bayu yang diangguki muka masam Gledisya.

Poppy dan Gledisya berjalan mendekati mereka. Pelan-pelan karna Gledisya yang belum biasa dengan jalanan yang penuh ranting pohon dan dedaunan yang menutupi lubang.
Hari ini sepertinya Poppy dilimpahi kesabaran ekstra.

Ferry menarik tangan Gledisya saat cewek itu tidak sanggup naik ke dataran tanah yang tidak rata. Cowok jurusan Manajemen bisnis itu memandang wajah Gledisya yang pucat. Mungkin menahan pipis.

"Masih kuat kan?" tanya Ferry masih memegang tangan cewek itu. Mungkin takut Gledisya akan tambah menyusahkan mereka jika cewek itu jatuh lalu menangis.


"Masih." jawab Gledisya.

Ferry mengambil alih tas besar Gledisya lalu menyampirkan nya dibahu. Jadinya Cowok itu menyandang dua tas besar dipundaknya. Sangat gentlemen.

Gilang yang berjalan paling depan seketika berhenti membuat Poppy menabrak tas camping cowok itu. Hampir saja cewek berdarah batak itu oleng jika Bayu tidak menahan tas sandang Poppy dengan kayu ditangannya.

"Gilang bangkeh!" kesal Poppy.

"Nolan guys." Bisik Gilang menunjuk objek yang dimaksud.

Sepertinya rombongan Nolan sudah selesai dengan kegiatan mendakinya. Cowok itu adalah ketua organisasi pecinta alam atau MAPALA sebutannya dikampus mereka.

"Wes bro! Balik nih?" Tanya Gilang ketika Nolan dan lainnya sudah berselisih dengan langkah mereka.

"Yoi bro. Bertujuh kalian?" tanya balik Nolan melihat satu persatu.

"Enggak bro ber enam. Itu cewek anak bawang jadi gak masuk itungan." tunjuk Gilang ke arah Gledisya yang sibuk melepaskan lilitan rumput disepatunya.

Ferry yang disebelah Gledisya langsung membantu cewek itu.

STAY HALALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang