ΠSedikit meleyot

37 2 0
                                    

Dalam diam Poppy memperhatikan bagaimana seorang Arif berbicara. Bagaimana skill public speaking Yang cowok itu punya bisa membuatnya berwibawa dengan wawasan agamanya.
Bagaimana caranya menghibur dengan jokes islami Yang membuat orang-orang tertawa Dan meresapi hal Yang disampaikannya.

Orang-orang dalam ruangan begitu antusias mendengarkan Arif memimpin acara. Mengatur planning dan struktur acara Yang mereka akan laksanakan dan adakan dibeberapa hari ke depan.

Poppy menebak pasti alasan seluruh cewek-cewek didalam ruangan ini join dalam organisasi Yang diketuai oleh Arif adalah karena menyukai cowok itu. Ya, sesama kaum hawa Poppy tak ragu berpikir seperti itu. Apalagi Poppy melihat sekarang bagaimana wajah-wajah itu Yang terlalu fokus pada Arif.

Jika tak buat ulah atau atensi orang-orang bukan Poppy namanya.
Cewek itu terbatuk-batuk mungkin karma karna sudah mengjudge cewek-cewek solehah dalam ruangan ini.

Seluruh orang dalam ruangan tentu saja menoleh melihat ke arah Poppy Yang duduk di sofa.

Uhuk!

Setengah mati Poppy mengupayakan agar tidak batuk lagi. Poppy padahal sudah berjanji untuk tak banyak tingkah disekeliling orang-orang seperti ini.

Suasana senyap. Arif menatap Poppy di sudut sana. Cowok itu tersenyum simpul. Lalu berjalan ke meja depan ruangan dimana tas nya berada.
Cowok itu mengeluarkan Tumblr hitam miliknya.

Berjalan pelan melewati barisan anggota-anggotanya menuju posisi Poppy. Gerak-gerik Arif tak lepas dari pandangan orang-orang disitu.
Arif meletakkan Tumblr itu diatas meja tepat di hadapan sofa Yang Poppy duduki.

Tanpa sungkan-sungkan Poppy mengambilnya lalu meminumnya. 
"Ahk lega"

Arif kembali berjalan ke depan. Melanjutkan instruksinya.  Menyisakan tanda tanya bagi orang-orang Yang ada didalam ruangan itu.

Cewek Bar-bar itu menatap Arif Yang masih saja memancarkan kharismatik seorang pemimpin didepan sana. Pahala apa Yang sudah dia lakukan sehingga bisa disukai seorang religious man tersebut.

Setengah jam berlalu. Organisasi itu pun bubar.  Mereka masih melirik ke arah Poppy Yang sudah tertidur disofa.  Cewek itu tidak bisa bersentuhan dengan Yang empuk.  Di situasi apapun dia bisa jatuh tertidur.

Arif tersenyum kecil saat melihat Poppy begitu nyenyak dalam tidurnya.  Cowok itu menahan lengan teman seangkatannya Yang sudah akan beranjak keluar ruangan.

"alaintizar li." Ucap Arif. Cowok itu mengangguk.  Dia berjalan didekat pintu.

Arif melirik jam dipergelangan tangannya,  tak sedikitpun melirik ke arah Poppy.  Cowok itu mengeluarkan ponselnya lalu mengetik sesuatu disana lalu menempelkan benda itu ditelinga.

Uk ik ukaka ding... Ding bala... Bala ding.. Ding...

Deringan ponsel itu berbunyi nyaring diruangan itu.  Poppy Yang merasa getaran ponsel di sakunya sedikit ikut bergetar.  Cewek itu berdecak merasa terganggu. Sementara Arif hanya bergeleng lucu mendengar suara notif dering seperti itu. 

"Issh.." Poppy mengucek matanya lalu bangkit.

"Astagfirullah Allahulailaha ilallah! " terkejut Poppy versi halal saat mendapati Arif menjulang tinggi dihadapannya.

"Ada perlu apa kesini?" Arif bertanya dengan suara beratnya lalu duduk di seberang sofa Poppy.

Poppy gelagapan lalu melirik dua kresek besar didepannya. Cewek itu lantas mengesernya semakin dekat dengan Arif. "Mau balekkan ini semua.  Aku gak bisa nerima ini."

STAY HALALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang