Di deretan panitia kegiatan penggalangan dana berkolaborasi dengan komunitas kampus-kampus lain sehingga barisan itu diwarnai dengan berbagai warna almamater yang berbeda. Dan disanalah Arifin Fikran menjadi ketua pelaksana di antara puluhan mahasiswa.
Auditorium yang mereka pakai untuk kegiatan itu adalah milik kampus negeri yang terkenal, tepatnya disebelah kampus islam dimana identitas mahasiswa Arif berasal.
Alasannya audit kampus itu jauh lebih besar dibanding milik universitas masing-masing.Cowok Saleh itu hanya menyimak berbagai aspirasi yang dikeluarkan mahasiswa yang berbeda. Di tengah program ini juga jabatan terinti bagi UKM dalam kampus juga andil sehingga Arif melihat disudut kiri Audit terdapat Poppy dan teman dekatnya sedang bercengkrama.
Arif menunduk menyembunyikan senyum tipisnya ketika melihat gadis medan itu. Cewek itu tidak friendly tapi humble sehingga mudah bergaul tanpa melibatkan perasaan pada lawan jenis. Hal itulah yang tidak perlu ia khawatirkan pada Poppy karna cewek itu bisa menjaga dirinya sendiri.
Arif sadar Poppy pasti melihat dirinya di atas stage audit ini karna cewek itu terlihat enggan melihat ke depan. Malah lebih fokus dengan teman-temannya yang bercanda gurau.
Poppy yang mengenakan kemeja putih yang dilapisi Almet dan celana jeans cargo berwarna hitam serta memakai sepatu putih membuat penampilan cewek itu terlihat lebih simpel. Rambutnya juga dicepol rapi sehingga menambah kesegaran apalagi cewek itu meskipun bar-bar tapi tidak menampilkan kesan tomboy.
Jantung Poppy sebenarnya tidak memompa normal meskipun berusaha bersikap sebiasa mungkin dengan menanggapi celotehan Gledisya dan teman lainnya. Walaupun ia juga tidak yakin Arif dapat melihat kehadirannya di tengah keramaian ini.
" Ini siapa sih yang nelpon?!" Seru Gledisya kesal ketika ada nomor baru terpampang di layar ponselnya.
Ferry yang berada dibelakang cewek itu mengambil ponsel bercasing merah jambu itu. " Biar gue yang angkat."
Gledisya menyerahkan ponselnya. Ia beralih melihat ke depan lalu ke samping, melihat Poppy yang enggan menghadap ke depan membuatnya terkekeh.
" Lo takut banget dia notice lo ya? Udah sadar kali ah dianya. Kayak dia ngemis banget sampe lo takut gitu." Ujar Gledisya mengejek membuat Poppy melirik tajam.
" Diam."
" Kayaknya lo harus buat dia ilfeel deh kalo gitu biar deh batalin niat dia sama lo." Usul Gledisya membuat Poppy langsung menoleh.
" Kurang menjijikkan apalagi kelakuanku!" Balas Poppy sangat sadar tingkahnya sudah bisa membuat cowok-cowok ilfeel.
Gledisya mendengus. " Justru belum ilfeel makanya dia masih mantap ke lo."
" Suara cowok." Ujar Ferry tiba-tiba sambil memberikan ponsel Gledisya. Air muka cowok itu sangat tidak enak membuat Gledisya berbalik menatap pacarnya itu bingung.
" Eh iya? Terus dia bilang apa?"
Ferry memasukkan tangannya ke kantung almet tanpa melirik Gledisya, pandangannya fokus pada panggung audit. " Ngajak lo jalan, pacar asli lo kali."
Gledisya mengernyit tambah bingung. " Ih mana ada! Emang nomor gue udah kesebar makanya banyak nomor random nelponi sok deket sok akrab sama gue!"
Poppy melirik. " Jangan heran Fer, cewek kau banyak yang ngincar."
Ferry mendengus. " Udah gue blokir, lain kali kalo ada nomor baru blokir aja." Ucapnya mencegah lebih awal karena ia tahu pacarnya itu akan merespon.
" Iya sayangku tenang ajaa!" Gledisya tersenyum ceria sambil mengambil lengan kiri cowok itu lalu menggenggamnya membuat Ferry memeluk cewek itu dari belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
STAY HALAL
ChickLitPoppy si cewek medan yang bar-bar itu tak menyangka akan disukai cowok religius yang begitu sempurna di mata kaum hawa. Bahkan cowok itu telah memantapkan niatnya ke ayah Poppy di medan untuk menikahi Poppy setelah cowok itu wisuda nanti. Poppy ins...