PART 10 : AGAIN?

278 62 90
                                    

🍁🍁🍁

"Janganlah menganggap remeh hal-hal yang terdekat dengan hati Anda. Rangkullah mereka seperti sama berharganya dengan hidup Anda, karena tanpa mereka hidup adalah sia-sia" - Peribahasa Cina

 Rangkullah mereka seperti sama berharganya dengan hidup Anda, karena tanpa mereka hidup adalah sia-sia" - Peribahasa Cina

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

READERS
Vote & komen

*****

"Memandangmu"

"Hmmmm"

"NAJISS"

"Anjayy"

"Hahahahaha"

Tawa Gibran dan Varo pecah melihat wajah masam siswi yang tadi sempat ia gombal, jiwa buaya jantannya meronta-ronta, sedangkan para sahabatnya hanya terkekeh pelan.

Pagi ini mereka sedang berada di parkiran sekolah menunggu bel masuk berbunyi, sesekali mengeluarkan jurus kadal Varo dan Gibran.

"Mukanya kek orang batal nikah, hahaha" ucap Varo masih dengan tawanya.

"Bengek, hahaha malu pasti dia" kata Gibran sambil tertawa.

"Seneng lo" ujar Kaivan terkekeh pelan. Sedangkan Nevan dan Arsen hanya tersenyum tipis.

"Haduh, haduh, fiuhh udah ahh capek gue ketawa" ucap Varo berusaha menghentikan tawanya.

"Hah, elo sih pake gombal segala ujungnya malu-maluin anak orang lagi, kan kasian" kata Gibran dengan tawa kecil.

Varo hanya terkekeh, "Lah siapa suruh caper depan kita, mana mukanya kek tembok, tebal amat tuh makeup" ucapnya.

"Iya juga sih" ucap Gibran membenarkan ucapan Varo.

"Kena karma tau rasa lo" ketus Nevan tiba-tiba.

"Lo do'ain kita?" Seru Gibran dan Varo serempak menatap Nevan.

"Cih, cuma ngingetin bego" sinis Nevan membuat kedua teman somplaknya itu mendelik tak suka.

"Dia mau datang" suara dingin langsung masuk ke telinga mereka berlima, menatap pria kulkas di samping Kaivan, Arsen.

"Dia siapa?" Tanya Gibran mewakili mereka semua.

"Temen kecil gue, dari London" jawab Arsen.

Mereka serempak berfikir siapa yang di maksud dengan perkataan Arsen, teman kecilnya dari London.

"Ahaa gue tau" pekik antusias Varo saat tau siapa yang di maksud oleh Arsen, membuat Gibran, Nevan, dan Kaivan langsung menatap Varo seakan bertanya 'siapa'.

"Cewek yang pernah lo liatin ke kita itukan? di hp lo, yang cantik, putih, mulus" lanjut Varo yang langsung mendapat tatapan datar dari Arsen.

"Yang mana sih, akhh kagak tau gue" pusing Gibran menggaruk kasar kepalanya.

Sampai Menutup Mata (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang