Happy reading 🎉🎉
🍁🍁🍁
"Satu-satunya hal yang harus kita takuti adalah ketakutan itu sendiri." - Franklin D. Roosevelt
*****
Hari Minggu adalah hari istirahat sedunia bagi sebagian orang tapi ada juga adalah hari terberat untuk seseorang mungkin karena pekerjaan rumah yang menumpuk. Bisa jadi bukan?.
Untuk seorang Kaila hari minggu adalah hari rutinitas nya pergi ke tempat yang sedikit tidak ia senangi seperti sekarang ini berada dalam ruangan bercat putih dengan bau khas obatan menyengat ditemani oleh sang bunda.
"Jaga kesehatan kamu ya Kaila, makan yang bergizi dan jangan terlalu memaksa kan diri. Sekarang kondisi kamu lumayan baik" ujar dokter Sela kepada Kaila dengan perhatian. Pasien tangguh yang sudah ia anggap seperti putrinya sendiri.
Memang hari ini Kaila melakukan chek up ke dokter karena tak banyak yang orang ketahui bahwa ia sedang sakit. Bukan sakit biasa tapi bisa terbilang akan menjadi sesuatu yang mematikan jika sudah parah.
"Dengerin kata dokter yah sayang. Bunda gak mau kamu sakit" pinta bunda. Kaila hanya mampu menganggukkan kepala dan tersenyum.
"Untuk sekarang kondisi kamu baik-baik aja tapi kita tidak tau apa yang akan terjadii kedepannya, semua tergantung bagaimana kamu merawat diri kamu. Dan lebih baik jika kita melakukan kemoterapi secepatnya biar sel kanker nya tidak cepat menyebar, kamu tau itu kan Kaila" ucap sendu dokter Sela menatap manik mata Kaila.
Deg
Bunda Zanna memandang sendu putrinya. Sudah lama dia membujuk Kaila untuk kemo tapi sang anak selalu menolak dan menyerahkan semua atas kehendak Tuhan. Dia tidak sanggup jika harus kehilangan Kaila, pelangi dalam keluarganya.
"Aku gak mau dokter, biarin aja kayak gini aku mau nikmatin hidup aku aja layaknya teman-teman, kalau memang Allaah panggil aku buat pulang aku ikhlas kok" ucap Kaila terus menolak saran dari dokter nya itu. Dia hanya ingin terbebas dari semua yang berbau rumah sakit dan ingin hidup normal.
"Sayang mau yah" bujuk bunda dengan perasaan sesak yang kian menghantam dada nya. Dia harus menerima kenyataan bahwa putri kecilnya sudah menderita hampir 1 tahun lamanya.
"Bunda, Kaila gak papa kok, aku kan anak bunda yang kuat. Jangan paksa Kaila yah aku janji bakal minum obat kok" tolak halus Kaila untuk kesekian kalinya. Zanna hanya bisa mengangguk pasrah jika putrinya sudah berkata seperti itu.
"Baiklah kalau begitu kamu jangan lupa minum obat dan jangan kecapean yah, dokter tau kamu pasti bisa" ujar dokter Sela seraya tersenyum. Walaupun hatinya kadang tak terima jika gadis menggemaskan seperti Kaila harus menanggung sakit seperti ini.
"Iya bunda, dokter. Aku janji kok" jawab semangat Kaila. Membuat dua wanita paru baya yang masih terlihat cantik itu ikut tersenyum.
"Kalau gitu kita pulang dulu ya dok" pamit Zanna bersama Kaila.
"Baik Bu. Hati-hati Kaila" ucap dokter Sela mentap keprgian Zanna dan Kaila dengan pandangan sendu.
*****
Setelah pulang dari rumah sakit Kaila duduk merenung di pinggir ranjang memikirkan hal-hal yang akan terjadi kedepannya. Jam sudah menunjukkan pukul 22:18 malam.
"Aku gak mau ninggalin kalian semua, tapi aku juga udah capek, ini sakit, sakitt banget, Kaila gak tau hidup Kaila sampai kapan tapi saat itu tiba Kaila harap semua tetap bahagia dengan semestinya" gumam Kaila memegang kepalanya menahan rasa sakit yang tiba-tiba datang. Rasanya seperti ada batu yang menghantam kepalanya dengan kuat hingga sakit yang amat menyiksa.
Lama sakit itu tak kunjung hilang Kaila mengambil obat dan meminumnya tergesa-gesa. Berbaring ke kasur berharap sakitnya hilang hingga ia terlelap dengan air mata yang mulai mengering.
Bohong jika Kaila tidak takut dengan penyakitnya, karena nyatanya setiap malam ia selalu di hantui rasa takut jika ia tiba-tiba akan pergi meninggalkan semua orang-orang yang ia sayang.
Dan Arsen, memikir tentang itu Kaila rasa Arsen pasti tidak akan merasa kehilangan dirinya, Kaila tau itu walaupun perasaan sesak di dadanya.
Tidak ada yang tau tentang hal ini kecuali keluarga Kaila sendiri. Ia tidak ingin menambah beban orang lain dengan ceritanya walaupun ia tidak yakin dengan hal itu. Kaila juga tidak ingin di kasihani jadi ia memutuskan untuk menyembunyikannya.
Kaila memang telah mengidap kanker otak stadium 2 lanjut dan beberapa minggu lalu dokter Sela mengatakan bahwa kanker otak yang di deritanya mulai memasuki stadium 3 karena ia yang menolak untuk penganan awal dan kemoterapi.
Hidup dengan ketergantungan obat sudah sangat menyiksa Kaila apalagi dengan kemoterapi.
Biarlah hidupnya sepertinya ini mengikuti alur kemana ia akan berlabuh mungkin ketempat yang jauh hingga tak tergapai atau entah kemana ia hanya pasrah kepada Tuhan bahwa semua yang akan terjadi kedepannya pasti yang terbaik.
Nyatanya tidak ada yang baik-baik saja.
*****
🍁🍁🍁
GIMANA MENURUT KALIAN?
LANJUT GAK?
jangan lupa vote yah :)
👉👈
756 words
.
.
.
___Thia09___
![](https://img.wattpad.com/cover/276374347-288-k555638.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sampai Menutup Mata (Hiatus)
Romantizm🍁🍁🍁 Biar gak ketinggalan update follow sebelum baca 👌 ___________________****___________________ Gadis cantik berwajah imut nan menggemaskan, mata yang indah tapi tidak dengan kehidupannya. Ia sakit bukan hanya fisiknya tapi juga batinnya. Berha...