Getou Suguru. Ryomen Sukuna. Mereka sangat terkenal di kalangan masyarakat kota Tokyo. Karena keahliannya yang mampu menyelesaikan kasus kejahatan dengan sempurna. Menjadikan Suguru mendapatkan jabatan paling tinggi hanya dalam waktu yang singkat. Tapi itu semua sepadan dengan prestasinya yang berprofesi di bidang kriminalitas. Getou Suguru, di usianya yang saat itu 21 tahun, menyelesaikan lebih dari 200 kasus kejahatan kriminal, menjadikannya sebagai kepala polisi Departemen Kepolisian Metropolitan Tokyo termuda. Diikuti Ryomen Sukuna sebagai wakilnya. Yang juga tak kalah berprestasi menjadi rival Suguru. Pelantikan mereka adalah hal yang paling ditunggu banyak orang. Mengingat mereka sangat baik dalam memberikan pelayanan.Menurut tanggapan masyarakat, Getou Suguru sangat pantas mendapatkan jabatannya. Terbukti tingkat kasus kriminal menurun drastis sejak ia menjabat sebagai kepala polisi. Tak lupa juga Ryomen Sukuna, yang selalu membantu Suguru, dan terkadang menggantikan posisinya dalam misi tertentu.
Namun, baru 6 bulan mereka menjabat. Sukuna tiba tiba dipanggil oleh salah satu lembaga penelitian jepang yang melaksanakan pertemuan secara rahasia. Sukuna diundang masuk ke dalam laboratorium tak dikenal yang terdapat di Osaka. Saat duduk di suatu ruangan, ia melihat seorang laki-laki dengan tinggi kira kira 5,9 kaki dengan setelan jas laboratorium lengkap dengan masker dan sarung tangan. Dengan penampilan mata sipit dan rambut pirang kekuningan serta ujung rambut yang hitam.
"Kenapa aku diundang ke tempat seperti ini? Dan siapa kau?" Tanya Sukuna mencurigai tindakan orang yang ia temui.
Sang lawan bicara, melepaskan masker medis, menunjukkan seluruh parasnya. "Aku Profesor Zenin, Zenin Naoya."
Setelah perkenalan singkat mereka, Naoya mengungkapkan apa yang ia inginkan dari Sukuna, termasuk membocorkan informasi tentang laboratorium dan riset yang sedang ia teliti.
"Maka dari itu.. Tuan Ryomen, kami butuh bantuanmu."
Sukuna hanya diam kaku mendengar penjelasannya. "Tidak! aku tidak akan melakukan pekerjaan semacam itu. Kau kira kau bicara dengan siapa? Polisi biasa? Aku adalah wak-."
"AHAHAHAHAHAAHAHA." Tawa Naoya memotong ucapan Sukuna. Membuat wajahnya terlihat naik pitam sekaligus kebingungan. "Padahal bukan pemimpin utama, kenapa kau terlihat sangat berkuasa?" Imbuh Naoya.
Sukuna menyatukan alis. Rahangnya kaku menahan amarah.
"Sadarilah posisimu, Tuan Ryomen. Kau-"
BRAKKK!!!! "AKU KELUAR DARI SINI SEKARANG." Teriak Sukuna menggebrak meja. "AKU MUAK DENGAN CELOTEHANMU, WAJAHMU, SETIAP INCHI DARIMU!." Sambungnya berteriak menunjuk ke arah ilmuwan itu.
"Wah wah wah..." Ucap Naoya melihat punggung Sukuna mulai menjauh.
"... padahal aku bisa memberimu kekuasaan yang tertinggi." Gumam Naoya.Tiba-tiba saja, Sukuna yang sudah memegang gagang pintu ruangan terjeda begitu saja. Kepalanya memutar kembali apa yang baru saja Naoya ucapkan. Kekuasaan tertinggi? Apa itu mungkin...
"Tunggu!" Seru Sukuna. Naoya yang hampir saja kembali masuk ke ruangannya juga harus terjeda aksinya. Mereka berdua sama sama berhenti di depan ambang pintu ruangan masing-masing.
"Apa maksudmu... Kekuasaan yang tertinggi." Tanya Sukuna membuka suara.
Naoya tertawa geli. "Hmmm, pendengaranmu tajam juga."
"Kekuasaan yang tertinggi... Entahlah setiap orang pasti berbeda memaknainya. Bagaimana dengan dirimu? Sukuna? Apakah kau sudah berada di 'Kekuasaan yang tertinggi' itu? Atau kau masih mencari apa arti 'Kekuasaan tertinggi' itu?"
Sukuna terdiam. Perkataan profesor bermata rubah itu seakan menamparnya ratusan kali. Kekuasaan yang tertinggi. Sukuna tidak memiliki kekuasaan semacam itu. Bukan. Bukan tidak. Tapi belum. Sukuna kembali memutar ucapan pria itu, kemudian mengaitkan dengan susunan kata yang barusan ia tanyakan.
![](https://img.wattpad.com/cover/264506268-288-k828667.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Find Your Way Home. SuguSato AU
FanfictionKabur dari rumah, tinggal di tempat terbengkalai di Tokyo, dan membaur menjadi masyarakat biasa adalah lembaran baru yang ditulis seorang mantan kepala polisi di departemen kepolisian metropolitan kota Tokyo. Suguru Getou merasa itu satu-satunya car...