You Owe Me A Fight / Chapter 22

520 65 11
                                    

"Yuta! Terimakasih, aku minta maaf telah merepotkanmu." Ucap Satoru pada pemuda yang masih mengatur nafas. Kini mereka bersembunyi dan menghindar cukup jauh.

"Tidak apa-apa Gojo-san. Syukurlah aku tidak datang terlambat. Aku telah menemukan diskanya di ruang operasi. Aku rasa masih tidak ada seseorang yang mengutak-atik isinya." Yuta memberikan diska itu, dan Satoru dengan senang hati menerima.

"Benarkah? Aku sangat berhutang padamu. Terimakasih banyak!"

Pemuda itu membalas dengan anggukan. "Kita harus menghampiri Getou-sensei. Dia sempat mengkhawatirkanmu."

'Astaga, benar kata Yuta. Apakah dia baik-baik saja? Semoga hal yang dikatakan Sukuna itu tidak benar.'

"Gojo-san!" Teriakan Yuta membangunkan Satoru dari lamunan. "Kau baik-baik saja?" Sambungnya bertanya.

"Aku baik. Mari kita pergi ke Suguru!" Seru pemilik surai putih itu. kemudia keduanya berlari berdampingan, memastikan tidak tertinggal satu sama lain.

Dari informasi yang diterima oleh Yuta, Suguru sedang berada di lantai dua belas. Dia tidak menerima informasi lagi dari senseinya, ketika ia hendak berlari menjemput Satoru. Hilangnya dua jaringan komunikasi itu membuat Yuta langsung bergerak memeriksa keadaan mereka. Dan benar, Satoru dalam masalah yang sangat besar. Jika ia tidak datang di waktu yang tepat kemungkinan semua rencana dan misi telah kacau dan berakhir buruk.

Tangga menuju lantai ke dua belas telah di pijak. Mereka berkeliling di lantai itu dengan penuh waspada. Suguru sudah mengatakan bahwa ia akan menunggu di lantai tersebut, tapi mereka bahkan tak kunjung menemukan keberadaannya. Hilangnya komunikasi dengan Suguru juga membuat mereka sulit mencari.

Tapi, ketika tiga menit kemudian berlalu, mereka menemukan pertigaan di mana pada lorong samping nampak sebuah tubuh seorang penjaga tergeletak begitu saja. Yuta dan Satoru langsung mewaspadai tempat sekitar. Kemungkinan penjaga itu tak sadarkan diri. Mereka akhirnya memutuskan untuk mendekati, sembari mengecilkan volume suara dari langkah kaki.

Saat Yuta yang berada di depan mulai menyisakan jarak satu meter dari tubuh penjaga itu, pupil matanya bergerak pada sesuatu yang menarik perhatiannya. Satu, Dua, Tiga, mungkin lebih dari sepuluh, ah tidak, jumlah mereka sangat banyak. Tubuh para penjaga yang tergeletak dengan alasan yang belum diketahui menimbulkan rasa curiga. Itu adalah pemandangan paling mengerikan yang pernah pemuda itu saksikan. Pertanyaan muncul di dalam benak Yuta, manusia mana yang mampu menumbangkan orang sebanyak ini. 

"Yuta, Apa kau menemukan sesuatu?" Tanya Satoru, heran dengan sikap pemuda itu.

Bukannya menjawab, Yuta malah berlari cepat hingga berdiri tepat di titik tengah pertigaan. Disusul dengan Satoru yang membuntutinya dari belakang. Yuta sengaja melakukan hal itu, karena dengan aksinya, dia mampu menemukan pelaku yang telah menciptakan kekacuan seperti ini. Di tengah lorong ada seseorang berdiri membelakanginya dengan dikelilingi oleh tubuh-tubuh itu. Dia dibuat semakin merinding ketika ia memandang bagaimana jajaran tubuh para penjaga masih ada hingga ujung lorong.

"Suguru!" Seru si albino berlari tanpa basa basi ketika matanya langsung menangkap sosok Suguru disana. Yang di panggil menoleh dan membalikkan tubuh.

"Satoru!" Suguru turut berlari dan berakhir dengan pelukan. "Kau tidak apa-apa? Aku sudah bilang jangan berpisah dengan Yuta."

"Maaf. Maafkan aku. Aku juga mengkhawatirkanmu." Satoru mengeratkan lengan yang mengalungi pria itu, dan Suguru juga mempererat pelukan pada pinggang Satoru.

Di dalam pelukan itu, Suguru diam-diam memeriksa kondisi tubuh Satoru, seperti pergelangan tangannya yang terasa berbeda dengan tekstur kulit lain. Dia mengakhiri pelukan lalu melihat pada pergelangan tangan Satoru yang masih ia pegang. Dan benar, kulit pada area tersebut terlihat memerah. Bukan hanya itu, Suguru merasakan adanya bekas lilitan di kedua tangan si albino.

Find Your Way Home. SuguSato AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang