A Little Lamb and A Tame Wolf / Chapter 21

526 70 12
                                    

Satoru dan Yuta berlari bersebelahan, keduanya saling mengatur kecepatan lari mereka agar tetap dalam posisi sejajar. Mereka telah meninggalkan Suguru jauh di belakang dan kini mereka harus melakukan pencarian dengan cepat. Tentu mereka tidak ingin hal buruk terjadi pada Suguru mengingat dirinya hanya seorang diri.

"Yuta!" Panggil Satoru. Yuta hanya menoleh. "Apakah kau tahu dimana mereka pertama kali membawaku saat aku tiba di tempat ini?"

"Seingatku kau langsung ditempatkan di ruang operasi. Tapi terakhir kali aku melihat Profesor Zenin membawa sesuatu ke kamar tidurmu... aku rasa itu pakainmu, Gojo-san!"

"Itu dia, kita akan berpencar."

"Berpencar?" Yuta merasa ragu dengan pendapat Satoru. "Apa Gojo-san yakin? Bagaimana jika Geto-sensei mengetahui jika kita-"

"Jangan beritahu dia!" Potong Satoru segera. "Aku juga mengkhawatirkan Suguru. Jadi kita berpencar untuk menyingkat waktu." 

Yuta mengangguk paham. "Kalau begitu, tolong jaga dirimu Gojo-san. Apabila kau membutuhkan sesuatu, aku akan langsung berlari ke tempatmu."

"Berhati-hatilah!" Kalimat itu menjadi perpisahan Satoru dengan Yuta ketika menemukan pertigaan di depan. Yuta berlari ke kiri, sementara Satoru mengambil jalan ke kanan. Dia akan pergi menuju kamarnya, mengabaikan kakinya yang terasa sakit sejak tadi. Kamarnya terletak dua lantai di bawah. Oleh karena itu dia harus berlari secepat mungkin. Tangga dituruni olehnya yang langsung mengantarkan dirinya ke sebuah koridor. Hanya butuh waktu tempuh setengah menit untuk berada tepat di hadapan pintu kamar. Menuruni dua lantai dengan berlari ternyata sangat melelahkan. Satoru sampai harus menekuk kedua lutunya dan menggunakan tangan kanan untuk bersandar pada dinding. Dadannya naik turun, dan pengelihatannya sedikit memburam. Mengambil istirahat sejenak mungkin bukan sebuah masalah.

'Ini aneh. Kenapa tidak ada penjaga sama sekali. Setidaknya aku dapat kesini tanpa memakan banyak waktu.' Batinnya sembari menstabilkan nafas yang terengah-engah. 

"Yuta! Aku sudah sampai di kamarku. Aku akan segera kembali." 

Tidak ada respon.

"Yuta?" Satoru mencoba memanggilnya lagi. Tapi hasilnya tetap sama.

Earpiece berukuran kecil itu lalu ia lepas dari telinga. Mencoba untuk mencari apa masalah yang terjadi pada benda itu. Dan ya, pantas saja. Lampu indikatornya berwarna merah. Yang berarti tidak ada sinyal yang cukup untuk menghubungkan komunikasi mereka kembali. Tapi entah sejak kapan sinyal di dekat kamarnya hilang bagaikan diterpa angin. Seingat Satoru, kamarnya merupakan salah satu spot dengan sinyal terkuat di laboratorium ini. Walaupun begitu, Satoru tetap menyimpan benda itu di saku jas lab yang masih ia kenakan.

Kehilangan komunikasi berarti Satoru harus bergerak lebih cepat lagi. Tanpa basa-basi dia membuka pintu kamar. Tidak dikunci. Dan hawa dingin dari kamar langsung mengenai kulit. Dia lalu menekan tombol lampu pada dinding agar cahaya menerangi isi ruangan. Dua minggu berlalu dia sudah tidak menempati kamarnya. Rasanya sedikit rindu, tapi Satoru lebih rindu kebebasan. Seluruh barang ternyata masih terletak sama seperti ketika Satoru meninggalkan tempat ini. Sepertinya memang tidak ada yang merawat kamarnya setelah ia benar-benar menghilang.

Satoru melangkah masuk dan matanya mencari dimana Naoya meletakkan pakaian yang ia kenakan pagi tadi. Jika Naoya tidak memeriksa apapun pada pakaiannya itu, maka seharusnya diska itumasih ada di saku celana. Tangannya kini tak berhenti mengurai semua benda yang ada di lemari maupun rak. Walau dia sedikit terganggu oleh debu yang kadang bertebangan. Bukan hanya itu, Satoru juga melihat pada kolong lemari, ranjang dan sebagainya. Jika ia tidak menemukan benda itu disini, setidaknya dia harus mendapatkan sebuah petunjuk. Dia tidak mau perjalanannya kemari sia-sia dan hanya membuahkan tangan kosong.

Find Your Way Home. SuguSato AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang