Everything is wrong / chapter 11

668 76 8
                                    

Dering ponsel membuat meja berbahan kaca itu ikut bergetar. Menghasilkan dua suara yang beradu kerasnya satu sama lain. Nada ponsel, dan getaran pada meja. Tentu saja, daun telinga akan dengan mudah menangkap suara itu. Tak cukup lama, sebuah tangan yang menjadi pemilik ponsel mengangkatnya. Mata merahnya lalu membaca nama yang muncul pada layar. Lebih tepatnya, nama salah satu bawahannya. Yang sekitar satu jam yang lalu ia tugaskan untuk sebuah pengepungan.

Berita baik atau berita buruk. Dua hal yang kini menjadi asumsi dalam kepala Sukuna. Tapi untuk memastikan, tentu saja Sukuna harus menerima panggilan itu terlebih dahulu.

"Ya?" Respon pria itu singkat mengawali. Dari seberang terdengar sangat ramai dan riuh. Suara sirine mobil menyala dan klakson kendaraan yang saling bersahutan. Lalu terdengar suara pria merespon kembali dari sana.

"Oh, mereka kabur dari pengejaran kalian? Bagaimana dengan pelakunya?"

Si bawahan lalu menjelaskan panjang lebar.

"Ah begitu rupanya... Tidak, tidak perlu minta maaf karena melakukan pengejaran tanpa perintahku. Hal yang terpenting kita sudah tahu target mana yang akan kita kejar. Lebih baik kalian sekarang bereskan dahulu semuanya. Aku akhiri."

Tut!

Seringai terukir di wajah ketika ia mengakhiri percakapan itu. Merasa puas dengan laporan dari bawahannya–walau sedikit melenceng dari rencana mereka yang melakukan aksi kejar-kejaran.

Sampel rambut yang ia temukan di mobil Suguru memang diketahui sebagai milik Gojou Satoru. Hal itulah yang memperkuat keyakinan Sukuna untuk melakukan penyelidikan langsung ke lokasi. Namun hal tidak terduga terjadi. Bukannya bertemu dengan Suguru, para anak buah Sukuna malah langsung bertemu dengan mangsa utama mereka, Gojou Satoru.

Dan Sukuna hanya dapat bertepuk tangan, kagum dengan betapa menariknya kasus yang akan ia tangani. Bahkan masih berjalan sampai detik ini.

Seorang mantan kepala polisi kota Tokyo... bekerja sama dengan manusia albino yang kabur dari laboratorium. Dari ratusan kasus, hanya kasus inilah yang dapat kembali membakar semangat Sukuna. Tidak ada hal lain, kecuali Getou Suguru yang membuat kasus kali ini menjadi menarik baginya.

"Maaf.." Suara lemah itu datang tak jauh dari hadapan pria bersurai merah jambu itu.

Sukuna menyandarkan tubuhnya dengan santai. "Ah, maaf. Sangking semangatnya aku jadi lupa bahwa kau ada disini." Tangannya lalu meraih keripik kentang yang sedari tadi menganggur di meja.

"Soal malam kemarin..." Sukuna menjeda, agar bisa memakan camilannya. "Kenapa... bidikanmu bisa meleset. Okkotsu." Tanya Sukuna lanjut mengunyah keripik itu.

Okkotsu Yuta, Anggota baru yang direkrut sekitar tiga bulan yang lalu.
Kini berada di ruangan hanya dengan sang atasan yang diam mempersilahkan dirinya untuk menjawab pertanyaan yang diajukan. Suasana ruangan kembali memasuki keadaan serius setelah Sukuna mengabaikan kehadiran Yuta untuk menjawab panggilan dari anak buahnya. Apalagi setelah Yuta menyela dengan menyebutkan kata "maaf", dia membutuhkan keberanian yang kuat hanya untuk sebuah kata itu.

Bibir kering pemuda itu lalu membuka. "Aku.. aku tidak bisa melakukannya." Lidah pemuda itu terasa kaku untuk berbicara.

Sukuna mengernyitkan dahi. "Hm? Imbalanmu kurang? Kau setidaknya memerlukan jabatan yang lebih tinggi lagi jika kau ingin lebih.."

"Tidak..bukan. Aku tidak sedang membicarakan hal itu. Aku, aku terpaksa."

"Bicaralah yang jelas kepada pemimpinmu!" Sukuna naik pitam.

Yuta mencondongkan badannya. Mencoba mencari posisi senyaman mungkin untuk mengeluarkan pertanyaan terlarang yang bersarang sejak seminggu yang lalu. Pertanyaan yang sangat berisiko, sehingga pemuda itu bahkan sudah siap apabila Sukuna memberikannya bogem mentah di wajah.

Find Your Way Home. SuguSato AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang