TQ • MUNDUR

417 16 0
                                    

"Siapa yang mengajarimu berbicara seperti itu ha?!" tanya Nicholas dingin dan datar.

"Maksudnya?" tanya Putri bingung dengan pertanyaan yang di lontarkan oleh Nicholas tersebut.

"Siapa yang mengajarimu berbicara kasar, memaki, membentak, dan menpaikkan nada bicara pada orang tua ha?!" tanya Nicholas dingin.

"Tidak ada," jawab Putri sinis.

Mendengar jawaban Putri tersebut membuat Nicholas berdecih sinis.

"Tidak ada atau kamu tidak ingin jujur eh?" tanya Nicholas sinis.

"Apa maksud Om?!" tanya Putri sinis dan sedikit menaikkan nada bicaranya.

"Kamu jadi seperti ini karena pengaruh Rose dan teman-teman urakan laki-lakimu itu bukan?" tebak Nicholas sinis membuat Putri menatap Nicholas tajam.

"Kenapa Om bisa ngomong gitu ha?!" pekik Putri tidak terima.

"Lah memang benar bukan?! Semenjak kamu berteman dengan Rose dan gerombolan lelaki urakan itu kamu jadi kasar bukan?! Kemana tata krama yang di ajarkan ha?! Sejak kapan keluarga kita bertingkah urakan dan memalukan seperti Rose dan teman-teman laki-lakimu itu?!! Yang parahnya kamu juga mulai seperti mereka!!" ucap Nicholas membuat Putri memandang Nicholas dengan tatapan tidak percaya.

"Dengar Om!! Mereka semua Rose, Bagas, Candra, Arka, dan Gilang mereka justru ngejaga aku!!! Ga ngerusak aku sama sekali apalagi sampe ngejerumusin aku ke hal yang ga-ga," jelas Putri datar dan sinis sembari menatap kedua bola mata Nicholas dengan tajam.

Setelah menguncapkan itu Putri menghela napas kasar dan kemudian melanjutkan lagi ucapannya setelah Putri sudah bisa menguasai dirinya tanpa emosi sama sekali.

"Terserah Om pandangan Om gimana sama mereka tapi inget jangan minta bantuanku kalau Om sadar apa yang selama ini Om rasakan itu cinta," ucap Putri datar.

"Di ancam apa kamu sampai sebegitunya meminta Om cinta sama gadis urakan itu he? Atau di iming-imingi uang? Barang brand?" ucap Nicholas meremehkan.

"OM NICHOLAS!!" geram Putri dengan gigi bergelatuk karena emosi.

"Kenapa? Benarkan apa yang Om omongin? Kalau gitu Om minta jauhin Rose gadis urakan memalukan itu pergi jauh dari Om dan Om akan kabulin apa yang kamu mau," ucap Nicholas remeh.

"Terserah apa yang Om omongin!! Yang jelas aku kesini cuma mau ngasih keperluan Rose di dalem kotak, misi," pamit Putri kemudian pergi meninggalkan Nicholas sendirian di ruang kerjanya.

Melihat Putri yang segera keluar dengan cepat Rose berlari ke kamar yang tadi ia tempati dan berlagak seperti saat ia tertidur tadi. Dan tak selang berapa lama Rose merasakan tangannya di tusuk sesuatu. Dan saat Nicholas beranjak Rose membuka kedua bola matanya.

Flasback off

Mendengar penjelasan dari gadis itu membuat Nicholas berdecih sinis karena ia sama saja seperti ular-ular di luar sana.

"Kalau sudah tau jadi pergi sekarang!!" usir Nicholas yang di jawab gelengan oleh Rose.

"Sehari aja maksudku sampai besok pagi aku mau rasain jadi cewenya Om terus aku janji ga bakal deketin Om dan turuti apa permitaan Om buat lupain semua ini dan kalau ga sengaja ketemu pura-pura ga kenal," ucap Rose.

Nicholas memandang Rose datar namun, melihat binar permohonan dari Rose akhirnya ia mengacak-acak rambutnya secara kasar dan memandang Rose tajam.

"Oke!! Tapi perlu anda garis bawahi jika anda ingkar janji maka nyawa anda taruhannya," ucap Nicholas.

Mendengar ucapan Nicholas yang menyetujui permintaannya membuat Rose tersenyum cerah. Ya walau dia tau kebahagiaannya saat ini hanya kesemuan semata. Ketika langit berganti cerah maka semuanya sudah berubah.

"Iya aku paham Om," ucap Rose lembut.

"Aku mau Om manjain aku dan lakuin aku layaknya aku ratu di hati Om," ucap Rose.

Benar saja, semalam itu Rose benar-benar di perlakukan bak ratu dan membuat Rose bahagia ya walau Rose tau hanya sementara.

Ketika jam menunjukkan pukul empat pagi Rose bangkit dari kamar tamu dan berjalan mengendap-endap menuju kamar Nicholas. Ketika sampai di depan kamarny Rose membuka dengan sangat pelan dan penuh kehati-hatian pintu kamar Nicholas.

Senyum hangat terbit di bibir Rose kala mendapati wajah polos Nicholas yang sedang tertidur.

"Jika kamu jodohku maka sebesar apapun kamu menentang takdir tapi takdir tidak bisa berubah tapi jika kamu bukan jodohku aku hanya bisa berdoa dan berharap kamu mendapatkan perempuan yang layak untuk mendampingimu," lirih Rose.

Setelah memandangi wajah Nicholas selama lima menit akhirnya Rose bangkit dari kamar Nicholas dan berjalan menuju rumahnya.

🍒🍒🍒

"Kevin," panggil Rose lembut membuat Kevin sang adik yang sedang belajar berjengit kaget.

"A-apa?" tanya Kevin gugup.

"Makasih," ucap Rose kemudian mencium pipi Kevin membuat Kevin kebingungan sendiri.

Alasannya kenapa ia dapat memaafkan Kevin karen Putri menjelaskan semuanya lewat chat saat Putri di rumahnya dan apa saja isi pembiacaraan meraka dan memberi bukti tangkap layar yang membuktikan jika Kevin memanggil Putri walau hanya beberapa detik saja dan tidak lebih dari lima menit tak hanya itu Putri juga bercerita jika Bagas, Candra, Arka, dan Gilang menanyakan kabarnya pada Putri.

"M-makasih buat apa?" tanya Kevin yang di jawab gelengan oleh Rose.

"Can i hug you?" tanya Rose yang di jawab anggukan oleh Kevin.

"Come here!!" ucap Kevin sembari merentangankan tangannya dan langsung di sambut hangat oleh Rose.

"Ada apa hm?" tanya Kevin yang di jawab gelengan oleh Rose.

"Ciee adek gue yang diem-diem perhatian!! Ihirr," goda Rose.

"M-maksud lo apa sih?!" tanya Kevin kesal.

Langsung saja mengalirlah cerita dari mulut Rose mengenai apa yang di lakukan Kevin dan Putri.

Flasback on.

"Jadi ada apa lo nyuruh gue kesini? Btw dimana Rose? Tadi kagak masuk dia," ucap Putri sembari memandang Kevin dan Ivan.

"Nih," ucap Kevin sembari memberikan kotak yang diisi kebutuhan Rose.

"Apa ni?" tanya Putri sembari menaikkan salah satu alisnya.

"G-ga mungkinkan kalau lo suka sama gue?!" pekik Putri membuat Kevin memandang Putri datar dan Satria yang memutar kedua bola matanya malas.

"Lo gila heh?" tanya Satria malas.

"Ini keperluan Rose sampe besok pagi, tolong anterin ke rumah Om lo," jelas Kevin.

"Om gue? Om Nicholas maskud lo?" tanya Putri sembari mengernyit bingung.

"Iya," jawab Kevin dan Satria datar.

"Berarti lo berdua nelpon gue suruh ngasihin nih keperluan Rose ke rumah Om gue?" tanya Putri tidak percaya.

"Salah," jawab Satria membuat Putri dan Kevin mengernyit bingung.

"Salah? Dimana salahnya? Kalau bukan itu terus apa?" tanya Putri.

"Yang bener kita nelpon lo buat nganterin kebutuhan Rose ke rumah sebelah lebih tepatnya rumah Om lo yang namanya Om Nicholas," jawab Satria.

TBC
SEMARANG,23 JULI 2021

Te Quiero [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang