TQ • EPILOG

1.6K 45 8
                                    

"Dok gimana keadaannya?" tanya Putri ketika dokter keluar dari ruangan Rose.

"Benturan di kepalanya membuatnya pusing sehingga mengakibatkan pingsan dan ada beberapa luka kecil di kepalanya dan saya sudah membersihkannya juga memperbannya, pasien sudah bisa di bawa pulang ketika sadar nanti," jelas dokter itu.

"Makasih dok!!" ucap Putri Bagas, Candra, Arka, dan Gilang secara bersamaan.

"Lo pada aja yang samper gue sama Candra mau bayar dulu," ucap Gilang.

🍒🍒🍒

Tiga puluh menit kemudian akhirnya Rose sadar dan langsung memegang kepalanya yang berdenyut hebat.

"Dimana?" tanya Rose.

"Rumah sakit terdekat," jawab Putri.

"Anter gue balik," ucap Putri yang di jawab anggukan oleh Rose.

Mereka juga tidak membuat pusinh Rose karena mereka tidak ingin memperkeruh suasana dan membuat kepala Rose semakin pusing.

🍒🍒🍒

Saat pulang memang banyak pertaanyaan beruntun dari kedua orang tuanya dan kedua adiknya namun, yang menjelaskan adalah Putri, Bagas, Candra, Arka, dan Gilang. Sedangkan Rose sudah naik ke atas untuk beristirahat.

Pagi harinya Rose tidak sekolah karena hari Sabtu dan Rose sekolah hanya lima hari. Di hari sabtu yang agak siangan ini dirinya baru bangun dan berjalan turun ke bawah.

"Pagi semuanya!!" teriak Rose dengan riang.

"Pagi, itu kepala kamu masih pusing? Minum obat dulu ya eh tapi makan dulu deh," ucap Mama yang di jawab anggukan oleh Rose.

"Menang siapa Ros?" tanya Papa.

"Menang Rose dong!!" jawab Rose sembari tersenyum penuh kemenangan.

Melihat itu Mama hanya bisa menggelengkan kepalanya.

🍒🍒🍒

Sore hari sekitar pukul empat Rose ijin ke taman yang tak jauh dari sana dengan menggunakan celana selutut dan kaos oversize dan jangan lupakan perban di dahinya membuatnya sangat mencolok.

Saat Rose tengah asik bermain ponsel dan duduk di salah satu bangku taman yang tersedia. Awalnya ia tidak perduli ketika ada laki-laki yang duduk di sebelah bangkunya. Namun, ketika laki-laki itu berbicara Rose seketika menegang di tempat.

"Baruku tinggal sebulan kepalamu sudah di perban, berbuat kenakalan apa kamu?" tanya Nicholas lembut yang bahkan mengganti kata saya menjadi aku dan anda menjadi kamu.

Rose menoleh dan mendapati wajah tampan Nicholas membuat napas Rose tercekat.

"Om Nicholas?" panggil Rose dengan bingung di balas senyuman manis dan elusan di kepala Rose.

"Ya ini aku," balas Nicholas.

Setelah itu tidak ada yang berniat untuk membuka percakapan sama sekali. Mereka berdua sama-sama terdiam hingga akhirnya Nicholas mengeluarkan suaranya untuk memecah keheningan.

"Ada apa dengan kepalamu?" tanya Nicholas.

"Gapapa kok cuma biasa kenakalan remaja," jawab Rose sekenanya dan mencoba rileks.

"Ngapain kamu bisa sampe di perban gitu?" tanya Nicholas.

"Tawuran," jawab Rose pada akhirnya.

"Tawuran? Maksudnya?" tanya Nicholas ya walau sebenarnya ia sudah paham tapi ia ingin memperpanjang percakapan ini.

"Ya lagi tawuran sekolah gitu, awalnya sih lancar-lancar aja ga ada masalah dan memang dari awal sudah terlihat jika sekolahku yang akan menang dan benar saja sekolahku yang menang. Tapi waktu mau menang aku kurang fokus," jelas Rose.

Te Quiero [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang