TQ •DATA DIRI

284 20 0
                                    

Setelah menguncapkan itu Putri menghela napas kasar dan kemudian melanjutkan lagi ucapannya setelah Putri sudah bisa menguasai dirinya tanpa emosi sama sekali.

"Terserah Om pandangan Om gimana sama mereka tapi inget jangan minta bantuanku kalau Om sadar apa yang selama ini Om rasakan itu cinta," ucap Putri datar.

"Di ancam apa kamu sampai sebegitunya meminta Om cinta sama gadis urakan itu he? Atau di iming-imingi uang? Barang brand?" ucap Nicholas meremehkan.

"OM NICHOLAS!!" geram Putri dengan gigi bergelatuk karena emosi.

"Kenapa? Benarkan apa yang Om omongin? Kalau gitu Om minta jauhin Rose gadis urakan memalukan itu pergi jauh dari Om dan Om akan kabulin apa yang kamu mau," ucap Nicholas remeh.

"Terserah apa yang Om omongin!! Yang jelas aku kesini cuma mau ngasih keperluan Rose di dalem kotak, misi," pamit Putri kemudian pergi meninggalkan Nicholas sendirian di ruang kerjanya.

Sepeninggal Putri terdengar helaan napas kasar. Siapa lagi kalau bukan Nicholas pelakunya. Ia menghela napas kasar sembari memijat pangkal hidungnya yang pening.

Perlahan Nicholas bangkit menuju kotak berukuran sedang itu dan membukanya. Di dalamnya terdapat cairan infus yang tersisa setengah lebih kemudian ponsel, pakaian tidur, handuk, minyak telon, dan dalaman Rose.

"Kenapa ada infus?" tanya Nicholas pelan.

Kedua kaki Nicholas melangkah masuk ke dalam kamarnya dan dengan cepat meneliti kedua tangan Rose. Akhirnya ia paham jika gadis di hadapannya ini melepas infusnya.

Nicholas bangkit menuju rak penyimpanan yang berada tak jauh dari tempat tidur dan mengambil keperluan infus. Kenapa Nicholas bisa punya karena waktu itu Rocky di rawat dan Nicholas lah yang menggantikan cairan infus tersebut jika habis.

Setelah selesai memasang infus tersebut Nicholas bangkit dan beranjak menuju ruang kerjanya. Seperti biasa jika dirinya mulai kalut dan sedang frustasi maka Nicholas akan menenggelamkan dirinya ke dalam berkas-berkas perusahaan hingga lupa waktu.

Sepeninggal Nicholas perlahan kedua bola mata Rose terbuka dan memandang sendu pada pintu kamar Nicholas yang tertutup. Kemudian perlahan pandangannya beralih dari pintu kamar Nicholas menjadi tangan yang di infus. Terbit senyum manis dan pipi merona di wajah cantik Rose.

"Biarin gue rasain kek gini untuk sementara waktu sebelum berubah," gumam Rose dan memutuskan untuk tidur.

🍒🍒🍒

Di dalam ruang kerja, Nicholas sama sekali tidak bisa fokus pada kerjaannya. Bahkan dirinya berkali-kali mengacak-acak rambutnya secara kasar. Setelah banyak pertimbangan Nicholas memutuskan untuk menghubungi tangan kanannya Rocky.

Dan seperti biasa Rocky akan mengangkat panggilan Nicholas pada nada dering pertama atau kedua karena bagaimanapun walau mereka dekat urusan pekerjaan tetap berbeda.

"Halo ada apa?" tanya Rocky.

"Cari data gadis bernama Rose Kecilku," ucap Nicholas dingin.

"APA?!!" pekik Rocky terkejut hingga Nicholas sedikit menjauhkan telepon itu dari telingganya.

"Ma-maksud lo itu tadi lo nyuruh gue cari data lengkapnya Rose Kecilku? Cewe yang ngintilin lo kemana-mana? Yang ga lo akuin itu?" tanya Rocky bertubi-tubi.

"Hm," jawab Nicholas malas.

"Lah kenapa? Lo niat serius sama dia? Tapi kan waktu itu lo bi--"

"Lima menit ga lo kirim gaji lo bulan ini hangus," potong Nicholas kemudian mematikan panggilannya secara sepihak.

'Apa yang gadis itu lakukan padaku?' tanya Nicholas bingung dalam benaknya.

Karena hanyut dalam pikirannya ia tidak sadar jika ia larut sudah lebih dari lima menit dan email yang di kirimkan Rocky belum di baca sama sekali oleh Nicholas. Panggilan telpon dari Rocky membuat Nicholas tersadar.

"Hm?" tanya Nicholas dengan gumaman ketika panggilan itu tersambung.

"Gaji amankan?" tanya Rocky membuat Nicholas bingung dan melihat jam yang berada di dinding ruang kerjanya.

"Udah lebih dari lima menit dan lo belum ngirim sama sekali minta gaji aman? Mimpi aja," ucap Nicholas.

"SAPA KATA GUE BELOM NGIRIM?!! LIAT EMAIL!! UDAH GUE KIRIM!!" balas Rocky ngegas membuat Nicholas menjauhkan ponselnya dan masih terdengar suara teriakan Rocky.

Setelah selesai mengomel tanpa basa-basi Nicholas mematikan panggilan tersebut secara sepihak dan langsung membuka email yang di kirimkan oleh Nicholas.

Data diri :

Send a photo.

• Nama : Rose Kecilku.
• Umur : 17 tahun
• Tinggi : 155 cm
• Berat : 48 kg
• Jenis kelamin : perempuan.
• Anak ke : satu dari tiga bersaudara.
• Warna bola mata : biru.
• Warna rambut : coklat.
• Anak dari pasangan :
- Nathan Ricardo sebagai ayah.
- Abigail Emerson sebagai ibu.
• Nama adik :
- Kevin Rivano.
- Satria Pratama.
Toch if you want to read more...

Karena larut dalam membaca email tersebut hingga tidak sadar bahwa ada seorang gadis mungil yang tak lain dan tak bukan adalah Rose.

"Om sayang," panggil Rose membuat Nicholas tersentak.

"A-apa?" tanya Nicholas dengan sedikit gugup mungkin karena mencari tau data lengkap Rose yang bahkan Rose sendiri ada di hadapan Nicholas.

"Makan malam yuk, udah siap," ucap Rose lembut.

"Hm," balas Nicholas dingin.

Dirinya bangkit dan berjalan terlebih dahulu membuat Rose berdecak kesal dan ikut di belakangnya dengan sedikit berlari karena langkahnya yang tidak mampu mengimbangi langkah lebar Nicholas.

"Sayang tunggin aku dong!! Jan cepet-cepet!!" pekik Rose dengan suara sedikit serak karen batuk.

Nicholas berbalik dan entah kenapa seketika terkekeh geli dengan Rose yang menenteng infus dan sedikit berlari mengejarnya sangat imut. Rose yang melihat Nicholas terkekeh langsusng speachless dan senyum manis merekah lebar di bibir Rose.

"YEY!! AKHIRNYA BISA LIAT OM NICHOLAS TERKEKEH!! YEY!!" ucap Rose senang sembari melompat-lompat dan bertepuk tangan.

Mendengar ucapan Rose itu membuat Nicholas berdehem pelan untuk menormal ekspresinya dan menormalkan detak jantungnya yang menggila karena tingkah imut Rose.

"Diamlah dan turun!!" perintah Nicholas kemudian turun ke bawah yang disusul cepat oleh Rose.

"Malam semuanyaa," sapa Rose dengan senang dan tersenyum manis.

"Malam juga sayang," balas Yaya dengan senyum manis juga.

"Juga bintangku," ucap Nathan sembari mengedipkan sebelah matanya membuat Yaya dan Rose tertawa sedangkan Nicholas memandang datar Papinya itu.

"Sudah-sudah ayo makan," ucap Yaya kemudian mengambilkan makanan berserta lauk pauk untuk Nathan suaminya.

Melihat itu tiba-tiba sebuah ide muncul di otak kecilnya dan memandang Nicholas yang baru akan mengangkat piringnya untuk menaruh nasi. Dengan gesit Rose menarik piring Nicholas membuat Nicholas menggeram marah dan Yaya dengan Nathan yang menahan napas.

"Kembalikan," geram Nicholas dan memandang Rose datar.

"Ga bisa," ucap Rose sembari menggelengkan kepalanya.

"Pelaya--"

"Ga perlu!!" potong Rose cepat dengan sedikit memekik ketika Nicholas memanggil pelayan.

Nicholas menatap Rose datar dan dingin karena dengan beraninya dia memotong kalimatnya tadi.

TBC
SEMARANG,23 JULI 2021

Te Quiero [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang