5~

388 49 1
                                    

Sebagian orang percaya bahwa matahari yang terbit dari timur adalah waktu dimana dimulai nya sebuah harapan baru, kebahagiaan baru dan awal segala sesuatu yang menjadi pintu pembuka untuk hal yang tidak sama dengan hari kemarin. Segala sesuatu bisa berubah kapan pun.

Tanaka juga percaya hal itu hari ini. Serotonin ditubuh Tanaka pagi ini sepertinya sedang tinggi, bukan lain karena Setelah 2 hari dirawat, akhirnya dia diperbolehkan untuk pulang. Tentu dicampuri acara rengek merengek.

Saat pulang bersama keluarga besarnya dia langsung di wanti wanti oleh semua keluarga nya untuk tidak melakukan hal yang seharusnya dia hindari, dan di sarankan untuk istirahat saja dikamar. Daripada mendapatkan ceramah panjang dia menurut saja, masalah kabur nanti dipikirkan belakangan.

Dengan diantar oleh Juna dan Abi dia benar benar dikawal hingga masuk kekamar.

" Sudah sana istirahat saja" Juna membukakan pintu kamar, sementara Tanaka malah memandang kedua kakaknya dengan ekspresi wajah yang memelas plus menggemaskan.

" kenapa begitu?" Abi bingung dengan apa maksud adiknya itu hingga membuat ekspresi begitu

" Ayo temani aku kak" Tan menarik satu tangan dari masing masing kakaknya

" Hufft, sebenarnya aku sangat ingin tapi nanti kita dimarahi kak bara bagaimana?" Juna menjelaskan resiko yang harus diambil jika menurutinya

" Ayolah aku mohon"

" Oke oke" Abi pun menurut, dia tidak bisa menolak keinginan adiknya itu. Toh ini hanya menemani Tan saja, masalah kak bara dia bisa memberi penjelasan nanti. Mendengar Jawaban kakak kandungnya, Tan tersenyum begitu manis dan menarik tangan Abi segera. Abi masuk ke dalam kamar, akhirnya Juna juga ikut, tidak rela Jika Tan hanya bermain bersama Abi.

" aku ikut" Juna menahan pintu yang hendak ditutup oleh Abi

" kenapa kau ikut?! Sana pergi , nanti kena marah kak bara loh" ejek Abi pada Juna

" Chan tadi juga mengajak ku ya!"

" Ya sudah ayo masuk" ajak Tan lagi,

" Tuh, kau dengar kan? " ucap Juna didepan wajah Abi. Sementara Abi Yang kesal hanya memutar mata malas.

Akhirnya mereka masuk bersama Tan, ya mungkin sedikit membantu Tan agar tidak kembali merenung dan justru berujung stress karena teringat dengan kematian kedua orang yang mereka sayangi.

" Apa yang ingin kau lakukan?" Tanya Abi sembari menaruh perhatian pada rentetan komik dan buku lainnya dirak dekat sofa.

" Aku ingin .....mmmm" Tan mengetuk dagu nya , berpikir.

" Harusnya kau itu istirahat saja" Juna mengusap rambut hitam Tan, membuat buyar pikiran Tan

" Ishhhh, aku itu tidak mau sendiri an tau, aku akan see makin teringat Mama dan papa kalau dibiarkan berkeliaran dengan pikiran ku" Tan tertunduk, ya, dia sadar hal itu, sebenarnya dia mencoba belajar untuk ikhlas tapi terlalu banyak kenangan yang tersisa di setiap penjuru rumah ini.

" Ya sudah kau mau bagaimana? Hmm?" Abi Kembali mengulang pertanyaan dengan menaikkan alisnya

" Aku ingin jalan-jalan" ucap Tan padat singkat dan jelas

" Jalan jalan??" kedua kakaknya justru kaget mendengar jawabannya, dan saling melempar pandangan

" Ayolah kak , buat aku sesibuk mungkin agar aku perlahan bisa mulai ikhlas dan melupakan kesedihanku" Tan memohon agar dikabulkan

" Tapi Tan..."

" Eitsss kalian sudah berjanji ya akan mengabulkan permintaan ku, kemarin saat dirumah sakit, Jangan pura pura lupa ya" potong Tan sebelum Abi menyelesaikan perkataannya. Anak ini seolah sudah tahu apa yang akan dikatakan oleh kakaknya.

" Hufft, hari ini aku tidak bisa, aku ada jam di kampus setelah ini" Juna beralasan

" Alasan!!!" Tan tampak memanyunkan bibirnya

" tidak, sungguh aku ada jadwal, kau bagaimana kak Abi?" tanya Juna pada musuh nya itu

" Aku??? Aku ada pameran teman setelah ini, lalu pulang itu aku mau hunting foto" ucap Abi gugup, semoga dia tidak salah menjawab.

" Nah, aku ikut kakak saja ya, aku mohon" ekspresi wajah Tan persis seperti anak anak, bukan lagi remaja berusia 16 Tahun. Kalo sudah mengeluarkan jurus jitunya mana bisa ada yang menolak. Ditambah lagi janji yang sepertinya mereka sesali karena telah menyetujui nya.

" Baiklah, nanti siang aku akan berangkat. Kau harus bantu aku ya untuk meminta izin" pasrah Abi

" Oke oke" Tan mengangguk cepat, setuju.

" Ya sudah sekarang kau istirahat dulu nanti siang,jam 1 aku tunggu di bawah."

" Oke , siap komandan" anak itu mengangkat tangan kanannya memberi hormat.

Setelah itu mereka keluar, agar sang termuda bisa beristirahat. Kan bisa kena masalah jika tiba tiba dia sakit lagi padahal baru keluar dari rumah sakit.

Ketika tidur diperlukan untuk menjaga kesehatan, ketika makan dibutuhkan untuk menjaga kekuatan manusia, maka memberi rehat sejenak dengan berjalan jalan sebentar juga penting untuk menjaga suasana hati sekaligus menyegarkan pikiran. 









Tanaka TarachandraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang