23~

239 40 14
                                    

Ayah dan Halabeoji menatap Juna yang tampak membelingsut di dekat pintu. Pipinya Sudah basah terkena air mata yang setelah mendengar Perkataan win. Sementara win, masih menelfon beberapa rekan nya yang berada di rumah sakit untuk menanyakan mengenai stock darah sesuai dengan golongan darah Tan. Karena stock di rumah sakit ini juga sudah habis. Tapi tidak satupun jawab dari teman teman nya yang bisa melegakan hati Win.

" Win, kenapa Tan bisa sampai membutuhkan golongan darah lagi? Apa separah itu?" tanya Harsa

" Iya kak, aku tidak mengerti bagaimana dia bisa bisanya mengonsumsi gluten. Itu membuat anemia nya memburuk. Karena hal itu juga membuat zat besi Tanaka menurun dan membuat dirinya pendarahan begini." Ucap Win menyita perhatian seluruh keluarga nya disana

"Juna bisa kau jelaskan!" bentak Ayah. Tegang. Kondisi ini yang sedang memenuhi ruang itu semua mata mengarah ke Juna.

" Jadi, tadi Tan pergi kebazaar bersama temannya. Lalu aku mengawasi nya, dan temannya itu beberapa kali menawarkan makanan yang tidak bisa di konsumsi oleh Tan. Beberapa kali Tan menolaknya dan kemudian aku pergi kekamar mandi sebentar. Ketika temannya itu juga sedang pergi. Setelah aku kembali aku tiba tiba melihat Tan sudah melemah dengan burger yang tidak lagi utuh ditangan nya." Juna menceritakan ulang apa yang terjadi tadi

" Apa otakmu masih ditempat nya??" ucap Saga kesal

" Aku sudah memperingatkan dia sebelum aku pergi"

" Kenapa kau tidak menjelaskan saja semuanya kepada temannya itu sejak awal??" Tanya Harsa kali ini

" Aku tidak bisa" jawab Juna tertunduk

" Kenapa?" Halabeoji yang melirik kearah dirinya yang tidak bernyali

" Karena...Aku membuat kesepakatan dengan Tan Halabeoji" sesaat mulut Juna menjawab, Tangan Ayah sudah dulu membuat pipi kanannya panas dan memerah.

Bunda dan Halmeoni histeris melihat Ayah yang kalap kala itu juga. Sementara Bara dan Abi sama terkejutnya seperti Harsa dan Saga yang melihat sikap Ayah. Juna bahkan sadar dia mungkin bersalah besar dan bertanggung jawab atas itu makanya dia hanya terdiam sambil menahan perih di pipinya.

" Kesepakatan macam apa lagi yang kau buat!" bentak Ayah

" Aku hanya diminta mengawasi dirinya dari jauh, karena dia tidak ingin dianggap manja jika harus aku temani bahkan ketika dia ingin bermain. Aku sudah menolaknya, tapi aku terikat janji kepada nya saat dirumah sakit. Sama seperti kak Abi" jawab Juna takut

" persetan dengan Janji!!!! Seharusnya kau bisa membuat kesepakatan lain yang tidak membahayakan adik mu!! Apa kau sudah kehilangan fungsi otakmu?!" suara Ayah menggema di lorong rumah sakit.

" Ayah, sudah" ucap Bunda mengusap bahu ayah yang sedang emosi

" Sudah lah Hyung Joon, sekarang kau tenang kan dirimu. Besok kita cari anak itu" ucap Halabeoji yang mengendalikan anak kandungnya itu dengan dingin. Tekadnya kuat untuk menemukan Defka.

" Iya sayang, jangan terus menerus menyalahkan Juna. Pasti dia juga sudah memikirkan hal itu, sehingga berani mengambil keputusan ini. Tapi mungkin kehendak Tuhan berbeda dengan perkiraan kita" Halmeoni membantu bunda dan Halabeoji menenangkan hati Hyung Joon.

" Kalian sebaiknya pasang pemberitahuan atau sayembara untuk menemukan siapapun yang memiliki golongan darah yang sama dengan Tan. Siapa tau ada yang bisa membantu" titah Halabeoji kepada cucunya itu.

Sesuai dengan perintah Halabeoji, semua cucunya pun menyebarkan informasi ini kesemua orang, agar dapat segera menyelamatkan Tan secepatnya. 



 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tanaka TarachandraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang