9. Our Time

2.3K 226 9
                                    

Thanks buat yang udah baca
Semoga suka:)








Jaemin menyandarkan tubuhnya di dada bidang Jeno yang saat ini tengah memeluk dirinya dari belakang. Rasanya begitu nyaman hingga membuatnya betah dan tidak ingin membiarkan hal ini berakhir dengan cepat.

Dirinya ingin mengabiskan waktu bersama dengan matenya sepanjang hari ini, mengingat kemarin mereka tidak jadi menghabiskan waktu bersama karna keduanya yang tertidur hingga melewatkan jam makan malam.

Yeah, keduanya tertidur dan bangun di tengah malam karna merasa lapar, lalu tidur kembali setelah itu dengan Jeno yang tidur seranjang dengan Jaemin.

Tidak perlu berpikir Alpha itu akan berbuat macam-macam, karna pada dasarnya Jeno bukanlah Alpha mesum yang hanya memikirkan tubuh omega sebagai pelampiasan nafsu.

Dirinya begitu menghormati omega selama mereka pantas untuk di hormati. Jika tidak, jangan salahkan Jeno jika dirinya bertindak dengan tidak hormat pada omega itu.

Semua ada batasannya. Selama ia pantas untuk di hormati maka akan ada orang yang menghormatinya, tapi jika dia sudah tidak pantas untuk mendapatkan rasa hormat dari siapapun, jangan salahkan para Alpha yang akan memperlakukannya bak seorang jalang yang dapat di pakai sesuka hati tanpa harus repot-repot memikirkan tentang ikatan.

Jeno mengecupi puncak kepala Jaemin yang hendak memejamkan matanya lagi. Tentu saja Jeno tidak akan membiarkan hal itu terjadi, si manis itu baru saja selesai mandi beberapa menit yang lalu.

Alpha itu dapat mencium dengan jelas wangi sampo yang melekat di rambut halus nan lembut matenya itu. Tangannya membalik tubuh Jaemin menghadapnya. Memposisikan sang omega di atas pangkuannya.

Tangannya terulur, mengusap lembut pipi berisi Jaemin yang terasa begitu lembut di tangannya.

Sepasang mata tajam itu mengunci sepasang mata rusa Jaemin yang terlihat begitu indah terterpa cahaya. Semakin menambah pesona sang omega hingga membuat sang Alpha kembali jatuh dalam pesona matenya.

Perlahan namun pasti. Jeno mendekatkan wajahnya perlahan, sedikit memiringkan kepalanya ke samping hingga kedua belah bibir itu bertemu.

Saling menempel selama beberapa menit sebelum sang Alpha mulai menggerakkan bibirnya perlahan, memberi lumatan-lumatan lembut pada bibir plum matenya yang memejamkan mata menikmati ciuman mereka.

Kedua lengan Jaemin mengalung longgar di leher Jeno. Ikut menggerakkan bibirnya, membalas ciuman Alphanya.

Tubuh mereka semakin mendekat tanpa jarak dengan tangan Jeno yang sudah menyelusup masuk kedalam kaus oversize yang di pakai matenya. Mengelus sensual pinggang Jaemin yang mulai bergerak gelisah di atas pangkuan Alphanya.

Tangannya ia bawa meremat helaian rambut belakang Jeno, guna melampiaskan nikmat yang menderanya. Tidak peduli dengan kausnya yang tersibak menampilkan perut rata dan pinggang rampingnya.

Dirinya benar-benar buta akan kenikmatan yang di berikan Jeno padanya. Tidak merasa keberatan sedikit pun di kala tangan matenya memeta tubuh bagian atasnya di balik kaus.

Jeno mengabsen deretan gigi rapi Jaemin, membelai langit-langit mulut matenya hingga mengeluarkan leguhan-leguhan tertahan.

Ia memperdalam ciumannya dengan kedua tangan yang tengah meremas gemas dua bongkahan di bawah sana–setelah mengenyahkan segala macam halangan yang mengganggu.

Tangannya merambat turun, mengelus kerutan di bawah sana. Itu sedikit terasa licin, mungkin jika Jeno mendorong sedikit saja jarinya, itu akan—

"Mmhh" tubuh Jaemin berjengit kala merasakan sesuatu yang asing memasuki dirinya. Itu terasa seperti sesuatu yang panjang. Mungkin salah satu jari Jeno.

My Everything - NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang