23. Judgement day

289 32 0
                                    

Thanks buat yang udah baca
Semoga suka:))








Pusing. Park Jaemin terlalu pusing akan masalah yang muncul kala seluruh tubuhnya masih terasa sakit. Omega itu harus duduk beralaskan bantal empuk di atas kursi sembari menghela nafas jengkel, kesal akan kelalaian anak buah nya yang membuat pembantaian di pulau terdengar hingga ke telinga Chanyeol dan Baekhyun, membuat pasangan itu memberi hukuman tegas dengan menonaktifkan James selama beberapa waktu ke depan, pun dengan kekuasaan si bungsu yang di bekukan atas perintah kepala keluarga.

"Tidak berguna"

Jaemin merutuk dengan cemberut kecil di bibir, malas serta kesal sembari menatap salah satu anak buahnya yang menunduk dalam, tak berani menatap sang tuan yang kini kecewa akan kinerjanya yang buruk.

"Maafkan saya, Tuan Muda"

Hanya itu yang bisa Liam katakan, pun dengan kepalanya yang semakin menunduk dalam hampir bersujut di depan sang tuan yang hanya diam. Tak tertarik atau pun tergugah akan penyesalannya yang mendalam.

Semuanya sudah terlambat, nasi sudah menjadi bubur, hukuman sudah terlanjur di jatuhkan dan James sudah terlanjur di tarik dari sisi Jaemin demi membuat si bungsu sedikit berpikir akan keputusan yang akan dia ambil di masa depan.

"Aku tidak butuh omong kosongmu, aku butuh kinerjamu"

Jaemin memutar pena di tangannya dengan luwes, melirik sejenak Liam yang setia menunduk, menerima semua kritikan atau pun caci maki sang tuan akan kinerjanya yang mengecewakan.

"Ini yang pertama dan fatal" bungsu Park menghela nafas. "Kau terlanjur mengecewakanku di kesalahan pertamamu"

Jika bukan karna kebocoran informasi, mungkin Jaemin tengah bergelung nyaman dengan selimut dan bantal di atas tempat tidur, menikmati hari setelah semalaman di kuras hingga habis. Tidak menyisahkan sejengkal pun bagian yang tak terjamah bibir dan sentuhan mate nya.

Bagian bawahnya bahkan masih nyeri, begitu pun dengan bahu dan paha yang pegal sebab melayani nafsu besar sang serigala jantan yang menerkamnya. Tak membiarkan omeganya beristirahat sedikit pun hingga akhirnya terkulai lemas di atas kasur.

Harga yang harus di bayar atas tindakan ekstrim yang dia ambil, menempatkan sang belahan jiwa dan kakak kandungnya dalam bahaya selama berhari hari. Praktis membuat sang kepala keluarga berang akan tingkah si bungsu yang cukup kelewatan dengan melibatkan matenya sendiri.

Pasangan yang seharusnya di jaga dan di sayangi, justru di tempatkan ke dalam bahaya yang dapat mengancam jiwanya. Park Jaemin memang pantas mendapatkan semua hukumannya. Belum lagi hukuman dari Mark yang menantinya di mansion, yang akan menjadi pelengkap serta bagian akhir dari hukuman yang harus Jaemin jalani tanpa mengeluh.

Hingga sebuah ketukan pintu yang kemudian terbuka, terdengar di telinga Jaemin yang kini menatap diam, melihat dengan jelas Jio yang kini berdiri di depannya dengan dua bodyguard di belakang.

"Tuan, Tuan Muda Mark menunggu anda di mansion utama keluarga Park"

Jio menunduk sopan, menunggu Jaemin yang kini menghela nafas pasrah turun dari kursi dan berjalan mendekat, membiar dua bodyguard di belakang Jio kini mengambil tempat di belakangnya, mengurung di manis di antara ketiga pria berbadan besar itu yang hanya bisa pasrah.

Tak ada pilihan lain selain menurut, membiarkan mereka membawanya ke mansion utama keluarga Park dengan dua mobil yang mengiring di belakang dan depan, mengawal si bungsu kembali untuk menerima hukuman dari kembarannya.

Begitu mereka sampai, pintu di sampingnya di buka, dirinya di giring menuju ke dalam mansion dan melewati kedua orang tua nya yang hanya bisa melihat dalam diam, dengan raut khawatir Baekhyun yang terlukis jelas di wajah omega cantik itu kala melihat Jaemin digiring masuk menuju pintu yang akan membawa mereka ke ruang bawah tanah.

Gelap. Yang Jaemin lihat saat pintu besi di buka adalah tangga menuju kebawah yang gelap sebelum Jio menyalahkan lampu yang menunjukkan banyaknya undakan tangga yang harus mereka turuni.

Tubuhnya di giring masuk, menapaki tangga demi tangga yang membawa mereka semakin turun ke bawah, dengan suara jeritan para tahanan yang mulai terdengar seiring dengan langkah mereka. Jaemin bisa melihatnya, pintu ganda besar yang berukiran cantik di depannya, berhadapan langsung dengan pintu lain yang menuju penjara bawah tanah.

Saat pintu akhirnya di buka, mereka kembali berjalan, masuk ke dalam dan mendapati Mark yang berdiri membelakangi dalam diam. Jaemin diam, menatap punggung kakak kembarnya sebelum kakinya di tendang, di buat berlutut dengan kedua tangan yang di tahan di belakang, pun dengan Jio yang melangkah untuk menekan kepalanya agar menunduk menatap lantai.

Si sulung Park tengah menunjukkan kekuasaannya.

"Kamu tau kenapa aku membawamu kemari?"

Mark bersuara, melirik si bungsu dari sudut matanya dengan datar. Sulung Park itu melihat dari atas, melirik sekilas lutut Jaemin yang mungkin sakit. Suara jatuh omega itu cukup kasar saat Jio menendang belakang kakinya, memaksa si bungsu Park berlutut di hadapan kakak nya.

"Apa mau mu, kakak?"

"Hal yang setara, aku ingin kau merasakannya juga adikku"

Sulung Park tersenyum tipis, membiarkan Jio membawa Jaemin menuju sebuah ruangan lain dan mendorongnya masuk, hampir kasar dengan sebilah belati sebagai alat pertahanan diri.

"Selamat bersenang senang, Park Jaemin"

Itu adalah kalimat perpisahan yang Mark ucapkan sebelum pintu tertutup rapat, mengurung Jaemin di dalam bersama para tahanan yang di lepaskan, seolah membiarkan mereka membalaskan rasa sakit pada si bungsu Park yang di lemparkan ke mereka.

"Bajingan"

Park Jaemin mengumpat kala melihat jeruji yang mengurung para tahanan di buka lebar, membiarkan para manusia hina itu keluar dan berlari ke arahnya dengan niat membunuh yang kuat. Bungsu Park itu akan sibuk selama beberapa waktu kedepan, dengan Mark yang duduk santai di atas kursi di temani wine sembari menonton sang adik yang tengah bertarung bertahan hidup di dalam.

Tbc.

Hehe, maaf ya gantungnya lama banget, aku rombak soalnya, yakali Jaemin nya g di hukum, rugi dong.

Sorry for typo

Salam manis T.

My Everything - NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang