19. Final

603 50 1
                                    

Thanks buat yang udah baca
Semoga suka:))



Licik? Ya.

Park Jaemin memang tidak lebih kuat dari kakaknya, tapi setidaknya omega manis itu lebih licik dari kakaknya sendiri.

Si bungsu Park ini tengah duduk anteng sembari menikmati semangkuk salad buah segar yang terasa manis di lidahnya, sedang sepasang mata rusanya menatap lurus layar televisi yang kini tengah menampilkan film laga yang menarik perhatiannya.

Ia tengah menunggu akhir dari game yang tengah berlangsung sekarang, menanti-nanti siapa yang akan bertahan hingga akhir.

Entah Mark atau pun Jeno, atau bisa saja bukan keduanya.

"Mau sampai kapan?"

Jaehyun datang menghampiri si manis Park yang tengah menikmati makanannya.

Alpha tampan itu mengambil tempat di samping Jaemin dan mengambil alih mangkuk yang sendari tadi ada di pangkuan si manis, ikut ambil adil dalam menikmati salad buah yang kini tersisa setengah tanpa peduli akan tatapan tajam sahabat manisnya padanya.

"Nanti" jawab si manis acuh.

Kedua tangannya mengambil kembali mangkuk dari tangan Jaehyun yang memilih mengambil sendok baru untuk dirinya sendiri.

Ia sempat menatap sekilas Jaemin yang terlihat tenang, terlihat begitu acuh padahal di luar sana kakak dan matenya tengah berjuang untuk tetap hidup.

Si manis Park itu memang duplikat dari mommynya.

"Mereka bisa mati Jaemin"

Jaehyun mencoba membujuk Jaemin, memberi pengertian kepada omega manis itu akan bahaya yang bisa saja mengancam nyawa kedua orang tersayangnya di dalam hutan.

Namun–

"Tidak akan"

Sekali lagi, Jaemin menjawab acuh.

Omega itu terlihat begitu yakin akan jawaban acuh tak acuhnya yang membuat Jaehyun tak habis pikir akan pola pikir sahabatnya itu.

Dimana hati nuraninya sebagai seorang adik dan pasangan hidup seseorang?

Bungsu Park itu bahkan tidak repot-repot untuk sekedar khawatir akan keadaan keduanya kala mereka menerima banyak serangan dari musuh.

Hingga Mark menerima luka akibat peluruh musuh yang menyerempet lengan kiri atasnya, si manis itu tidak berekspresi lebih.

Dia hanya mengirim 5 orang yang terdiri dari 2 tim medis dan 3 assassin tingkat 2 untuk datang sebagai balah bantuan.

"Jika mereka mati bagaimana?" Tanyanya sembari memperhatikan bagaimana sengitnya pertarungan yang tengah terjadi.

Disana kubuh Mark tengah terdesak oleh musuh, 2 tim medis yang ada terbunuh akibat peluru panas yang melubangi kepala keduanya. Membuat Mark dan Jeno kesulitan menghadapi banyaknya musuh yang terus berdatangan silir berganti. Sedang 3 orang lainnya juga tewas dengan luka tusuk dan goresan dalam di tubuh mereka.

Jaehyun benar-benar tidak dapat memprediksi akhir dari semua ini, tapi apa pun hasilnya nanti, dirinya hanya berharap yang terbaik untuk keduanya.

"Maka mereka lemah"

Jaemin meraih segelas air dingin di atas meja, menenguknya beberapa kali dan menaruh kembali gelas di atas meja kaca yang terlihat indah dengan beberapa ukiran kayu di pinggir sebagai pembatas.

Ia melirik sekilas Jaehyun di sampingnya, melihat bagaimana Alpha itu menghela nafas kembali untuk ke sekian kalinya.

Tampak lelah juga pasrah akan sikapnya yang satu ini.

My Everything - NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang