20. Back

409 42 3
                                    

Thanks buat yang udah baca
Semoga suka:))











Jika ada yang bertanya bagaimana keadaan Jeno saat ini, maka Mark akan memilih bungkam dari pada harus memperkeruh suasana yang terasa begitu panas saat ini.

Alpha itu tak banyak bicara seperti sebelumnya, hanya diam dengan aura tak mengenakannya yang terasa mencekik. Membuat para musuhnya diam-diam meneguk saliva kala merasakan aura mencekam sang Alpha yang kini tengah membantai rekan mereka.

Ingin kabur namun Mark akan dengan mudah membunuh mereka, memenggal kepala yang kemudian jatuh menggelinding di tanah dengan aliran darah yang mengalir deras, membasahi tanah dengan cairan amis yang mengundang para predator mendekat.

Jika di perkenankan, Mark akan dengan senang hati memilih duduk di bawah pohon sembari menonton Jeno yang kini tengah mengamuk melampiaskan emosi yang terasa di puncak.

Membuat Alpha itu tak dapat mengendalikan diri hingga membuat tubuhnya basah oleh cipratan darah yang meninggalkan noda pada kain.

Telak menimbulkan rasa takut, yang terasa menggerongi tubuh para musuh yang menyaksikan keganasan sang Alpha.

Jeno mengusap wajahnya kasar, menghilangkan darah yang menggotori sekitar matanya dengan tangan kanannya.

Satu tangannya yang mengenggam katana ia eratkan; menatap begitu tajam pada sekelompok musuh yang tinggal setengah dengan Mark yang mengambil jarak aman, mempersilahkan sang sahabat untuk bersenang-senang sedang dirinya duduk di dahan pohon sembari menikmati buah apel yang dia petik.

Si sulung Park itu menikmati apelnya dengan nikmat, sembari menonton Jeno yang kini tengah membantai habis musuh mereka yang tersisa, membuat tubuh Alpha itu semakin kotor oleh cipratan darah kala dirinya membunuh orang-orang tak berguna itu dengan katananya.

Takk

Boom

"Woah" decaknya kagum kala melihat Jeno yang melempar bom yang ia dapat dari salah satu mayat musuhnya, membuat tumpukan mayat itu hancur dengan darah kental yang berhamburan di sekitar. Yang lagi-lagi membasahi tanah dengan rerumputan hijau di atasnya.

Alpha Park bertepuk tangan kagum dengan waut wajah terpukau yang begitu kentara, sedang mulutnya menggigit apel agar tak terjatuh ke bawah dengan tubuh yang bersandar di batang pohon yang kokoh.

"Bravo Jeno!" Puji Mark sembari memberikan jempol, yang di tanggapi dengan lirikan tajam oleh Jeno yang melihat Alpha itu tengah duduk santai di atas pohon apel.

"Menyebalkan" desisnya jengkel.

Pemuda Lee berjalan mendekat ke arah Mark yang kemudian menendang kasar pohon hingga membuat beberapa buah jatuh ke tanah, sedang sang sahabat mengumpat di atas sana kala dirinya hampir jatuh setelah kejatuhan apel yang menimpa kepalanya.

"Lee sialan Jeno"

Mark mengusap kepalanya yang sedikit sakit, beruntung mereka sudah keluar dari hutan sehingga dapat tenang sebab para hewan itu yang hanya berkeliaran di dalam hutan, tak berani keluar sebab akan menjadi incara para manusia yang menginginkan mereka untuk di buruh.

"Cara pulang?"

"Tidak tau, jika bocah tengik itu berbaik hati mungkin akan ada yang menjemput kita nanti, itu pun jika ia masih memiliki sedikitnya hati nurani yang aku ragukan keberadaannya" jelas Mark yang kemudian meloncat turun ke bawah.

Keduanya terdiam untuk beberapa saat, hingga hembusan angin yang sedikit kencang membuat keduanya mendongak melihat burung besi yang kini ingin mendarat turun, disusul dengan suara baling-baling yang memekakan telinga yang membuat keduanya menghalau angin di sertai debu dengan tangan mereka.

Hingga keduanya menurunkan tangan mereka tak kala baling-baling itu berhenti, disusul oleh keluarnya seseorang yang melangkah turun dari dalam sana.

Baik Mark mau pun Jeno tidak terkejut kala mendapati orang yang tak mereka duga akan turun dari benda terbang itu, dengan James juga seseorang lagi yang Jeno tau dengan pasti siapa itu.

"Lee Leo" gumam Jeno yang mendapat lirikan dari Mark.

Pemuda Park itu menatap pemuda asing bernama Leo itu dengan sorot mata datar, terlihat jelas ketidaksukaan dari sepasang mata tajam itu kala tatapan mereka bertemu, membuat Leo tersenyum miring sebelum mengalihkan tatapan ke arah sang sepupu yang kini menatap tajam dirinya.

"Hai sepupu" sapa Leo pada Jeno yang menggeram melihat wajah tak bersalah pemuda itu.

"Apa yang kau lakukan disini sialan?"

"Hanya bersenang-senang?"

Leo menjawab acuh, total abai akan Jeno yang menggeram mendengar jawabannya barusan.

Beta ini hanya menjalankan perintah, bila Alpha itu tak suka, silahkan sampaikan protesnya pada Jaemin yang meminta dirinya kemari untuk ikut menjemput mate dari sahabatnya itu.

Omega Park punya hubungan pertemanan yang baik dengan Leo saat mereka di Amerika dulu, walau hanya 2 tahun sebab Leo yang memilih kembali ke korea sebab satu dua hal.

"Jika kalian ingin berdebat disini silahkan saja, tapi aku akan membawa Mark pulang dan membiarkan kalian menjadi santapan para hewan buas itu" sarkas Jaehyun yang diberi lirikan tajam oleh Jeno.

Alpha Lee itu berdecak kala melihat Jaehyun yang begitu santai dengan raut wajah menyebalkannya, si Jung muda itu tidak berubah meski Jeno sudah memukulnya dulu. Masih saja menyebalkan seperti Leo.

"Tahan dirimu jika ingin pulang dengan selamat Jeno"

Mark berbisik pelan, memberitahu Jeno akan kemungkinan terburuk jika Alpha itu tak dapat menahan emosinya.

Ia mungkin akan selamat sampai ke rumah, tapi Jeno? Bila Jaehyun dan Leo tak menyukai Alpha itu, mungkin keduanya dapat melempar Jeno dari ketinggian yang dapat di pastikan bagaimana nasib Jeno nantinya.

Alpha itu bisa mati, dan adiknya akan jadi omega unmate hingga mati nanti.

Mark tentu tak mau hal itu terjadi.

"Jika sudah selesai, bisakah kita pergi tuan-tuan?"

James berucap datar, mengundang perhatian Mark juga Jeno yang saling menatap sejenak, yang berkahir dengan Jeno yang menghela nafas dan segera melangkah menedekati ketiga orang itu bersama Mark di sampingnya.

Mereka akan pulang sekarang, menyapa si manis Park juga memberi sedikit hadiah atas perbuatannya yang Jeno pastikan akan di ingat seumur hidup oleh matenya itu.

Sedang Mark sendiri akan langsung pergi dan menemui sang mate setelah membersihkan diri lebih dulu saat mereka tiba nanti, tidak peduli akan nasib sang adik yang berada di tangan Jeno saat ini.

Karna jika dia berani melakukan hal ini, maka Jaemin juga berani menanggung akibat dari perbuatannya yang sebentar lagi akan ia rasakan.

Dan Mark berani bersumpah, jika hal itu tidak lah seindah yang terjadi selama ini.

Tbc.

Singkat, padat, jelas, aku stopin di sini saja kalau di lanjutin malah jadi aneh.

So, sorry for typo

Salam manis T.

My Everything - NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang