Thanks buat yang udah baca
Semoga suka:)Jangan lupa vote dan komen oke. Thanks
***
Jaemin melahap makanannya dengan tenang sembari menatap sepasang mate di depannya yang tengah sibuk dengan dunia mereka sendiri, praktis saja Jaemin memutar bola matanya malas, kembali menyuapkan makanannya ke dalam mulut dan mengunyahnya dengan perlahan.
Kepalanya menunduk, menatap makanannya yang tinggal setengah, hingga semilir angin berhembus pelan membuat putra bungsu keluarga Park itu mendongak menatap sang pelaku yang tersenyum tanpa dosa.
"Kenapa?" Tanya Jaemin dengan raut muka datarnya.
"Ingin kakak kenalkan dengan sahabat-sahabat kakak?"
"Terserah kakak"
Ia kembali menyuapkan makanannya dengan khitmat, menikmati cita rasa makanan kantin kampusnya hingga getaran di saku celanannya membuat Jaemin menghentikan kegiatannya sejenak untuk mengeluarkan ponsel dari dalam saku celana. Lantas pemuda itu menggeser ikon berwarna hijau dan mendekatkan ponselnya ke telinga, mendengarkan perkataan James di seberang sana yang mengatakan beberapa hal penting.
Sedang sang kakak menatap adiknya yang tengah menjawab panggilan telepon dari James, orang kepercayaan sang adik yang telah menemani adiknya sendari kecil, lalu sepasang mata setajam elangnya menatap lurus pintu masuk kantin ketika menyadari kehadiran para sahabatnya.
Mark menatap salah satunya hingga yang ditatap pun menoleh ke arah yang mengangguk, mengisyaratkan agar sahabatnya itu mendekat bersama dengan yang lain.
Sebuah tersenyum tipis terpatri ketika mendapat anggukan dari sang sahabat, dan memilih mengalihkan tatapannya kembali ke arah Jaemin yang masih fokus melahap makanannya tanpa terganggu sedikitpun.
Membuat Mark gemas dan mengusak rambut sang adik yang mendelik tajam ke arahnya, protes akan rambutnya yang dibuat berantakan oleh Mark yang terkekeh pelan.
Namun hanya bertahan beberapa saat sebelum Jaemin memukul tangan Mark dengan sendok di tangannya, mengabaikan sang kakak yang meringis memegangi punggang tangannya seraya mengadu pada sang belahan jiwa yang membuat Jaemin memutar bola matanya, malas meladeni Mark yang hanya membuang-buang waktunya.
Pemuda Park melirik sekilas kala merasakan seseorang yang duduk di sampingnya, disusul oleh beberapa pemuda lain yang ikut bergabung.
Hanya saja Alpha yang duduk di sampingnya ini terlihat begitu dingin dengan aura yang membuat Jaemin sedikit tidak nyaman di buatnya, merasa seperti di tekan agar tunduk dalam batas normal, namun cukup membuat sang omega sedikit memberi jarak di antara keduanya.
Si manis berusaha tenang, bersikap acuh seolah tak merasakan sedikit ancaman di dekatnya dengan baik. Ia beralih menaruh peralatan makannya setelah menghabiskan makanan miliknya, meraih jus jeruk yang di pesannya dan mengaduk jus itu sebentar sebelum meminumnya dengan tenang.
"Hei"
Jaemin menolehkan kepalanya dengan anggun kala sebuah sentuhan mengenai bahunya, membuat omega itu menatap sang pelaku yang kini tengah tersenyum miring dengan wajah tampannya yang tampak begitu angkuh. Seolah menunjukkan betapa tingginya ia dengan wajah angkuhnya yang minta di hancurkan.
Sang omega membalik tubuhnya ke belakang, menghadap langsung sang Alpha yang berdiri menjulang di depannya dengan punggung yang bersandar di meja tak lupa senyum nakal yang terpatri di bibir tipisnya.
"Ternyata benar, kamu secantik yang dikatakan orang Jaemin"
Si manis terkekeh mendengar sanjungan sang Alpha yang membuat Jaemin berdiri berhadapan dengan sang Alpha yang masih mempertahankan senyumnya, dengan sengaja Alpha itu menguarkan feromonnya, berusaha menekan sang omega yang tengah mengusap pipinya dengan jari lentik itu.
"Aku tersanjung dengan pujianmu tampan"
Tangannya merambat turun, mencengkram kerah baju sang Alpha dan menariknya pelan, mempersempit jarak di antara mereka hingga Jaemin mendekatkan wajahnya ke telinga Alpha itu, berbisik lirih di sana dengan diakhiri desahan kecilnya.
"Wanna play with me dadhh?"
Ia tersenyum kecil ketika melihat sepasang mata tajam sang Alpha yang berkilat nafsu, terpancing akan umpan yang ia lemparkan dengab Jaemin yang menggigit bibir bawahnya pelan, menatap sayu Alpha dihadapannya yang melingkarkan tangannya di pinggang Jaemin, menarik omega itu semakin mendekat tanpa jarak dengannya.
Alpha muda itu menunduk, mendekatkan wajahnya ke wajah omega dihadapannya dengan sepasang mata tajamnya yang menatap lekat mata Jaemin. Tertarik mencicipi bibir si manis yang begitu menggodanya untuk menyesap serta melumat bibir merah mudah itu.
Sedang sang empunya balas menatap Alpha di depannya dengan pandangan sayu, mengabaikan bisikan-bisikan mahasiswa yang ada dikantin mengenai dirinya saat ini.
Jaemin tidak peduli, dan tidak akan peduli akan tanggapan orang lain. Dirinya hanya ingin bermain-main, lagi pula kakaknya juga tidak keberatan akan hiburan kecil yang tengah terjadi.
Alpha itu justru terlihat santai melahap makanannya tanpa peduli akan tatapan Haechan yang memintanya menghentikan kegilaan Jaemin itu.
"Dia adikku bear" Mark merangkul bahu matenya yang terlihat khawatir, "Hanya percaya dan lihat apa yang akan di lakukan kesayanganku itu"
Sedang disana, wajah keduanya semakin dekat, hanya terisisa beberapa senti lagi sebelum kedua belah bibir berbeda volume itu bertemu–
Brak
Jaemin menarik tangan sang Alpha yang melingkar di pinggang rampingnya, membanting Alpha itu dengan mudah ke lantai kantin hingga menimbulkan suara yang cukup keras.
Ia tersenyum miring, memelintir tangan kanan Alpha itu yang menyentuh pinggangnya tanpa belas kasih, menghasilkan suara patahan tulang yang membuat orang yang mendengarnya merinding.
KRAKK
"ARGH!!"
Si manis terkekeh geli, menatap remeh Alpha yang terbaring di lantai tanpa peduli akan rintihan sakit Alpha muda itu dan tatapan seluruh penghuni kantin pada dirinya.
Bungsu Park itu melepaskan cengkramannya dari tangan sang Alpha, menepuk-nepuk tangannya seolah menghilangkan debu yang melekat sembari menikmati rintingan sakit Alpha muda itu di bawah sana.
"Aku hanya mematahkan tanganmu saja teriakanmu sudah sebesar itu, lalu bagaimana jika aku menghancurkan asetmu itu, apakah kamu akan berteriak seperti perempuan?"
Jaemin tersenyum mengejek, dengan segera berjalan pergi meninggalkan Alpha itu dan kembali ke tempat duduknya dengan Mark yang tersenyum menatapnya. Kakaknya itu terlihat sekali jika tengah bangga akan apa yang barusan ia lakukan, terlihat jelas dari senyum miring Alpha muda itu yang tampak begitu menyebalkan di mata Jaemin.
Sang adik mendudukkan dirinya kembali ke tempat, dan meraih gelas jus miliknya yang tersisah setengah yang kemudian ia minum hingga tandas. Tak peduli sama sekali tatapan orang-orang yang ada satu meja dengannya, omega itu terlalu santai seolah tak pernah membanting dan mematahkan tangan seseorang dengan mudah.
Mark sendiri masih memperhatikan adiknya dengan segulas senyum yang terpatri di bibir bervolumenya. Ia pikir adiknya itu akan sedikit berubah setelah jauh darinya, tapi ternyata tidak, adiknya justru semakin menjadi setelah jauh darinya.
'Tidak salah aku mengajarkan semuanya padamu Jaemin' iner mark bangga.
Park muda itu menopang dagunya dengan tangan kanan, memperhatikan sang adik dengan seringaian yang tersemat apik di wajah tampannya.
"Kamu masih sama seperti dulu Jaemin"
Tbc.
Aku tuh suka aja buat cerita jendre ini, soalnya otakku itu kalo bagian cerita isinya kalo gak aksi, thriller, horror, mafia, ya fantasy(yang kayak punya kekuatan² gitu, examplenya ya werewolf, vampir, etc.)
Sorry for typo
Salam manis T.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Everything - Nomin
FanficYou're my everything dear - Lee Jeno Slow Up! #9 in nono 25/09/2021 Semua yang ada di dalam cerita adalah murni karangan author, tidak ada sangkut pautnya dengan dunia nyata. Jadi jangan bapereuuu