4. mundur?

167 79 25
                                    

Happy reading.

Nayya berjalan menelusuri koridor sekolah dengan membawa banyak buku, ia akan mengantarnya ke ruang guru dan menaruh nya ke tempat guru. Dan ia sekarang melewati ruang osis.

Mata nayya tak sengaja menemukan sosok yang tak asing baginya, namanya Rafa. Ya, lelaki itu sedang rapat di ruang osis, ia sedang menjelaskan tentang event yang akan diadakan di sekolah, tentang penghijauan sekolah dan lomba kelas paling indah.

Nayya mendekatkan badannya pada pintu yang tertutup. Ia menempel kan telinganya pada pintu, berusaha menguping.

Namun, tiba tiba..

srek...

Duk..

pintu itu ternyata tidak dikunci, Nayya jatuh dan buku yang ia bawa berantakan. Semua anggota OSIS yang ada di ruangan tersebut melirik ke arah nayya yang terjatuh termasuk Rafa.
Rafa melirik ke arah nayya, lalu menghembuskan nafas kasar.
"Lo ngapain disitu?" tanya Rafa, ia agak sedikit kesal karna ia terganggu.

Rena mendekati Nayya, ia membantu Nayya membereskan buku buku.
"Ngapain dek," tanya Rena.

Oh, kak Rena juga anggota OSIS, tapi kok pakaian nya agak ketat sih - batin nayya

" Eh, itu kak, anu," Nayya mendadak gagap, ia harus bilang apa? masa ia harus jujur kali ia nguping si?.

"Nayya pergi dulu, maaf ganggu kak!" Ujar nayya ia kemudian berlari menuju ruang guru.

Anggota OSIS menatap heran nayya, sambil menggelengkan kepala.

Nayya menaruh buku buku itu dengan nafas yang tersegal segal.
"Huh," nayya menghembuskan nafas kasar.

Nayya sekarang berjalan ke arah kelasnya, ia sungguh Sangat capek , waktunya untuk tidur di kelas.

*****

Nayya sudah sampai di kelasnya ia duduk di kursinya lalu tangannya bertumpu sebagai bantal, sedangkan matanya sudah terpejam.

"Nay, " bisik seseorang.

"Apasi, ganggu tidur." Marah nayya.

"Lo dipanggil ke ruang osis sama kak Rafa," ujar Abel.

" Okey, siap. Kak Rafa nayya otw!" Antusias nayya ia kemudian berdiri.

" Yeh, giliran Rafa Lo gercep anjir." ujar Abel.

Nayya menjulurkan lidahnya.
"Iri, ini beneran nayya dipanggil kak Rafa?" Tanya Nayya memastikan dan dibalas anggukan dengan Abel.

"Aku ke ruang osis dulu ya," pamit Nayya ia kemudian berjalan keluar kelas menuju kelas OSIS.

Saat sampai, ia melihat dari jendela kalo di dalem hanya ada Rafa saja.

Tok.. tok..
"Permisi kak, Nayya datengg," ujar Nayya ia membuka pintu dan disambut dengan tatapan Rafa.

"Ada apa kak," tanya Nayya.

Rafa berdehem singkat, ia bangkit dari duduknya, berjalan mendekati nayya , jarak mereka semakin dekat.

"Kak, jangan mesum disekolah dong, walaupun nayya suka sama kak Rafa, tapi bukan berarti Nayya mau diapa apain sama kakak." Celoteh nayya sembari menutup matanya.

Tuk.

Satu sentilan mendarat di kening nayya.
"Aneh pikiran Lo," ujar Rafa.

"Terus ngapain Deket Deket," tanya Nayya.
"Mau liat Lo dari Deket aja," ujar Rafa.

Sial, jantung nayya berdegup lebih kencang. Pipinya memerah, ia segera menunduk.
"Kenapa nunduk?" Tanya rafa

"Malu," singkat nayya.

Diriku Adalah Diriku [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang