Happy reading
"Melihat mu bahagia adalah kebahagiaanku,"
- Bagaskara"Hatiku milikmu, dan hanya kamu Pemiliknya untuk selamanya,"
- Nayya."Maaf jika caraku menunjukkan rasaku berbeda dengan yang lain,"
- Rafael haidarBeberapa hari telah berlalu, Nayya gadis itu sekarang sedang berdiri di roftoof sekolah, melihat kearah jalanan yang sangat ramai. Gadis itu hanya sedang tidak pede sekarang, apakah ia bisa menang dan kemudian masuk ke sekolah musik nanti.
Kepercayaan dalam dirinya sekarang sedang rendah, walaupun Rafa dan guru musiknya bilang suara Nayya itu unik dan bagus, tapi tetap saja ia tidak pede apalagi ini adalah lomba pertama yang dia ikuti.
"Nayya kayaknya gak bisa," ujar Nayya dengan tidak pede wanita itu menunduk sembari memainkan tangannya.
Tap ...
Tap ...
Suara langkah kaki membuat Nayya menoleh, ternyata itu Bagas. Laki laki itu sekarang sering menghilang seolah menghindari Nayya.
Pria bernama Bagas itu tersenyum ia kemudian merangkul bahu Nayya mengusap bahu gadis itu.
"Gak bisa kenapa?" tanya pria itu sembari menatap kearah jalanan dan langit.Nayya menunduk kembali, ia kemudian cemberut.
"Nayya takut, Nayya sebentar lagi ikut lomba dan jika menang akan sekolah khusus musik," ungkap Nayya ia tersenyum tipis.Bagas kembali mengusap bahu Nayya laku tersenyum.
"Sungguh? buat apa takut, gak bakal ada apa apa Nay, percaya sama diri kamu sendiri."Nayya tersenyum kemudian menganguk.
Wajah Bagas berubah serius ia kemudian membuat tubuh Nayya menghadap dirinya.
"Maaf, gue ilang ilangan kemaren," kekeh pria itu."Gapapa kak, santai aja," ujar Nayya.
"Gue mau bilang kalau gue sebenernya suka sama Lo, Nay. Dari awal Lo selalu menarik perhatian gue," ungkap Bagas.
Nayya terdiam, matanya hanya berkedip lucu sembari melihat Bagas yang tampaknya serius soal ini.
"Gue tau kalau Lo sama Rafa jadian, gue udah berusaha buat ngejauh dan ngilangin perasaan gue kok, tenang." Kekeh pria itu."Awalnya sakit ngeliat Lo sama Rafa, pelukan dan jalan bareng, tapi saat ngeliat Lo bahagia sama Rafa ntah kenapa gue juga ikut bahagia," ungkap Bagas lagi.
Nayya mengagguk paham.
"Tapi, kak Bagas gapapa kan?" tanya Nayya dengan wajah polosnya.Bagas terkekeh.
"Gapapa, sakit dikit, semoga bahagia dan langgeng terus sama Rafa ya," ujar Bagas ia kemudian mengambil tangan Nayya disaat Bagas akan mencium tangan Nayya ada suara Benda jatuh yang membuat mereka melirik kebelakang.Rafa, pria itu ternyata ada dibangku belakang yang tak terpakai. Rafa melemparkan buku hingga membuat suara dan pergi bergitu saja.
Nayya segera melepaskan tangannya dari tangan Bagas kemudian mengejar Rafa yang sudah berjalan kembali kelasnya.
"Kak Rafa!" teriak Nayya.
Seolah angin, teriakan Nayya tak dianggap oleh Rafa. Cowok itu berjalan dengan tatapan dingin, hingga orang yang melihatnya pun bergidik ngeri.
"Kak Rafa ih, tunggu!" teriak Nayya dan kembali diacuhkan oleh Rafa.
Coba bayangkan, pria mana yang tak cemburu melihat wanitanya berangkulan dan bergenggaman tangan dengan pria lain?
KAMU SEDANG MEMBACA
Diriku Adalah Diriku [END]
Teen FictionTAHAP REVISI CERITA INI BUATAN DAN HASIL PEMIKIRAN SAYA SENDIRI🔒⚠️ KALO GK SUKA GAUSAH BACA Start = 23 Juli 2021 Finish = 18 November 2022 "Ma, Pa, aku bisa sukses dan membahagiakan kalian dengan caraku sendiri." seru Nayya sembari mengelus punggun...