9. mau ngunjungin cogan

132 67 18
                                    

Happy reading.

Bell istirahat kedua berbunyi, tadi adalah pelajaran matematika, dan Nayya di ulangan sebelumnya dapat nilai 50.

Nayya bosan, biasanya istirahat kedua ia selalu menghibah bersama Abel, namun sahabatnya itu hari ini tidak hadir.

Nayya berjalan keluar kelas.
"Mau kemana ya..." tanya Nayya pada dirinya sendiri.

Di otak Nayya langsung teringat Rafa, ya, cowo itu memang selalu ada di otak nayya saat ini.
"Mau ngunjungin cogan dulu deh di kelasnya," ujar Nayya, gadis dengan tubuh ideal itu berjalan menuju kelas Rafa.

Setelah sampai di kelas Rafa, Nayya melihat kelas Rafa yang tidak terlalu ramai, mata bulatnya melihat kearah sekitar, dan ia menemukan apa yang ia cari, Rafa.

Nayya menghampiri Rafa, cowo dingin itu sedang tertidur dimejanya, tangannya bertumpu, mata sedikit sipit nya terpejam.

Nayya menghampiri Rafa, cowo dingin itu sedang tertidur dimejanya, tangannya bertumpu, mata sedikit sipit nya terpejam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Ilustrasi)

Astaga, Rafa sangat tampan.
Nayya menggeser kursi disebelah Rafa, lalu ia duduk dikursi itu, ia tersenyum melihat Rafa. Cowo itu tertidur dengan tenang, bibirnya terlukis senyuman tipis.

"Ganteng banget kak," gumam nayya.
Ia langsung seperti...

(Kata kata nayya, ia ingat didrakor yang ia tonton kemarin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Kata kata nayya, ia ingat didrakor yang ia tonton kemarin.)

Nayya mengangkat tangannya, mengusap rambut Rafa dengan pelan, sangat pelan.

Dan, tiba tiba..
"Dek, nayya, ngapain?" suara yang tak asing di telinga nayya, membuat nayya kaget, ia langsung melihat ke arah suara. Ternyata, itu Rena, teman sekelas Rafa.

"Ngga, kak," Ujar nayya, ia gugup sekarang.

Rena mengagguk, ia menghampiri nayya, ia melihat Rafa yang sedang tertidur lalu melihat kearah nayya.
"Ada hubungan apa kamu sama Rafa, dek?"tanya Rena, perempuan dengan baju yang sedikit ketat dengan make up yang terlihat lumayan jelas itu.

"Gak ada kak, aku cuma mampir aja," ujar Nayya, jujur. Ia kesini hanya ingin melihat Rafa saja.

Rena mengangguk.
"Akhir akhir ini, Kakak sering liat kamu sama Rafa, terakhir kali waktu sore itu, kamu sama Rafa ada ditoko komik," ujar Rena.

"Aku sebagai teman dekat Rafa aja, Rafa gak kayak gitu, kita selalu ketemu setiap tiga hari sekali, kecuali kumpulan osis. Kita sekelas pun jarang ngobrol, Kalo kakak deketin Rafa, dia selalu risih, kok kalo sama Nayya ngga?" ujar Rena lagi.

Nayya menggeleng, ia tidak tau jika Rafa dengan Rena tak terlalu dekat seperti itu. Bahkan katanya, Rafa marah jika Rena terlalu dekat.
"Nayya gak tau? Jangan jangan Nayya pacar Rafa ya?" tanya Rena.

Nayya menggeleng lagi.
"Cuma temen, kok."

Rena mengagguk, ia kemudian pergi Karna ada beberapa yang harus ia tulis.
Nayya mengalihkan pandangannya pada Rafa lagi, obrolan tadi dengan Rena sepertinya tidak menggangu tidur Rafa.
"Kak, Nayya gak tau, apa yang Nayya Rafa ini cinta atau bukan," gumam Nayya, pelan, sangat pelan.

Gadis itu mengusap rambut Rafa lagi, namun..

Grep

Tangan Rafa bergerak dan memegang tangan Nayya, mata cowok itu membuka sedikit, ia melihat Nayya dan menyesuaikan pencahayaan.
"Ngapain?" tanya Rafa dengan suara khas bangun tidur.

"Nggak kak," ujar Nayya.
Jantung nya kini berdegup kencang, tangan Rafa masih memegang tangannya.

"Rambut Kakak halus, lembut," seru Nayya.
Rafa, cowo itu hanya melihat Nayya dengan dalam, ntah apa yang ia pikirkan sekarang.

"Kak, lepasin tangan Nayya dong, jantung nayya gak aman soalnya," ujar gadis itu.

Rafa melepaskan tangannya, mengangkat kepalanya dan menatap Nayya lekat.
"Pergi," Satu kata yang dikeluarkan oleh mulut Rafa membuat Nayya kaget.

Ih kenapa jahat banget?

kak Rafa kok gitu?

Nayya masih dalam posisinya, bibirnya tertutup, matanya seakan berkata bahwa ia masih ingin disini dengan Rafa.

"Punya telinga kan? Pergi." cowok itu sedikit meninggi kan suaranya.

Nayya mengagguk, padahal ia kesini hanya ingin melihat Rafa.
"Nayya pergi, kak," pamit Nayya.

Nayya berbalik badan, berjalan kearah pintu kelas dan pergi kelasnya.

Sedangkan Rafa, cowok itu hanya diam lalu membuka bukunya.
"Cewek aneh," gumam Rafa sembari menggelengkan kepalanya.

*****

"Nyelebelin banget gak si? padahal kan Nayya mau liat wajah ganteng kak Rafa doang, " oceh Nayya diperjalanan menuju kelas nya.

"Ketus banget jadi orang, irit bicara, aneh kadang dingin kadang sehangat mentari," oceh Nayya lagi.

"Nyebelin, tapi ganteng. Aneh, kenapa Nayya suka sama dia, pake pelet kali ya dia." Oceh Nayya lagi ia kemudian cemberut.

Kesal dan suka, menjadi satu.
Nayya gadis cerewet dengan sifat ramdomnya, dan cowok dingin dan misterius. Nayya kadang kesal dengan Rafa, ia kadang sakit hati dengan apa yang di katakan Rafa, namun anehnya, ia tetap menyukai Rafa.

*****

Pulang sekolah, nayya menghampiri Rafa yang ada ditempat parkir.
"Kak, katanya Kakak masuk grand final lomba ya? semangat ya kak! semoga menang," ujar nayya ia mengepalkan tangan dan mengangkat nya ke atas sembari tersenyum kepada Rafa.

"Thanks," singkat Rafa.

Nayya tersenyum.
"Nayya duluan, bye kak!" ujar Nayya.

Nayya berjalan pulang kerumah dengan hati yang riang, sepulang ini Nayya akan minta maaf ke Mamanya karna sifatnya kemarin, membuat Mama nya sedih.

******

Haloo? ada orang? Hehe.

Gimana part nya? ngefeel gak si?

don't forget to give criticism on my story, your criticism can help me get better.

Ada salam buat nayya dan Rafa?

hmmzz..

Bye, ily<3

Diriku Adalah Diriku [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang