23. Senyuman

84 39 6
                                    

No silent readers

Happy reading

berjalan terburu-buru menuju koridor sekolahnya, ia mengejar Rafa yang seperti nya masih marah padanya.

"Kak, tunggu dong, Nayya bisa jelasin," teriak Nayya tangan mungilnya menangkap pergelangan tangan Rafa.

Rafa membalikan tubuhnya menatap dingin kearah Nayya.
"Jangan marah dong, Nayya sama kak Bagas gak ada apa apa," jelas Nayya.

Rafa mengagguk, ia kemudian membalikan badannya dan berjalan kembali.
Nayya berjalan di samping Rafa sembari menunduk.
"Kak Nayya minta maaf," ujar Nayya sembali melihat kearah Rafa.

"Iya gapapa," ujar Rafa.

Nayya tersenyum, jika dipikir kan Rafa itu sosok yang sangat melindungi orang yang dia sayang atau cinta, Rafa terlihat posesif Karna ia tak mau merasakan sebuah kehilangan. Rafa juga seseorang yang sangat Sangat mendukung apa yang di impikan oleh keluarganya, juga orang yang dia cintai, Rafa juga seorang suport sistem bagi Nayya.

Nayya tersenyum kearah Rafa, ia sangat beruntung memiliki kekasih yang bisa memahami nya yang selalu tau hal hal kecil dari dirinya sekalipun.

"Kak, Nayya besok tampil, Nayya takut kalo Nayya bakal gagal," ujar Nayya, ia mengungkapkan apa yang ia pendam beberapa hari terakhir ini.

Saat mereka sampai didepan ruangan OSIS, mereka berhenti berjalan. Rafa berdiri menghadap Nayya tersenyum.
"Jangan takut buat gagal, Nay. Takutlah Karna kamu tak mau mencoba," ujar Rafa ia kemudian mengacak gemas rambut Nayya sembari tersenyum.

Nayya tersenyum ketika Rafa mengacak rambutnya, seperti biasa Rafa selalu menyingkirkan keraguan dalam hati Nayya soal apapun.

"Ih kak, jadi berantakan tau," kesal Nayya setelah senyumannya.

"Maaf, maaf," ujar Rafa ia kemudian merapihkan rambutnya Nayya lagi.

Mereka tertawa bersama sampai mereka lupa jika mereka sedang dilihat seseorang dengan memotret kedekatan mereka.

"Aku mau ada rapat osis dulu, saat jam istirahat ke 2 aku mampir kekelas," ujar Rafa.

Nayya Memgaggukan kepalanya ia kemudian melambaikan tangan dan pergi.

Nayya berjalan menuju kelasnya dan melihat Abel dan Bagas sedang mengobrol berdua sembari bercanda.
Abel terlihat sangat bahagia begitu pula Bagas yang seperti menjelaskan sesuatu.

"Hai, Abel," sapa Nayya pada Abel.

Abel tersenyum membalasnya sapa an Nayya.
Bagas tersenyum saat kedatangan Nayya, setelah itu Bagas pamit karna sebentar lagi bell masuk berbunyi.

"Kayaknya udah mulai Deket sama kak Bagas," ujar Nayya.

"Kak Bagas asik banget orangnya," jawab Abel sembari tersenyum.

"Besok lo audisi ya? Tenang Nay, gue nonton kok, gue juga selalu berdoa semoga Lo berhasil," ujar Abel.

Gadis bernama Nayya itu hanya tersenyum, ia Sangat gugup karna besok ia audisi.
Pelajaran pertama sudah akan dimulai guru sudah memasuki kelas dan mulai menerangkan materi dihari ini.

Pembelajaran dijalankan dengan lancar, seperti biasanya.

Bell istirahat berbunyi nyaring, semua siswa yang berada dikelas pun berhamburan keluar untuk membeli makanan atau sekedar bermain main.

Sedangkan Nayya dan Abel, kedua remaja itu sedang mengobrol didalam kelas.
"Coba Nay, nyanyi dikit, gue mau denger," ujar Abel sembari menyengir.

Nayya menunduk.
"Nayya malu," ujar Nayya.

Diriku Adalah Diriku [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang