II

176 49 40
                                    

Yuzima menghentikan latihannya saat mendapati sang ayah memasuki Dojo seraya membawa nampan berisi cemilan, teko serta peralatan teh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yuzima menghentikan latihannya saat mendapati sang ayah memasuki Dojo seraya membawa nampan berisi cemilan, teko serta peralatan teh. Bungsu Nakamoto itu tersenyum cerah sembari menyimpan pedang kayu yang ia pegang lalu berlari ringan menuju Yuko yang sudah duduk bersila setelah meminta izin pada guru pelatih.

"Tou-san!" Sapa Yuzima bahagia. Ia mendudukkan dirinya di depan Yuko dengan senyum lima jari yang terlihat begitu cerah. "Tou-san baik sekali membawakan Yuzi cemilan untuk latihan."

Yuko mengernyit lalu menarik nampan itu menjauh dari sang anak. "Ini buat tou-san. Yuzi-kun ambil saja sendiri sana."

"Tou-san!" Rengek si bungsu itu manja. "bagaimana bisa tou-san berlaku kejam pada anak bungsunya yang lucu dan menggemaskan ini?"

"Lucu dan menggemaskan?" Tanya ulang Yuko. Tangannya menangkup wajah Yuzima dan menggerakkan ke kanan dan ke kiri. "Wajah ini memang lucu dan menggemaskan, tapi tidak jika sudah berhadapan dengan musuh. Lagipula mana mungkin anak lucu dan menggemaskan malah membantai semua orang di distrik B kemarin malam?"

Yuzima merengut tak terima dan mencoba melepaskan tangan Yuko yang malah menekan-nekan pipinya. "Tou-san!!"

Yuko terkekeh kecil dan melepaskan tangannya dari wajah Yuzima. Ia lalu mengambil satu gelas air lalu memasukkan sedikit bubuk teh ke dalam sana — sebuah ramuan abal-abal hasil eksperimen Zei untuk menambah kekuatan. "Minumlah. Pasti lelah setelah membantai musuh langsung latihan keras seperti ini."

Menerima dengan setengah hati, Yuzima mendiamkan gelas itu di lantai dan menatap sang ayah yang sedang sibuk mengunyah cemilan. "Untuk apa tou-san menghampiri Yuzi kemari? Padahal baru semalam tou-san memarahi Yuzi karena membunuh orang."

"Ayah mana yang tidak marah jika anaknya membunuh orang?"

"Tapi mereka kan orang jahat! Eh tou-san belum menjawab pertanyaan Yuzi, jangan mengalihkan pembicaraan ya."

"Tidak boleh memangnya jika tou-san berkunjung?" Tanya balik Yuko santai. Ia menatap wajah Yuzima yang dipenuhi keringat hasil berlatih itu. "Apa tou-san berkunjung membuatmu terganggu?"

"Tidak." Jawab Yuzima singkat sembari menatap curiga Yuko. Tidak biasanya ayahnya itu datang berkunjung di saat libur seperti ini — karena biasanya Yuko memilih untuk menghabiskan waktu bersama Jineul.

"Ya sudah, mengapa protes terus?"

"Ini aneh. Tou-san biasanya tak mau jika melihat Yuzi berlatih. Ada apa?" Tanya Yuzima yang sepertinya tepat sasaran.

Yuko mendengus pelan saat terus saja mendapatkan tatapan penuh kecurigaan dari si bungsu. Memang benar, anaknya ini memiliki tingkat kepekaan yang tinggi terhadap hal-hal kecil. Tanpa menjawab pertanyaan Yuzima, Yuko mengambil teko dan memilih untuk menuangkan cairan teh hangat ke dalam gelas kecil. Dan hal itu tak luput dari pengamatan Yuzima.

Little Yakuza! [Side Story Of Genbrok]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang