III

168 43 36
                                    

Hal yang paling Yuzima benci di dunia ini adalah kebohongan, jenis apapun itu. Dan kini, ia telah dibohongi oleh Taeho yang mengatakan jika sang ibu di bawa oleh Eunsang karena ia dikira tak becus mengurus Jineul. Nyatanya, setelah drama kabur dari rumah sakit sia-sia karena Jineul tak ada di rumah Eunsang.

Bayangkan, Yuzima yang baru saja siuman dan baru mendapatkan penanganan medis langsung kabur dari rumah sakit menuju rumah Eunsang yang jaraknya 10km dengan berlari hanya untuk menyusul Jineul rupanya sia-sia! Yuzima marah dan kesal! Apalagi, kini ia malah terduduk lemah di sofa ruang tamu milik kakak sulungnya setelah mendapat omelan panjang lebar dari Eunsang, dengan bonus kepala hampir terkena lemparan panci.

"KEBIASAAN!"

PLAK

Panci melayang hampir mengenai kepala Yuzima jika ia tidak memiliki refleks yang bagus. Ia menatap kesal Eunsang yang kini tengah berkacak pinggang di depannya. "Kan aku tidak tahu. Aku sangat khawatir karena nii-san membawa kaa-san."

"Lagipula jika nii-san memang di bawa kaa-san, nii-san akan memberitahu kamu dulu! Hadehh, pusing sekali mempunyai adik seperti mu. Untung saja Yuzima ada satu di dunia."

"Sampai kapan terus mengomel? Aku sedang sakit, terus saja kau omeli." Protes Yuzima yang entah darimana memiliki keberanian melawan Eunsang. "Haduhh, sakit sekali.. aku berlari ke sini jika nii-san lupa."

"Otak mu itu harus dicuci biar lebih pintar sedikit! Untuk apa bus, kereta api bahkan mobil diciptakan JIKA KAMU MALAH BERLARI KE RUMAH NII-SAN DALAM KEADAAN SEPERTI INI, BAKA!!" Omel Eunsang kesal. Ia memungut kembali panci miliknya yang tergeletak di atas lantai. "Astaghfirullah, punya adik otaknya satu di bagi empat semua."

Siapa yang tidak kesal, jika bangun di pagi hari malah mendapati pintu rumah di ketuk brutal dan saat di buka menampilkan wajah Yuzima yang babak belur dengan keringat sekujur tubuh?! Mana wajah anak itu terlihat pucat pasi dan beberapa luka yang masih basah.

Juga, bukannya mengucap salam, si bungsu itu malah mengguncang tubuh Eunsang seraya heboh menanyakan di mana Jineul. Untung saja masih pagi! Eunsang tidak bisa membangkitkan semua jiwa macan miliknya karena tak ingin kedua anak kembarnya terbangun di hari libur ini.

"Sudahlah.." lerai Yuri saat melihat Eunsang akan melanjutkan omelan miliknya. Ia membawa nampan dan meletakkan secangkir teh hangat di depan Yuzima. "Kasihan Yuzi-kun, dia sedang sakit dan berlari kemari. Biarkan dia istirahat. Yuzi-kun, gunakan kamar tamu jika kamu mau istirahat ya."

"Tidak nee-san, aku mau kembali saja."

Emosi Eunsang yang sudah menurun kini kembali naik mendengar ucapan Yuzima. Ia hampir menyemburkan teh miliknya jika tidak ingat ada sang istri. "Anak nakal! Turuti ucapan nee-san mu, tetap di sini sampai kau merasa lebih baik."

"Tapi kaa-san sendirian di rumah." Sanggah Yuzima keras kepala. Rasa khawatirnya kini semakin meningkat saat tahu jika sang ibu tengah menunggu kepulangannya di mansion.

"Ya sudah, tunggu Taeho menjemput. Nii-san sudah bicara padanya tadi. Dia sedang dalam perjalanan."

"Cih, tidak mau."

Panci hampir diangkat Eunsang jika Yuri tak menahan. Bisa berbahaya jika Eunsang kelepasan mengamuk dan malah melempar Yuzima dengan panci — yang dikhawatirkan, Yuzima malah membalas dengan melemparkan tombak.

Little Yakuza! [Side Story Of Genbrok]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang