XIII

41 8 3
                                    

"Yuzima di belakang."

Kalimat yang baru saja dilontarkan Minhyun membuat kepanikan semakin meningkat di dalam mobil berisikan 6 orang itu. Seluruh mata dengan kompak menoleh ke belakang dan mendapati seseorang yang kini semakin dekat dengan mereka. Eunwoo, sang pengemudi mobil menginjak kuat pedal gas dan menambah kecepatan laju mobil yang membawa mereka kabur dari mansion sang adik — membawa serta sang ibu yang kini sedang tak sadarkan diri.

"Aku merasa hidupku tidak akan lama lagi." gumam Eunsang sendu. Ia lantas menatap wajah damai sang ibu yang tak sadarkan diri. "Kaa-san, maafkan kami. Ini semua demi kaa-san."

"Kurasa kalian harus menyiapkan surat wasiat. Yuzima tidak akan melepaskan kalian kali ini." Ucap Minhyun memperingati yang serta merta membuat keringat dingin semakin bercucuran.

"Tidak bisakah kita lebih cepat?" Tanya Eunsang khawatir.

"Lebih cepat mati?" Tanya Zei sarkas.

"Letak ranjau tidak bisa kita prediksi. Kita harus mengontrol kecepatan agar tidak memancing ranjau yang ada. Karena pastinya Yuzima sudah mengaktifkan semua senjata yang ada di sini." Ucap Zei menjelaskan. Karena tanpa ada yang tahu, Zei ikut terlibat dalam pembuatan senjata yang dipasok oleh Yuzima.

Eunsang melirik ke arah Ziu yang terdiam sedaritadi. Luka anak itu belumlah pulih, namun sudah harus kembali melaksanakan misi dan menjadi garda terdepan.

"Ini lebih horror daripada jurig Taenam." Gumam Eunwoo pelan dengan sesekali mata yang melirik ke arah spion — yang mana kini sosok Yuzima sudah tak terlihat oleh pandangannya. "Yuzima hilang.."

Zei menatap sang kakak sekilas lalu mengalihkan pandangannya ke arah luar — benar saja, sosok Yuzima sudah tak terlihat. Alisnya terangkat naik saat menyadari pergerakan aneh di antara semak-semak gelap yang berada di sampingnya itu. Ia menyipitkan matanya, mencoba berfokus pada objek bergerak yang mencurigakan itu dan matanya mendadak terbelalak saat objek itu muncul dan menabrakkan diri ke arah mobil, membuat mobil sedikit oleng dan Eunwoo terpaksa menghentikan laju kendaraan.

"Sial, apa itu?" Tanya Minhyun terkejut. Ia menyimpan laptop yang sedaritadi ia pangku lalu mencoba mengintip sedikit ke arah luar.

"Jangan-jangan jurig?" Bisik Eunsang was-was.

Hening sejenak, deru nafas semua orang terdengar berlomba di balik sunyinya malam. Eunsang dan Eunwoo saling melirik dan mengirimkan sebuah tanda yang hanya mereka berdua yang mengerti. 

"Yuzima..." Desis Ziu tiba-tiba yang lantas kembali menarik atensi semua orang.

Benar saja, di depan sana sudah ada Yuzima yang berdiri dengan sorot mata tajam yang menyeramkan. Di tangannya kini sudah terdapat sebuah katana yang silau terkena lampu mobil. Bungsu Nakamoto itu berjalan perlahan, maju dengan langkah pasti yang membuat semua orang di dalam mobil menahan nafas sejenak.

"TABRAK, MAJU EUNWOO." Titah Eunsang panik.

"KAU GILA? MENABRAK YUZIMA? TIDAK MAU." Bantah Eunwoo.

"SEKARANG DI DEPAN KITA BUKAN YUZIMA, SIALAN. DIA SUDAH DALAM MODE TEMPUR." Bentak Eunsang yang kini mencoba menguasai kemudi untuk kembali menjalankan mobil. "KITA BISA MATI TERPENGGAL!"

Ditengah-tengah perdebatan kembar tertua, tanpa diduga Ziu membuka pintu mobil dan membuat seringai Yuzima jelas terlihat. Dan sontak hal itu mengundang amukan dan seruan marah dari Zei yang mempertanyakan kapasitas otak Ziu.

"DASAR BODOH, APA YANG KAU LAKUKAN ZIU? KAU MAU MEMBUAT ARIN MENJADI JANDA?" Seru Zei marah dan mencoba untuk keluar dan menarik sang kembaran untuk kembali masuk ke dalam mobil.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 01, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Little Yakuza! [Side Story Of Genbrok]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang