★From the dinning table★

160 26 0
                                    

"Sudah sampai tuan", Pria pengendara tersebut memberhentikan mesin Range rover milik keluarga Tay di garasi putih kecil rumah megah tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sudah sampai tuan", Pria pengendara tersebut memberhentikan mesin Range rover milik keluarga Tay di garasi putih kecil rumah megah tersebut.

Jika dilihat lihat, rumah Tay merupakan titik mata tertuju semua kepada tempat itu. Bagaimana tidak? Rumah yang megah berwarna putih yang memiliki dua lantai tersebut berdiri di wilayah dimana kebanyakan manusia memilih bambu dan kayu sebagai bahan papan nya, rumah yang terbuat dari batu bata seperti rumah New saja sudah sulit ditemukan di daerah tersebut. Itulah alasan New selalu bersyukur berada di dalam tempat yang aman dari terjangan hujan badai, angin kencang, dan cuaca yang tak menentu.

"Ayo New! Kita kerjainnya di kamar aku aja ya", New terkagum-kagum dengan tempat tinggal sementara milik keluarga Tay. Sangat besar dan megah untuk dimasukki oleh dirinya yang hanya memakai kaus dan celana pendek.

"Mau minum?", Tay menyalakan lampu kamarnya agar lebih terang, dan disitulah terpampang jelas wilayah kapal pecah memberhentikan perjalanannya. Tay hanya bisa tersenyum kikuk sembari membersihkan lantai kamar yang penuh dengan kertas dan juga permainan papan.

"Engga usah Tay, aku bawa minum kok dari rumah", New mengeluarkan botol air mineral yang sudah diisi ulang dengan air sumur kemarin.

"Ngapain kamu bawa minum?"

"Biar ga nyusahin hehehe, kata ibu kita ga boleh nyusahin orang", Tay hanya bisa tersenyum manis dengan perkataan polos seseorang yang sudah terduduk di lantai keramik putih tersebut.

"Yuk kita mulai aja mendingan", Tay mengangguk setuju dan tak lama kemudian mereka sudah bisa mengerjakan dengan serius. Beberapa kali New mengeluarkan lelucon lama namun tak tahu mengapa, hal itulah yang membuat Tay tertawa terbahak-bahak bahkan sampai kehilangan keseimbangan dalam posisi duduknya.

"New, laper ga?", Tay memegang perutnya yang terjadi peperangan besar disana. Lambungnya mengaum keras meminta jatah konsumsinya saat itu juga.

"Sedikit sih"

"Ayok makan ke bawah", New mengangguk setuju dan setelah itu terdengar lah suara langkah kaki yang terburu-buru menuju dapur. Siapa yang berhasil sampai dapur duluan ia akan menang.

"Ih aku gatau dapurnya dimana", New menarik pundak Tay yang berada di ujung lidah tangga sedangkan New berada dua anak tangga lebih tinggi darinya. Jawaban akhir dari permasalahan tersebut adalah, ya New tergelinding dari tangga yang bahkan bisa menjadi jalur transportasi kendaraan beroda dua itu.

"Aduh sakit", New meringis kesakitan, memegangi pundaknya yang terhantam ujung anak tangga yang tak terlalu tumpul.

Tay seperti mendapatkan serangan panik lalu mencoba membuat tubuhnya sejajar dengan tubuh New lalu mengelus-elus pelan pundak New sambil meniupnya, ntah untuk apa.

"Simsalabim piw New sembuh", Tay mengulurkan tangannya, membantu New berdiri seperti semula dan melanjutkan perjalanan mereka dengan berjalan santai sesekali terdengar keluhan New dengan hantaman keras yang terjadi pada pundaknya tersebut.

Little BallerinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang