★Over again★

133 22 2
                                    

New hanya bisa menangis ketika smeua orang menertawakan dirinya dengan kondisi sedemikian rupa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

New hanya bisa menangis ketika smeua orang menertawakan dirinya dengan kondisi sedemikian rupa. Sungguh memalukan.

Earth mencoba menurunkan resleting celana pendek New yang disambut dengan tubuh New yang berontak dengan seluruh tenaga yang ia miliki. Ini sudah diluar batas.

"KALIAN SEMUA! IKUT IBU KE RUANGAN!", Earth berdecak kesal mendengar suara seorang wanita yang mengacaukan kesenangannya. Earth dan ketiga temannya hanya bisa terdiam dan mengikuti sang guru berjalan menuju ruangan kematian.

Tay yang bersembunyi di sisi lemari, dengan tergesa gesa ia berlari menuju New yang terduduk lemas di lantai. Pipinya dipenuhi air mata yang tak henti henti turun, tangannya memeluk kedua lututnya, dan tubuhnya yang bergetar ketakutan.

Tay segera mengambil selimut coklat dan menutupi tubuh New yang basah. Tay yang melihat kondisi sahabatnya hanya bisa terdiam, tak bisa berkata apa apa. Sungguh kondisi New sangat kacau. Tak ada lagi senyuman manis yang terukir di wajahnya, hanya ada air yang terus mengalir tanpa tanda akan berhenti dari kedua pelupuk matanya.

Tay memeluk erat sahabatnya tersebut sambil menepuk pelan punggungnya, memberikan ketenangan jiwa pada korban.

"Jangan tinggalkan aku", suaranya bergetar tak seperti biasanya. Tay nyaris ikut menangis mendengar ucapan New kepadanya.

"Engga New, aku disini", Tay merasa napas New mulai normal, tak ada pergerakan apapun dari sang lawan bicara. Tay melonggarkan pelukannya untuk melihat kondisi New yang berada dalam dekapannya.

New tertidur lelap, tenaganya telah habis untuk menangis. Tay mencoba mengangkat New dengan sekuat tenaganya, bagaimanapun tubuh mereka bisa dikatakan seimbang itu sangat sulit untuk mengangkat satu sama lain. Setelah New tertidur di atas kasur, Tay mengambil kemeja putih berlengan pendek milik New lalu dengan perlahan ia pakaikan pada tubuh putih New yang halus.

Tay melihat New yang tertidur lelap hanya bisa menyalahkan dirinya sendiri. Kalau saja ia menyuruh orang lain untuk membuatkan teh hangat untuk New pasti kejadian itu tidak akan terjadi.

"Maaf ya New, Tay ga bisa bantu apa apa hehehe Tay payah banget"

*♡*

New mengerjapkan matanya berkali-kali, kepalanya lagi lagi terasa berat. Ia melihat sinar Mentari yang menerobos masuk ke ruangannya, langit sudah berwarna oranye. New melihat sekitarnya dan menemukan Tay yang tertidur dengan posisi terduduk tegap pada kursi kayu di sebelah kanannya.

Kedua tangannya dilipat didepan dada, kepalanya tertunduk, serta surai hitamnya yang tertiup angin senja membuat nya menjadi sempurna.

"Tay", sang pemilik nama mengerjapkan matanya berkali kali, mencoba mengumpulkan nyawanya yang masih bergentayangan.

"Udah sore, pulang yuk", Tay tersenyum manis lalu mengangguk pelan. Ia berjalan menuju ranjang New dan membantunya untuk berdiri.

"Kamu mau minum teh nya ga? udah dingin sih", Tay melihat secangkir teh yang sudah tak sehangat yang ia bawa.

Little BallerinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang