★Little white lies★

157 24 0
                                    

"New, nomor tiga caranya gimana?", Tay memainkan pulpen tinta hitam tersebut di tangannya, tak mengerti harus berbuat apa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"New, nomor tiga caranya gimana?", Tay memainkan pulpen tinta hitam tersebut di tangannya, tak mengerti harus berbuat apa.

"New", Tay mengalihkan pandangannya ke arah lelaki muda berkulit putih yang duduk disebelahnya.

"NEW JELEK!"

"Apasih berisik", New memandang Tay dengan sebal, mengganggu aktivitas nya.

"Nomor tiga gimana? kamu dari tadi nulis pasti udah nomor sepuluh kan?", New yang mendengar itu hanya tertawa pelan.

"Nomor satu aja aku belum Tay", Tay membulatkan bola matanya tak percaya melihat temannya yang sedari tadi asyik menulis tak membuahkan hasil sama sekali.

"Kamu itu nulis apasih?", tangan Tay berusaha untuk mengambil buku tulis milik New tetapi ternyata ia kalah cepat dengan New yang sudah siap siaga menaruh bukunya kedalam tas.

"Kepooo~", New meletakkan kedua tangannya lalu menyenderkan kepalanya di atas meja, tak peduli dengan pertanyaan Tay sebelumnya.

"Itu kan PR Tay Pekerjaan Rumah, ngapain kamu ngerjain di sekolah?"

"Biar cepet selesai", New memandang Tay keheranan, guru saja sudah menutup pelajaran dan membolehkan seluruh siswa untuk kembali ke tempat asalnya namun, mengapa Tay malah mengerjakan pekerjaan rumahnya di sekolah saat jam menunjukkan waktu pulang?.

"Kenapa ga pulang?"

"Belum dijemput hehehe kalo New, New kenapa ga pulang?", New mengubah posisinya menjadi duduk tegap menghadap kearah lawan bicara.

"Bentar lagi ada belajar bersama di kelas ini", Tay mengangguk mengerti, tiba tiba terbesit ide di dalam benaknya.

"Aku ikut boleh ga?", Tay mengeluarkan jurus puppy face nya dengan senyuman manis yang terlukis di wajahnya. Bukannya kasihan, New malah memandang aneh dan jijik dengan rayuan seseorang yang kini berada di depannya.

"Engga ah kamu bau", New memasang muka menyebalkan ala nya yang membuat siapapun melihatnya ingin memukul tepat di wajahnya detik itu juga.

"New, belajarnya di kelas aku ya", terdengar suara pemuda yang ia kenal dari arah pintu kayu.

"Oh oke Arm", tanpa basa basi New langsung merapihkan barang-barangnya kedalam tas lalu berjalan keluar kelas diikuti oleh Tay dibelakang nya.

"Tay kamu udah dijemput tuh", Tay melihat kearah mobil Range rover yang mulai memasuki wilayah sekolah sambil menampakkan wajah sedihnya.

"Ga ada yang ketinggalan kan? hati hati ya! dadah!", New melambaikan tangannya sambil tersenyum manis kearah pemuda itu sedangkan pemuda itu hanya merespon dengan anggukan kecil tak bersemangat.

New berjalan mengikuti Arm menuju kelasnya yang sudah diisi tiga orang lainnya yang akan mengikuti belajar bersama.

menit demi menit mereka habiskan dengan mengerjakan soal dan berdiskusi ria namun, sepertinya ada seseorang yang sedikit kurang fokus dikarenakan 'temannya' duduk tepat disebelahnya dengan jarak yang amat dekat.

Little BallerinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang