Cafe mulai sepi, pengunjung juga sudah tidak ada. Olin dan juga Livy bersiap siap untuk pulang karena memang sudah waktunya. Jam menunjukkan pukul 11 malam, suhu diluar sedikit dingin membuat Olin segera mematikan AC yang sedari tadi pagi menyala.
Livy mulai membereskan barang barangnya dan memasukkan ke dalam tasnya. Livy merasa ada yang kurang saat menutup resleting tas tersebut. Benar saja! Boneka. Iya, boneka pemberian terakhir ibunya, hilang.
"Ah! Bagaimana ini?" keluh Livy mencoba mencari barang itu di sekitarnya.
"Ada apa?" tanya Olin.
"Apa kau melihat boneka ku? Boneka beruang kecil," ujar Livy yang masih menggerakkan kepalanya untuk mencari dimana hilangnya barang itu.
Olin menoleh ke arah Livy dengan heran. "Bukankah dari kau datang ke sini, kau memang tidak membawa boneka?"
"Yang benar saja?"
"Iya, aku tidak pernah melihat boneka itu."
"Tidak! Aku pasti membawanya ke sini. Boleh bantu aku mencarinya sebentar?"
"Boleh, aku akan membantumu."
"Terima kasih. Maaf merepotkanmu." Livy mulai mencari disetiap sudut kafe. Berharap boneka itu ada di sini. Boneka itu tidak boleh hilang, sebab itu boneka kenang-kenangannya bersama ibunya.
***
Seorang laki-laki tengah menyesap Vape dan menghembuskannya di udara, membuat seisi ruangan dipenuhi asap dan bau yang khas dari Vape tersebut.
Suara ketukan pintu terdengar. Tak lama pintu terbuka setelah mendapat izin dari sang pemilik ruangan, menampakkan seorang lelaki yang umurnya tak jauh dari Jaemin. Lelaki itu kini sudah berdiri tepat di samping Jaemin, memberikan beberapa berkas dokumen.
"Apa ini?" tanya Jaemin sembari menaruh Vape nya di atas meja.
"Ini beberapa dokumen yang harus anda tandatangani, Tuan," ucap Liam. Salah satu asisten sekaligus sekertaris Jaemin.
"Itu saja? Kalau begitu kau bisa keluar."
"Hm..untuk permintaan anda tadi pagi. Saya sudah menemukan gadis itu, Tuan."
"Gadis yang mana?" tanya Jaemin yang mulai mengerutkan keningnya.
"Gadis yang tadi pagi anda bicarakan pada saya. Apa tidak jadi?" Jaemin mulai ingat. Gadis yang tadi pagi membuat dirinya sedikit marah akan sikapnya. Segera ia mengangguk untuk tanda bahwa ia ingat dan menagih info itu pada Liam.
"Sesuai dengan apa yang saya dapat baru baru ini. Gadis itu sedang bekerja di sebuah kafe yang tidak jauh dari perusahaan ini," jelas Liam.
"Jam pulang?"
"Jam pulang sekitar pukul 11 malam."
"Sekarang sudah pukul setengah 11 malam. Siapkan mobilnya, antar aku ke sana untuk menemuinya."
"Baik, Tuan."
Mobil Jaemim melaju dengan kecepatan cukup tinggi. Membelah jalanan dan dinginnya malam yang mulai sepi. Dirinya mengeluarkan boneka kecil yang tadi tak sengaja ia injak. Boneka itu masih bersih, hanya sedikit bekas injakan sepatu.
Jaemin menyeringai. "Target baru? Wah, ini sepertinya akan sangat menarik. Wait for me, baby."
"Kenapa tidak ada, seharusnya di sekitar sini ada." Livy masih terus mencari boneka itu. Ia tidak akan berhenti sampai boneka itu sudah berada diditangannya
Sudut ke sudut sudah Livy hampiri. Sampai sampai mereka menghidupkan satu AC lagi karena gerah. Semua ruangan yang ada di kafe ini sudah mereka hampiri satu satu, namun hasilnya nihil. Barang itu tidak ditemukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SIT DOWN! | JAEMIN
Mystery / ThrillerSeorang gadis yang tak sengaja berurusan dengan seorang lelaki mafia, membuat dirinya harus mengikuti semua perintahnya. Jika tidak, dia bisa mati. Jaemin Fernandez, itu namanya. Mafia muda yang mempunyai perusahaan besar serta kepala mafia 'Fernand...