Jaemin dan Mark tengah bersantai di ruang kerja Jaemin. Tak ada suara apapun selain langkah kaki yang melangkah kesana dan kemari. Di ruangan penuh dengan berkas-berkas ini, mereka melakukan apapun yang mereka suka, Dari bermain hp, bermain game online, mengelilingi Mansion, dan masih banyak lagi yang mereka lakukan di sana.
Kelakuan Mark hari ini cukup membuat Jaemin kesal, lantaran sejak tadi pria bermarga Anson itu tak kunjung menurunkan pandangannya dari ponsel. Padahal ini sudah terhitung lima kali dalam sehari ia bermain game online bersama Jaemin, tapi Mark belum merasa puas. Sebenarnya Mark sudah sering kali seperti ini, tetapi entah mengapa Jaemin tetap kesal melihatnya.
"Kau kalah, sudahi permainan ini. Mau sampai kapan bertarung?" Jaemin mematikan ponselnya. Terlihat raut wajah Mark yang nampak kecewa.
"Aku belum puas! Ayo bermain lagi sampai nanti malam," rengek Mark.
"Kau sudah gila? Masih ada beberapa yang harus kita urus."
"Tak bisakah kita beristirahat sebentar?" Berharap Jaemin luluh, kini Mark memasang wajah bak bayi yang sedang merayu dengan mata puppy eyes.
Merasa sadar dengan tatapan itu, Jaemin mengalihkan pandangannya dan berjalan menghampiri lemari tanpa pintu dengan beberapa rak untuk mengambil salah satu berkas. "Tidak ada kata istirahat untuk ini, dude."
"Bagaimana dengan Liam? Bukankah seharusnya hari ini informasi sudah keluar?"
"Sepertinya sebentar lagi Liam akan menghubungiku," ujar Jaemin tanpa menatap Mark.
Mark mengangguk dan mengacungkan tangan berbentuk kata 'Ok', lalu tangannya kembali meraih ponsel dan bermain permainan yang tadi sempat ia hentikan.
Berbeda dengan Jaemin. Lelaki itu kembali dengan aktivitasnya seperti biasa, yaitu berkutat dengan berkas-berkas dan komputer besarnya. Tangannya yang lihai mulai menekan huruf demi huruf yang ada di keyboard miliknya. Matanya seketika melebar saat sebuah artikel terpampang jelas di depan matanya. Namun, selang berapa detik, mata itu kembali menjadi tatapan yang malas. Ternyata itu adalah artikel ayahnya, bukan informasi tentang seseorang yang sedang ia cari.
Tok tok tok!
Deritan pintu terdengar saat Jaemin mengeluarkan suara dehaman yang mampu menembus pintu besar berwarna cokelat itu. Seorang pria dengan pakaian santai sudah berdiri di samping meja Jaemin. Jaemin yang sejak 25 menit lalu terus fokus di layar komputernya, kini beralih pada tangan kanannya yang baru saja datang.
Liam menundukkan kepalanya sekilas saat Jaemin menatapnya. "Maaf jika terlambat, Tuan. Ini adalah dokumen berisi informasi yang telah saya dapatkan." Dengan tangan kiri berada di bawah siku tangan kanan, Liam menyerahkan sebuah berkas yang di taruh di dalam map berwarna hitam itu pada Jaemin.
Jaemin hanya membukanya sekilas, lalu netranya kembali menatap Liam. Liam sudah merasakan jika atasannya ini akan menyuruhnya untuk menjelaskan secara lisan dengan apa yang sudah ia dapatkan. Sebagai tangan kanan yang sudah bekerja lebih dari 7 tahun sejak ayah Jaemin masih ada, Liam tak terlalu gugup alias sudah terbiasa.
"Coba jelaskan." Jaemin melipat kedua tangannya.
"Baik, ini adalah informasi mengenai Luna. Dia adalah wanita malam Thomas yang akan dijadikan sebagai istri Tuan atas dasar perjodohan."
Jaemin sedikit tersentak dengan ucapan Liam barusan. Apa? Wanita malam? Lalu akan dijadikan istriku. Benar benar menjijikan!
"Dari mana kau mendapatkan informasi ini?"
"Beberapa hari saat Anda menyuruh saya untuk mencari informasi, saya mengunjungi beberapa tempat yang pernah dikunjungi oleh Thomas. Salah satunya adalah Bar. Dari sana saya terus menanyakan perihal nama Thomas dan Luna. Saya menemukan nama itu di Knight Bar. Dan pekerja di sana menjelaskan bahwa Luna adalah wanita malam."
KAMU SEDANG MEMBACA
SIT DOWN! | JAEMIN
Mystery / ThrillerSeorang gadis yang tak sengaja berurusan dengan seorang lelaki mafia, membuat dirinya harus mengikuti semua perintahnya. Jika tidak, dia bisa mati. Jaemin Fernandez, itu namanya. Mafia muda yang mempunyai perusahaan besar serta kepala mafia 'Fernand...