Siang ini, Mark berada di kamar Livya. Menemani gadis itu makan. Jaemin? lelaki itu tidak ada di mansion sejak pagi tadi. Livya memakan makanan yang dibawa oleh Mark dengan lahap. Berkat Mark yang terus berusaha meyakinkan Livya bahwa dirinya tidak seperti Jaemin, dan terus mengajaknya berbicara dengan nada yang lembut, seperti Mark menyuruh Livya untuk makan siang saat ini. Keadaan Livya perlahan mulai membaik setelah beberapa hari lalu dirinya sempat terlihat pucat akibat ulah Jaemin.
Jika boleh jujur, gadis itu justru nyaman dengan adanya Mark di dekatnya. Setelah kedatangan Mark, hari-hari yang biasanya gadis itu lalui dengan begitu suram, kini berubah menjadi tenang dan damai. Mark selalu menahan Jaemin saat lelaki itu hendak melakukan kekerasan lagi pada Livya. Mark juga selalu mengajaknya jalan keliling taman yang berada di mansion ini, dengan sesekali bercanda bersama.
Melihat Livya yang terus tertawa senang jika sedang bersama Mark, membuat Jaemin geram dan tidak suka. Karena, gadis itu tidak pernah menunjukkan tawanya atau bahkan senyumannya jika bersamanya.
Mark menatap lekat wajah gadis yang kini berada di sampingnya, seraya tersenyum.
"Enak? Ingin lagi?" tanya Mark yang melihat Livya sedang membersihkan sisa nasi di piringnya dengan sendok.
"Tidak, terima kasih. Kau sendiri tidak makan?"
"Aku sudah makan sebelum pergi ke kamarmu membawa makanan," balas Mark.
Livya mengangguk. "Oh, begitu rupanya."
"Sudah sedikit membaik?"
"Apanya yang membaik?"
"Kondisimu saat ini, cantik." Livya membuang mukanya saat Mark menyebutnya dengan sebutan 'cantik' sambil mengangguk.
"Iya, sudah lumayan membaik," ujar Livya.
"Lumayan? Berarti belum sepenuhnya membaik?"
"Kurasa begitu."
"Ingin merasa lebih baik lagi?" Livya menatap Mark seraya menaikkan kedua alisnya.
"Ganti bajumu dan ikut aku," kata Mark, membuat Livya bingung.
"Kemana?"
"Ikuti saja. Aku tunggu di dalam mobil."
Setelah Mark keluar dari kamarnya, gadis itu tak berkutik sama sekali dari duduknya, dia terus menatap pintu kamarnya dan masih sibuk dengan pikirannya. Mau mengajak dirinya kemana sampai menggunakan mobil? Pikirnya.
Merasa belum jauh, gadis itu membuka pintunya dan mengejar Mark yang sedang berada di anakan tangga.
"Mark, tunggu," cegahnya.
"Ada apa?"
"Kita tidak usah pergi ke mana-mana. Di sini saja," ujar Livya membuat Mark mengerutkan alisnya.
"Kenapa?"
"Aku takut. Jaemin tidak memperbolehkan aku untuk pergi ke luar mansion."
"Sstt...jangan pedulikan Jaemin. Cepat ganti baju."
Mark melanjutkan menuruni anak tangga sampai keluar dari mansion dan menyiapkan mobilnya. Gadis itu menghembuskan napasnya, setelah itu masuk ke kamarnya untuk berganti pakaian.
Livya hanya menggunakan pakaian yang simpel. Kaos putih ditambah dengan rompi serta menggunakan rok pendek.
Gadis itu bergegas masuk saat pandangannya melihat mobil Mark yang sudah siap di depan pintu mansion. Duduk bersebelahan dengan Mark di tempat penumpang jok depan.
"Kau cantik," kata Mark tiba-tiba.
"Ah, terima kasih." Livya menatap ke luar jendela, berusaha menyembunyikan pipi merahnya. Mark yang menyadari itu langsung tertawa pelan.

KAMU SEDANG MEMBACA
SIT DOWN! | JAEMIN
Mystery / ThrillerSeorang gadis yang tak sengaja berurusan dengan seorang lelaki mafia, membuat dirinya harus mengikuti semua perintahnya. Jika tidak, dia bisa mati. Jaemin Fernandez, itu namanya. Mafia muda yang mempunyai perusahaan besar serta kepala mafia 'Fernand...