2. Tawuran day

1.9K 340 20
                                    

Tidak semua hal yang bersifat negatif akan selalu demikian, semua tergantung niat. Kadang butuh sedikit pukulan keras untuk kesadaran yang waras.

-Rekza Alaxsa Zeynfaruk

Kalian ngerti ga sama kata kata nya? Ngga? Sama! Yaudah jangan di pikirin, nanti kamu pusing. Ga baik bikin aku khawatir.

HAHAHAHAHA

Happy Reading

***

Jam istirahat pun berbunyi waktu yang di nantikan oleh para murid yang sedari tadi berkutat dengan para buku pelajaran nya.

Seperti halnya Cila dan para sahabat nya yang kini sudah duduk manis di kursi kantin menunggu makanan yang mereka pesan sampai.

Hal itu tak berjalan mulus, karena tangan usil yang sengaja menarik hijab nya lagi. Heran, suka banget gitu ya.

Cila menatap Amel sinis, karena tiba tiba saja Amel menarik kerudung nya tanpa alasan.

"Apa?!" Belum juga tangan nya menarik lengan Amel, Sinta sudah menahan sahabat nya itu.

"Udah lah Cil, ayo ke kelas. Ga usah di ladenin, biasa kurang belain" Sinta yang tak ingin berurusan dengan mereka.

"MasyaAllah suami aku, udah makan?"tanya Amel.

"Astaghfirullah selingkuhan setan, belum tobat juga?" Sontak saja sahutan Dani membuat teman teman nya yang lain tertawa terbahak bahak.

"Apa sih lo! Ganggu aja," Rendi dengan kasar menarik kursi yang dengan santainya di duduki Amel, "Awas Mel. Lo sama Rekza itu bukan mahram, ga usah deket deket! Ga liat muka Aa Eza tertekan gitu? Udah sana jauh jauh,"

Bukannya menjauh Amel malah hendak menggandeng tangan Rekza, emang dasarnya ga tau malu ya gini.

Dan dengan gerakan cepat Rekza menghindar, "Ga usah pegang pegang, tangan lo bau tai." Rekza ini sebenernya coolboy apa pelawak boy sih. Yang membuat teman teman nya tertawa.

"Mel Amel, kalo mau gatel minimal bersih." Rafael ikut menghujat Amel.

"Kalo mau jadi fakboy minimal kaya," Balas Amel pada Rafael, dan melenggang pergi.

"Perih banget, aing tau kok." Dani mengusap usap bahu Rafael.

***

"Ada yang tidak masuk hari ini?" Tanya pak Ahmad sembari duduk di kursi nya.

"Absen aja pak," Sahut Beni.

Pak Ahmad mengangguk, dan tepat saat nama Rekza serta teman teman nya di sebutkan semua nya terdiam.

"Mereka lagi," Pak Ahmad menggeleng gelengkan kepalanya. "Tadi jam pelajaran ke satu dan ke dua masuk?"

"Masuk pak!!!" Jawab mereka serempak.

Guru laki laki itu menghela nafas gusar. "Cila, bisa ambilkan buku bapak di ruang guru?" Yang langsung di respon anggukan oleh siswi tersebut, Dia berdiri dan membungkukkan sedikit badan nya ketika melewati meja guru nya, " Saya permisi dulu pak, Assalamu'alaikum."

Pak Ahmad mengangguk, "Waalaikumsalam."

Koridor sepi, tentu saja karena semua murid tengah belajar di kelasnya masing masing.

Cerita Untuk Cila [Tongkrongan Gagal Nyantren The Series]  END TERBIT ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang