Manusia terlalu cepat menghakimi tanpa melihatnya dengan teliti. Seolah yang paling benar hanya dirinya sendiri.
-Akila Anastasya Putri
Kamu akan di hargai ketika berada di tempat yang seharusnya kamu berdiri.
-Rekza Alexa Zeynfaruk
***
"Hebat dede bro!" Ucap pak Sanjir menepuk baju Rekza sebelum keluar dari aula, karena acaratelah selesai.Rekza menoleh dan tersenyum, "Makasih ya pak."
"Ngapain makasih ke saya?" Tanyanya, Rekza mengangkat alisnya, "Bapa yang atur kan?"
Pak Sanjir terkekeh, "Bukan. Tuh! Abang angkat kamu." Sembari menunjuk ke arah pintu aula, yang tepat di sana sudah terlihat seorang laki laki dengan wajah sumringah.
Fikri melangkah ke arah mereka, "Gimana gimana? Sukses?"
"Bang bukannya ga dateng?" Heran Rekza, Fikri menggeleng dengan tawa pelan. "Orang dari tadi di kantor."
Rekza berdecak, membuat kedua laki laki beda usia di depan nya terkekeh. "Ya, greget aja gue sama bu Mega, sering banget ngomongin lo sama temen temen yang lain di kantor guru. Iya ga Jir?"
Pak sanjir menatap nya tajam. "Jar jir jar jir," Kesalnya.
"Lah, nama anda memang bapak Sanjir, bapak bapak." Balas Fikri, sengaja menjahili teman seprofesi nya.
"Oh iya, di panggil pak Ahmad noh." Hampir saja lupa dengan amanah ini. Pak Sanjir mengangguk. "Iya, duluan ya." Mereka mengangguk mempersilahkan.
"Bang?" Fikri mengangkat dagunya. "Apa sih lo ah, bang bang. Abang cuanki?" Kesalnya, yang di tanggapi tawa renyah dari lawan bicara nya. "Kita seangkatan ya, ga usah so muda lo!" Lanjut Fikri.
Memang jika Rekza tidak di keluarkan pesantren dan lika liku setelah itu, selama tiga tahun lamanya. Dia pasti sudah duduk di bangku perkuliahan, sama dengan Fikri.
"Nyatanya ga seangkatan, puncak komedi banget idup gue," Balas Rekza dengan senyum pahit. Fikri yang mengerti itu menyuruh Rekza untuk kembali duduk.
Fikri menarik nafas panjang dan menghembuskan nya perlahan. "Lagian gue heran, gimane cerita nya polisi nangkep lo. Padahal udah jelas ga ada bukti sama sekali kan?"
"Ada," Jawab Rekza yang membuat Fikri terkejut. "Serius?" Dan dia mengangguk. "Bingung gue, katanya lo ga make." Pura pura tak tau.
"Ya emang ngga, Jadi gini..."
Flashback on
"Za, ada paket tuh!" Seru Adnan. Rekza dengan segera bangkit dari duduknya sembari memakai sepatu. "Di gerbang?" Adnan mengangguk iya.
"Nuhun Nan." Dia langsung berjalan menuju gerbang.
"Atas nama Rekza Alaxa Zeynfaruk?" Rekza mengangguk, "Paket apa pak?"
"Oh kalo itu ga tau dek, saya permisi ya. Assalamu'alaikum,"
"Waalaikumsalam,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Untuk Cila [Tongkrongan Gagal Nyantren The Series] END TERBIT ✔️
Fiksi Remaja(Tersedia di Shopee/firazmedia) Sebuah kisah pertemuan para remaja dengan latar belakang masa lalu yang sama, yakni sebagai remaja remaja yang gagal menimba ilmu di pesantren. Apakah pertemuan ini akan memulai kisah baru untuk mereka? *** Menjadi...