chapter 20

1.1K 64 6
                                    

Follow sebelum membaca

Vote and komen juga

HAPPY
READING
°

°°°

"Eh Sa, nggak jadi ke basecamp, besok udah mulai sekolah lagi, loh," ucap Zara.

Saat ini kedua remaja yang sudah berstatus sebagai suami-istri itu sedang menonton televisi bersama. Untungnya Saki sudah di jemput Bunda, jadi tidak akan ada yang menggangu.

"Urusan sama lo nya apa?"

"Ya kan, gue mau ikut. Mau ketemu Lang-" Zara terdiam.

"Lang? Lang apa? Langit?!" tebak Eksa seraya menaikan sebelah alisnya, menatap penuh interogasi kepada sang istri.

"Langlang, hehe," jawab Zara cengengesan, kalau dia jujur bisa-bisa ia tidak akan diizinkan ikut.

"Trus?"

Zara berdecak kesal. "Ya kalau udah sekolah, ntar gue susah ikut nya!"

"Susah? Lo cuma numpang ama gue, apa susahnya," balas Eksa sengit.

"Ish, Sa .... kita udah kelas 12, gue harus rajin belajar. Jadinya susah ngikut lo! Apalagi kalau udah ke sana, gue bakal nyangkut."

"Tuh tau nyangkut, ngapain ikut."

"Lo ah. Gue mau ikut, yuk lah, Sa. Ke basecamp. Ajak Natali, Ghea, Naira, lia juga ya...," pinta Zara memohon.

"Ck, males banget hari ini," saut Eksa lalu kembali fokus pada TV.

"Please, ah Sa. Kapan lagi bisa kumpul bareng. Gue bosan di rumah terus-terusan, gue keluar sama sahabat gue, lo nya nggak ngizinin, tapi gue minta jalan sama lo, nggak juga mau. Mau nya apasih?"

"Mau gue? Berdua sama lo aja," balas Eksa.

"Tapi gue mau nya rame-rame, boleh ya sayang..." Zara memohon, ini adalah jalan terampuh untuk Eksa luluh.

Eksa melirik Zara sekilas lalu beralih menatap TV lagi. "Gue nggak luluh," ujarnya.

Zara menghembuskan nafas berat. "Eksa..." rengek Zara.

"Cium dulu," suruh Eksa seraya menunjuk pipi nya.

"Nggak!" tolak Zara mentah-mentah.

"Sebelum gue berubah pikiran," balas Eksa lagi.

"Kalau sampe hitungan ketiga lo nggak nyium pipi gue, bakal beralih ke bibir," ucapnya enteng.

"Ck lo, ke-"

"Satu."

"Dua."

"Tig-"

Cup

"Udah."

"Oke cantik, gue ganti baju dulu," ucap Eksa seraya tersenyum kemenangan

"Ish, enaknya gue tonjok tuh muka!" gumam Zara kesal.

°•°•°•°

Tak butuh waktu lama untuk Eksa dan Zara sampai, mereka berdua telah sampai dan disambut baik oleh anggota Taskala.

"Wiwiwi, kembali lagi pada pasa-"

"Bacot! Bisa diem nggak lo!" sinis Eksa memotong ucapan Lova.

"YEU, Si bos mah," balas Lova dengan tatapan kesalnya.

"Duduk dulu, Zar," suruh Eksa dibalas anggukan oleh Zara.

"Tumben datang, kak Zara." Langit berseru.

"Haha, iya," balas Zara.

Eksa melirik Zara dan Langit dengan tatapan tajam. "Gue bilang nggak usah ngomong sama temen gue!"

"Apasih, Sa," sarkas Zara kesal.

"Kak, Bang Eksa tuh cemburu," terang Langit sembari tersenyum kecil.

"Bacot lo Lang!" Eksa menatap Langit tajam.

"Oh ya Lang, kucing yang kemarin ada bawa?" tanya Zara.

Langit mengelengkan kepalanya. "Enggak, kirain Kak Zara nggak ikut, hehe," ucapnya cengengesan. Gemesin banget si Langit mah.

"Gue bilang jangan ngomong!"

Langit dan Zara sontak menatap Eksa aneh. "Napa sih lo, sensi amat," ucap Zara dibalas anggukan oleh Langit. "Iya tuh, napa lo Bang? Cemburu ya?" tebak langit.

"Lo kaga usah deket-deket bini gue. Entar ketularan virus!"

"Eksa! Gue cuma ngomong doang, lagian langit nggak ada virus gituan," terang Zara kesal. Eksa itu terlalu posesif.

Eksa melirik Zara sekilas lalu beralih menatap kedepan. "Kalau nggak mau ngedengerin gue, kita pulang sekarang!"

"Ck, iya deh," pasrah Zara ngalah.

"Kenapa nih?" tanya Nevan yang baru saja masuk bersama Aldy.

"Tuh, Bang Eksa cemburu," terang Langit sembari menahan tawanya.

"WOWOW, CEMBURU TANDA CIN-"

"Bacot lo setan!" Kesal Eksa menatap tajam Nevan.

"Widih, cemburu lo sa. Makhluk kejam ternyata bisa bucin juga ya," saut Dion sambil mendudukkan dirinya di samping Eksa.

Eksa hanya memutar bola matanya malas. "Naira mana Van?" tanya Zara.

"Gue lupa ngajak dia," jawab Nevan.

"Gitu-"

"Udah gue bilang bawa!" potong Eksa.

"Eksa, kenapa sih lo. Suka banget motong orang ngomong," kesal Zara.

"Diem lo! Pulang aja, nggak ada temen disini. Ayo!" Ajak Eksa menarik tangan Zara.

Bukannya berdiri, Zara malah menahan tangan Eksa. "Ini kan temen juga," ujar Zara seraya menunjuk anggota Taskala.

"Gak!" balas Eksa singkat.

"ZARA!!" pekik seorang yang sangat familiar ditelinga Zara.

"NATALI!" Zara melepaskan tangannya dari genggaman Eksa.

"Lo disini juga?"

"Iya, gue diajak sama Dion," ujar Natali.

"Tuh, Sa, berarti gue nggak pulang," ucap Zara senang.

Eksa menatapnya malas, lalu kembali mendudukkan dirinya di samping Zevan. "Gak usah terlalu posesif, Sa."

"Stop, diem lo! Jangan bikin gue makin pusing."

"POSESIF BANGET, SI BOS!" pekik Nevan.

Eksa menatap Nevan tajam "becanda bunda," ujar Nevan membuat semua anggota Taskala tertawa melihat wajah Eksa yang sudah menahan amarah.

Beberapa menit kemudia, Eksa menatap jam ditangan nya menunjukan pukul 16.24 "Zar, yuk pulang. Udah jam 4 sore nih."

Zara membalikan badannya lalu mengangguk, sebenernya dia sudah mengantuk dari tadi, tapi dia juga ingin berbicara bersama Natali.

"Gue pulang ya, Nat," ujarnya dibalas anggukan oleh Natali.

"Bye Zara!"

-----
Tbc

Makasih buat yang mau luanggin waktunya, buat baca cerita miff :)

Jangan pernah bosan ya :)

1 kata buat Eksa?

1 kata buat Zara ?

1 kata buat....Aku deh?

Bye, see you next part!!!

Jangan lupa komen kalau bisa, and vote disetiap chapter nya!!

See you all🖤

DIEKSA!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang