୧ ׅ𖥔 ۫ Chapter 43 ⋄ 𓍯 𔘓

685 31 0
                                    

Hello, ketemu lagi kita, xixi.
Udah lama juga nggak ketemu.
Biasa, sibuk.
Anjayy 🤣🤙

••••
HAPPY
READING
••••

Sinar matahari memasuki Indra penglihatan Eksa. Cowok itu membuka matanya, beralih menoleh ke samping. Beberapa detik kemudian, cowok itu bangun.

"Zara udah bangun?" gumamnya.

Eksa langsung mandi. Setelah memakai semua atribut sekolahnya, cowok itu langsung turun ke lantai bawah. Ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling rumah, tapi tetap saja Zara tidak ada.

Ke dapur, ke ruang tengah, ke taman belakang, ruang tamu, bahkan toilet saja sudah dicek, dan tetap saja Zara tidak ada.

Eksa menggerutu kesal, khawatir juga. Kemana kira-kira sang istri, seharusnya jam segini mereka sudah harus berangkat ke sekolah.

Lantas, Eksa beralih mengambil handphone nya di atas meja ruang tengah, dan menelfon Zara. Eksa mendengar deringan ponsel, lalu menoleh ke belakangnya. Ternyata handphone Zara ada di atas sofa. Dia tidak membawa ponselnya? Lalu kemana gadis itu pergi.

Eksa berdecak sebal, ia takut terjadi hal yang tidak diinginkan terjadi kepada sang istri. Eksa mencoba menelfon ibunya, mertuanya, tapi tetap saja, mereka tidak tau Zara dimana.

"Emang Zara kemana? Dia nggak ngabarin kamu? Dia baik-baik aja, 'kan?" Suara Nita terdengar khawatir. Sebagai ibu, pasti dia mengawatirkan anaknya kenapa-napa, 'kan.

"Aku juga nggak tau, Ma. Tapi Mama jangan khawatir, aku bakal cari dia. Udah dulu ya, Ma. Assalamualaikum." Eksa mengakhiri telfonnya. Ia menghela nafas berat.

Eksa kembali membuka layar ponselnya, menelfon teman-teman Zara yang ia ketahui. Tapi, satu orang pun tidak ada yang tau. Eksa semakin panik, ia pun segera memakai jaket bomber berwarna hitamnya, lalu segera keluar untuk mengambil motor.

••••

Eksa memarkirkan kendaraan di depan taman sari, taman yang biasanya Zara datangi. Tapi tetap saja, setelah mencari-cari, Zara tetap tidak ada. Entah kemana manusia itu pergi.

Cowok itu berdecak kesal, juga khawatir. Ia sudah ke taman, ke pantai, ke cafe, bahkan semua tempat yang pernah Zara datangi. Tapi tetap saja, gadis itu tidak di temukan.

Eksa kembali pulang ke rumah, ia membuka aplikasi WhatsApp, lalu mengetik sesuatu di sana.

🏴‍☠️TASKALA INTI🏴‍☠️
Anda, Aldy, Dion, Nevan, Zevan

Anda
Lo pada di sekolah? ||
Gue perlu bantuan, cabut ||

Dion
|| Soal Zara?

Anda
Ya! Buruan! ||
Gue tunggu di depan rumah ||

Aldy
|| Oke, otw

Nevan
|| Oke!! Asyiappp

Dion
|| Kita otw

Eksa mematikan ponselnya, semoga saja sang istri baik-baik saja. Apa tempat yang Eksa tidak ketahui? Apa ada tempat yang Zara sukai, tapi Eksa tidak tau?

••••

Semua anggota Taskala inti sudah berada di depan rumah Eksa. Eksa menaiki motornya, lalu beralih menatap teman-temannya.

"Gimana cara kalian lari?" tanya Eksa.

Aldy berdecak, "ntaran aja itu mah! Sekarang mikirin tentang istri lo dulu."

"Iya, Sa! Gue nggak mau kalau Zara kenapa-napa, ya!" saut Ghea. Ya, Natali, Ghea, dan Chika ikut. Itu semua karna paksaan, jadi, mau tidak mau, mereka harus membawa tiga manusia itu.

"Makasih, maaf karena gue kalian jadi bolos. Kita cari sekarang," ujar Eksa. Semua mengangguk setuju.

••••

"Anjir! Kemana sih?!" Eksa mengacak rambutnya frustasi.

"Sa, Nila nggak datang." Eksa menoleh ke Dion, dengan keadaan yang benar-benar sudah buruk. Rambut acak-acakan, bahkan Eksa sempat menangis. Teman-temannya saja mau tertawa, tapi takut Rosa.

"Apa masalahnya sama tu bocah? Gue nggak peduli!" saut Eksa.

Dion menghela nafas berat. "Lo tau, Nila itu nggak pernah absen. Tapi kali ini, bersamaan dengan Zara hilang, dia juga nggak datang. Lo juga tau, Nila benci sama Zara. Apa ini kebetulan, atau memang bisa jadi Zara lagi sama Nila," jelas Dion.

Eksa tampak berpikir, ia mengacak rambutnya lagi.
Apa yang dikatakan Dion itu bisa saja benar, tapi Eksa tidak bisa langsung mengambil kesimpulan bahwa Nila lah yang melakukan ini. Apalagi Nila tidak pernah mengusik Zara.

"Tapi dia nggak pernah ngusik istri gue, Di."

"Siapa bilang?!" saut Ghea sewot.

"Asal lo tau aja, Sa! Nila itu emang titisan kampret dan setan. Tau lo?! Lo bilang dia ga pernah ngusik Zara? Lo nya aja kali yang nggak tau. Ngatain Zara caper lah, ngatain ini lah, itu lah. Itu namanya ngusik!" lanjut Ghea.

Natali menyaut, "bener! Nila emang pernah bilang bakal ngelakuin sesuatu sama Zara."

"Wah, nggak bisa nih!" Chika menghentakkan kakinya kesal. Lalu menaiki motor Aldy. "Kuy kita kerumahnya!"

"Nila kampret! Berani bener dia menggangu Buk bos. Wah nggak bisa dibiarin. Kita samperin rumahnya!" sambung Nevan dengan wajah sok serius nya.

"Sekarang. Gue tau rumah tu anak," saut Zevan yang dari tadi diam.

••••

Heyyo

Jangan lupa votmen, yaa.

See you.

Part ini pendek :')

DIEKSA!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang