Rahang tegas itu mengetat, wajah rupawannya dipenuhi kekesalan. Ia melajukan mobilnya dengan kecepatan konstan tanpa mau sedikit pun kehilangan jejak mobil sedan di depan. Moodnya yang sudah buruk, semakin memburuk saja.
Naruto lagi-lagi mendapati Gaara yang tengah berkunjung ke rumah Hinata---tentu tanpa sepengetahuan mereka, seperti semalam. Ia yang pada awalnya ingin menemui sang putra sekaligus memberikan mainan yang telah ia janjikan, dengan terpaksa harus menunda niatannya.
Selain karena enggan bertegur sapa dengan pria itu, sejujurnya ... ia merasa kalah. Hinata tampak lebih menerima kehadiran sang pria Sabaku ketimbang dirinya. Dan hal tersebut telah cukup melukai harga dirinya sebagai seorang pria, pula sebagai ayah kandung dari Bolt, putranya.
Tatapan safirnya tetap lurus ke depan. Setelah bermenit-menit menempuh perjalanan, pada akhirnya ia telah sampai di depan butik milik Hinata. Naruto menepikan mobilnya, menjaga jarak aman sembari tetap memasang mata, melihat interaksi antara Hinata dan Gaara dengan menggemeretakkan giginya.
Sungguh, ia teramat kesal. Apalagi ketika melihat tangan sang pria berambut berma tampak mengacak surai putranya, kemudian beralih membelai pelan kepala Hinata sebelum kembali memasuki mobil sedannya. Mereka tampak seperti keluarga yang harmonis di mata safir Naruto, dan hal tersebut membuat sesuatu di dalam dadanya memanas seketika.
Naruto berpikir, seharusnya ialah yang lebih berhak melakukan semua itu, terutama untuk sang putra. Hell, Bolt itu adalah anak kandungnya, darah dagingnya! Dan ia tak akan pernah rela jika ada pria dewasa lain yang lebih akrab dengan anaknya selain dirinya.
Setelah mobil sedan merah milik sang pria Sabaku kembali melaju, Naruto segera keluar dari alat transportasi beroda empat miliknya. Dengan langkah panjang, ia memasuki Aufklärung boutique dengan sebuah kotak di tangannya berisi robot Transformers untuk sang putra tercinta.
"Selamat datang di Aufkla---Naruto?!" Sakura---yang bertugas menyambut pelanggan butik tak kuasa melanjutkan ucapannya kala menyadari siapa pria yang baru saja memasuki pintu toko tempat ia bekerja. Matanya membulat sempurna seiring batinnya menerka-nerka untuk tujuan apa pria Kanada itu datang.
"Lama tidak berjumpa, Sakura." Naruto hanya menyapa wanita Uchiha tersebut seadanya. Raut wajahnya masihlah tampak murka, namun segera melunak ketika mata safir pria itu menangkap presensi sang putra tercinta---tentu bersama ibunya yang duduk di sebelah sang balita.
Sedangkan wanita Hyuuga itu tampak tersentak di tempatnya, berbanding terbalik dengan ekspresi pria kecilnya. Bolt tampak tersenyum lebar ketika tahu siapa yang datang. Kaki-kaki kecilnya segera menuruni sofa, lantas berlari tertatih menyongsong tubuh besar ayah biologisnya---yang kini terlihat merentangkan tangan padanya. "Paman, Bolt lindu~"
"Hai, Jagoan. Paman juga rindu." Naruto menangkap tubuh mungil Bolt ke dalam dekapan hangatnya, kemudian menggendong sang putra menuju sofa.
Sakura hanya membatu melihat interaksi ayah dan anak di depannya. Ia terlihat kaget ketika tahu jika Bolt telah begitu mengenal ayah kandungnya. Kenapa Hinata tak pernah bercerita padanya?
"N-naruto-kun?" lirih sang wanita Hyuuga beranak satu saat Naruto duduk dengan jarak yang lumayan dekat dengan dirinya. Sungguh, ia terkejut atas kedatangan pria yang ia cintai secara tiba-tiba.
Namun, Naruto tampak tak menghiraukan ucapan wanita yang menyebut namanya. Ia hanya fokus pada putranya yang kini ia dudukkan di atas pangkuan. "Bagaimana kabarmu? Maaf, paman baru bisa menemuimu sekarang."
Memang sudah hampir sepekan berlalu dari terakhir kali Narito menemui Bolt di kediamannya kala itu. Sebagai seorang owner perusahaan bonafide, ia memiliki tanggung jawab yang besar untuk memutuskan dan menentukan peraturan serta kebijakan tertinggi perusahaan. Tentunya ia lah yang harus bertanggung jawab dalam memimpin dan menjalankan perusahaan, pula bertanggung jawab atas kerugian yang di hadapi perusahaan termasuk juga keuntungannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MINE✔
RomanceSequel dari cerita "Promise" Menjadi seorang single parent adalah pilihan hidup Hinata, pula sebagai jalan untuk menebus rasa bersalahnya terhadap Gaara, mantan suaminya. Pada mulanya kehidupan dirinya beserta Bolt, sang putra baik-baik saja, semua...