#15 Mom

599 101 1
                                    

Run Away
By : Yoora Kin



Karina berdiri mematung menatap sosok wanita yang dipanggilnya Mama. Duduk terdiam menghadap keluar jendela sambil memeluk boneka kesayangan Putrinya. Tatapan kosong mengisyaratkan kesedihan mendalam. Rasa bersalah memukul hati Karina. Dia sungguh sadar telah menjadi anak durhaka. Mungkin akan lebih baik dia mendengar makian dan kutukan dari Mamanya daripada melihat wanita itu diam.

Karina melangkah perlahan menghampiri Tiffany. Berjongkok di depan wanita itu.

"Ma? aku pulan Ma", suara Karina bergetar diikuti air mata yang masih terus mengalir dari kedua matanya.

Pandangan Tiffany beralih menatap gadis cantik didepannya. Hanya seperdetik kemudian dia langsung mengenalinya. Tiffany memeluk Putrinya erat. Dia merindukan gadis kecilnya.

"Putri Mama sudah pulang? Putri Mama jangan pergi lagi!", Tiffany terus memohon dan meminta maaf pada Putrinya.

"Maafin Jimin yah Ma! Jimin udah nyakitin Mama"

"Sssts... kamu nggak salah sayang. Mama cuma butuh kamu disini. Disisi Mama"

Adegan mengharukan hingga orang yang melihat mereka pasti akan merasakan perasaan mereka. Karina menghabiskan banyak waktu di kamar Tiffany melepas rindu dengan Mamanya.

Tap...
Tap...
Tap...

Suara langkah kaki yang menuruni tangga mengalihkan perhatian 4 pria di ruang keluarga.

"Mama sudah tidur", katanya datar. "Ayo Jaem!", ajak Karina kemudian.

"Kamu mau kemana?", cegah Siwon. Putrinya baru saja kembali dan sudah mau pergi? ini tidak benar. Dia takut Putrinya menghilang lagi.

"Aku janji sama ketemu Papa-Mama tapi maaf aku nggak bisa tinggal disini. Soal Mama, besok pagi-pagi aku akan datang lagi", jelas Karina.

"Tapi sayang..."

"Papa nggak usah khawatir. Aku nggak akan menghilang lagi. Lagian oppa udah tahu kan dimana apartemen aku", kedua Kakaknya bungkam.

"Om tidak usah khawatir. Jaemin pasti jagain Karina", kata Jaemin ikut meyakinkan.

Siwon akhirnya membiarkan Putrinya itu pergi lagi. Meski tidak rela tapi dia tidak ingin memaksa, takut gadis itu menghilang lagi.

"Kirim orang mengawasi Jimin. Dan bawa Sunny ke hadapanku", perintah Siwon mutlak kepada bawahannya.

.....

Jaemin merasakan pelukan Karina lebih erat dari biasanya. Hingga merasakan getaran tubuh gadis itu. Karina menangis. Jaemin sengaja mengambil jalan memutar memberi waktu untuk gadis itu menangis sepuasnya. Terkadang menangis lebih baik daripada terus menahannya.

"Sudah cukup menangisnya hari ini. Nanti air mata lo habis", Jaemin mencium kening Karina sebelum pergi setelah mengantar Karina pulang.

Karina berjalan gontai menuju unit apartemennya. Dan langsung disambut tatapan tajam Jeno yang bersandar di pintu. Entahlah Karina sering melihat ada orang menunggunya di depan pintu akhir-akhir ini.

"Lo ganti pass apart?"

"Hmm", jawab Karina lalu mulai memasukan pass apartemennya. Dia jelas tidak terlalu peduli dengan kehadiran Jeno bahkan saat pemuda itu mengekor masuk.

"Lo kenapa?", Jeno bertanya menyadari bekas air mata di wajah Karina.

"Gue nggak mau jawab. Dan please jangan ganggu gue sekarang! Gue mau sendiri dulu", mohon Karina.

Jeno cukup tahu diri dimana posisinya. Dia memilih pergi darisana.

"Tapi Kar, i'm never playing around!", Jeno berbalik dan mengatakan apa yang mengganjal hatinya sejak perdebatan tadi siang di sekolah.

"Really? I know a men like you, Jeno! Lo cuma lagi merasa kalah karena Jaemin dan itu nyakitin ego lo. Just be your self!"

Setiap kata-kata yang keluar dari mulut gadis yang menyita perhatiannya akhir-akhir ini sangatlah menusuk dan selalu tepat sasaran hingga tak bisa dibantah. Seakan Karina lebih mengenal dirinya daripada dirinya sendiri.

.....

Tiffany panik saat terbangun dan langsung mencari Putrinya. Dia takut semalam hanyalah mimpinya. Namun hatinya lega melihat sosok Putrinya yang duduk di meja makan bersama suami dan Putra pertamanya.

"JUNGWOO! CEPAT TURUN!", suara teriakan tegas Siwon membuat Putra keduanya berlari keluar dari kamarnya namun terhenti mendapati Mamanya berdiri di dekat tangga.

"Mama? kenapa berdiri disini? ayo sarapan ", Jungwoo menggandeng Mamanya hingga ke tempat duduk tepat di samping Karina.

Jungwoo mengambil tempat di samping Taeyong berhadapan dengan Karina. Siwon duduk di kepala meja.

Tiffany menatap haru Putrinya. Semalam bukan mimpi tapi Putrinya benar-benar sudah pulang. Akhirnya kursi yang selalu kosong akhirnya kembali diduduki.

"Mama kenapa nangis lagi? kita kan mau sarapan", Karina mencoba menenangkan Tiffany.

"Maafin Mama yah! ayo makan!"

Tatapan Tiffany tidak bisa lepas dari Putrinya. Hanya melihat gadis itu makan sudah membuatnya kenyang. Putri kecilnya sudah tumbuh menjadi gadis yang cantik.

"Ma, Pa aku ke sekolah dulu!", pamit Karina.

Jaemin yang baru saja tiba tersenyum dan menyapa calon mertuanya. Senang saja mendapat kepercayaan keluarga Karina.

"Jaemin, anak Mama dijagain yah! Mama takut dia hilang lagi", ucap Tiffany.

"Yes Madam!", balas Jaemin tersenyum ceria. "Papa, Mama... kita ke sekolah dulu!"

"Titip adek gue... jangan diapa-apain!", teriak Jungwoo sedangkan Taeyong sudah siap dengan mobilnya akan berangkat kuliah.

"Siap hyung!"

Jaemin menggandeng tangan Karina menuju motornya. Tidak lupa memakaikan helm. Kali ini dia sudah siap dengan 2 helm.

"Putri kita udah gede", Tiffany masih belum bisa menghilangkan senyum bahagianya.

"Iya, cantik kayak Mama", sambung Siwon.

"Cantik banget! aku hampir nggak ngenalin Jimin pas ketemu. Tahu nggak Ma? Jimin jadi rebutan anak-anak di sekolah", kata Jungwoo bangga.

Yah, dia dan Taeyong sudah mendengar curhatan adik-adik mereka di SMA soal Karina sebelum mereka bertemu Karina. Mereka semua terus memuji adiknya hingga tak jarang berebut saling mengklaim.

Dahi Jungwoo tiba-tiba mengerut jadi teringat Jeno. Mereka semua tahu Jeno juga dekat dengan adiknya. Tapi, Jaemin kan tunangan Karina.

"Semoga nggak ada gelut-gelutan. Pasti bakal canggung", gumam Jungwoo.

.
.
.
.
.
.
.
.tbc

Run AwayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang