#24 Waiting For You

579 99 1
                                    

Run Away
By : Yoora Kin




1 tahun kemudian....

Jaemin turun dari motornya dan berlari menuju kelasnya. Sungguh sial! dia bangun kesiangan dan Maminya sengaja tidak membangunkannya untuk memberinya pelajaran.

"Lu dimana bego?", tanya seseorang dari balik panggilan telepon.

"Iya, bentar lagi nyampe"

Renjun mengomelinya dari sambungan telepon. Ini hari pertama masuk kuliah dan Jaemin malah terlambat. Salahkan senior yang membuatnya kelelahan selama orientasi.

Nafasnya tak beraturan dan penampilannya yang berantakan khas orang baru bangun. Untung dia tidak salah memakai baju. Renjun malu mengakui jika orang itu sahabatnya.

"Hah... untung dosennya belun datang!", Jaemin menghempaskan dirinya di kursi samping Renjun.

"Oke, ayo pergi!"

Jaemin mengangkat kepalanya dan menatap sahabatnya bingung.

"Karena ini hari pertama, dosennya nggak masuk ntar sekalian mingdep", kata Renjun tersenyum jahil.

"Dan lo baru kasi tahu gue sekarang? wah tega lo yah... bener-bener temen  mines akhlak! kampret lo!"

Renjun tidak peduli malah mengabaikan Jaemin yang terus memakinya sepanjang jalan menuju kantin. Bahkan teman-teman mereka sampai bingung melihat Jaemin yang sudah menyebut hampir semua makian dalam berbagai bahasa untuk memaki Renjun. Dan jangan lupa ini masih pagi.

"Masih pagi dan telinga gue ternodai!", protes Winwin.

"Jun, lo apaain si Jaemin sampe kesel gitu?", Mark mengglengkan kepalanya prihatin.

"Nggak gue apa-apain! Kan yang batal masuk dosennya bukan gue. Eh, malah kesel ke gue"

"Gue capek-capek lari dari parkiran sampe kelas. Mana tadi pagi nggak sempat mandi sama sarapan. Ternyata dosennya nggak masuk. Dan nih bocah kuda nil nggak ngasi tahu gue malah sok ngomelin gue di telepon bikin panik", celoteh Jaemin panjang lebar.

Jaemin dan Renjun mengambil fakultas kedokteran dan mereka sekelas.

"Salah sendiri bangun siang!"

"Cih, coba lu yang digituin Jaemin. Budek si Jaemin denger lu ngomel. Secara lu nggak bisa kalo nggak ngegass", cibir Haechan.

"Hello adik-adikku!", Jungwoo yang heboh datang bersama Lucas yang tidak kalah heboh.

"Ekhem, permisi! lo Jaemin kan?", Jaemin mengangkat sebelah alisnya menoleh ke asal suara yang memanggil namanya.

"Gue boleh minta nomor lo?", tanya seorang mahasiswi yang tidak mereka kenal.

Jaemin menatap datar orang itu. Oh ayolah! kenapa selalu saja ada yang menggoda pria setia seperti Jaemin. Resiko pria tampan memang begini.

"Kar, kapan balik?", batin Jaemin.

"Dia bukan Jaemin, gue Jaemin!", bohong Lucas.

"Bukan, bukan dia. Gue Jaemin!", Haechan ikut-ikutan.

"Apaan sih kalian? Jaemin itu gue!", Jeno tidak mau kalah.

Gadis yang berdiri di depan mereka kelihatan bingung. "Jadi yang namanya Jaemin siapa?"

"Kita semua namanya Jaemin!", Renjun tersenyum jahil.

"Terserah siapa yang namanya Jaemin. Pokoknya gue mau minta nomor lo. Boleh kan?", Cewek itu menyodorkan HP nya ke Jaemin yang asli bukan yang mengaku-ngaku.

"Sorry, nggak punya HP!", jawab Jaemin cuek. Tentu saja itu bohong. Bohong yang jelas-jelas aneh.

"Pfft... sorry yah temen gue emang dari kampung rada gaptek", ledek Mark.

Cewek itu berbalik pergi. Dia pasti malu karena ditolak Jaemin secara terang-terangan.

"Gila lo Jaem! sampe malu tuh cewek", Jeno menyenggol lengan Jaemin.

"Daripada gue diamuk Karina ngasi nomor ke cewek lain", jawab Jaemin cuek.

Sejenak Jungwoo terdiam menatap tunangan adiknya. Karina beruntung karena memiliki Jaemin yang setia menunggunya.

"Cie... adik ipar setia!", goda Jungwoo menyenggol Jaemin dengan kekuatan penuh sampai pemuda itu bergeser dari tempat duduknya.

"Bukan setia, tapi bucin akut!", cibir Jeno.

"Eh, kayak lo nggak pernah ngebucinin Karina. Niat banget pengen nikung temen sendiri", cibir Jaemin.

"Kalo gue tahu Karina tunangan lo mana mau gue deketin. Salah sendiri, masa nggak ngenalin tunangan lo ke gue. Plus Karina pinter banget bikin cowok baper", cibir Jeno.

"Udah-udah berantem mulu! lama-lama gue nikahin lu berdua"

Xiaojun kesal, baru datang bersama Yanyang dan Hendery dan sudah disambut perdebatan Jeno-Jaemin yang tidak pernah ada habisnya kalau membahas Karina.

.....

To:Myfiance

Kar kabar kamu gimana ?
Aku kangen
Udah baikan ?
Hari ini, hari pertama masuk kuliah. Jadi pengen satu kampus sama kamu.
Sayang, aku kesel dikerjain Renjun pagi-pagi.
Sayang, Mami masak makanan kesukaan kamu. Aku jadi ingat kamu lagi.


Jaemin membuang nafas kasar. Dia melemparkan HPnya ke kasur diikuti tubuhnya. Dia memejamkan matanya sebentar menjernihkan pikirannya.

Sudah setahun sejak Karina dipindahkan ke rumah sakit di luar negeri. Dan dia tidak pernah bisa menghubungi Karina lagi. Dia hanya bisa menanyakan kabar Karina pada Jungwoo dan Taeyong. Dan jawaban mereka selalu sama.

"Karina sedang masa pemulihan pasca operasi. Dia pasti balik kalo udah sembuh"

Hanya itu. Jaemin tahu Karina pergi untuk mengobati penyakitnya tapi tetap saja dia merindukan gadis itu. Setidaknya ingin mendengar suara Karina lewat sambungan telepon. Tapi, nomor Karina tidak bisa dihubungi. Bukan sekali dua kali dia meminta bantuan Jungwoo dan Taeyong untuk menghubungi Karina lewat orangtua mereka yang ada bersama Karina. Tapi mereka selalu menolak dengan berbagai alasan.

"Kar? Kamu baik-baik aja kan?", gumamnya.

Drrt... drrt...

Jaemin mengecek HP nya yang bergetar karena panggilan masuk. Ada nomor tak dikenal.

"Hallo?"

"Halo... Jaemin ini tante Tiffany"

Deg...
Jaemin meluruskan tubuhnya dan mengubah posisinya duduk di atas kasur.

"Tante apa kabar? Karina gimana tant ? Aku boleh ngomong sama Karina?"

"Emmm, Jaemin. Tante telepon kamu karena mau ngasih tahu kamu. Sekarang Karina nggak bisa diganggu dulu. Dia baik-baik aja kok! cuma dia harus fokus sama perawatan"

"Oh gitu yah tante!", Jaemin kecewa.

"Maaf yah Jaemin! kamu pasti kecewa. Tante janji sama kamu kalo Karina udah baikan pasti langsung ngehubungin kamu"

"Iya, nggak apa-apa kok Tan! Jaemin ngerti"

"Makasih yah Nak! kamu jaga kesehatan juga. Titip salam buat orangtua kamu"

"Iya tante!"

Entahlah Jaemin harus lega atau kecewa. Sejujurnya satu hal yang langsung terbesit dalam pikirannya setelah mendengar penjelasan Tiffany. Apa benar Karina baik-baik saja ? separah apa kondisinya hingga tidak bisa berbicara dengannya bahkan lewat telepon ?

.
.
.
.
.
.tbc

Run AwayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang