#20 Break Up

575 94 0
                                    

Run Away
By : Yoora Kin



Karina turun dari mobil Jungwoo dan langsung berlari masuk ke sekolah sebelum gerbang ditutup. Yah, dia hampir terlambat pagi ini. Pasalnya dia menunggu Jaemin tapi tunangannya itu benar-benar tidak datang. Sepertinya dia benar-benar membuat Jaemin marah. Karina tidak terlalu ambil pusing. Toh, tidak ada yang salah dari kata-katanya.

"Kar? Jaemin kenapa nggak masuk?", tanya Yangyang saat mereka tidak sengaja berpapasan di koridor. Karina mengangkat bahunya tidak tahu.

Karina baru melangkah sebentar tapi Jeno menahan tangannya. Sudah lama sejak mereka berbicara. Terakhir kali sejak perdebatan mereka waktu itu.

"Ikut gue!"

Jeno menarik Karina menuju kolam renang. Karina hanya mengikutinya. Toh, dia memang berencana ke rooftop untuk merokok tapi kan lebih aman di kolam renang. Kalau di rooftop kadang ada guru yang mengecek ke sana.

"Gue udah dengar soal Jaemin sama Yeri"

Karina merolling matanya jengah mendengar nama itu lagi. Entahlah dia hanya tidak suka mereka terus-terusan menjelaskan hubungan orang itu dengan tunangannya. Kalau pun mereka memang tidak ada apa-apa yah sudah tidak usah terlalu banyak menjelaskan.

"Gue capek denger cerita mereka. Lagian gue nggak peduli soal itu"

"Lo berantem sama Jaemin?"

"Nggak berantem. Jaemin yang marah-marah nggak jelas", jawab Karina asal.

"Kar? gue beneran nggak bisa nebak isi pikiran lo. Sebenarnya lo anggap Jaemin atau gue apa? Tadinya gue mau nyerah tapi lo sendiri kayak nggak anggap Jaemin juga"

"Jen, lo sendiri yang ngomong kan? it's just a business relationship. Gue, Jaemin. Kita sama-sama cuma nurutin kemauan orangtua. So, what should I expect? Love? Bullshit!"

Karina menyesap rokoknya dan menghembuskan asapnya. "Lagian ini kesempatan gue ngelepas Jaemin sebelum semuanya semakin rumit", batin Karina.

Jeno menatap Karina berusaha membaca wajah tak berekspresi Karina. Dia bingung bagaimana harus menanggapi Karina yang tidak bisa ditebak. Semua yang keluar dari mulut gadis di depannya sangat tidak terduga.

"Don't think to much. And stop expecting more from me! I don't want our relationship to be awkward. I already consider you my friend"

Karina mematikan rokoknya dan berjalan pergi meninggalkan Jeno yang masih mematung di tempatnya. Dia ditolak dua kali sebelum menyatakan perasaan. Sungguh miris. Seperti didorong dua kali ke lubang yang sama. Tangannya terkepal menahan sesak di dadanya.

......

Karina mengabaikan Jaemin yang tiba-tiba sudah ada di dalam apartemennya saat pulang. Entah apalagi yang diinginkan Jaemin darinya.

"Gue mau ngomong!"

Jaemin akhirnya membuka mulutnya saat Karina berniat masuk ke kamar. Karina berbalik dan mengambil tempat di samping Jaemin.

"Jujur! lo anggap gue sebagai tunangan lo? bukan dalam artian karena kita dijodohin"

Karina merolling matanya jengah. Dia sudah tahu Jaemin akan membahas itu lagi tapi tetap saja dia lelah mendengar hal yang sama lagi.

"Tunangan, tunangan, dan tunangan. Gue capek dengernya Jaem. Kalo lo ngerasa terbebani denga status itu. So what? gue bakal ngomong ke orangtua gue, lu juga. Tinggal dibatalin aja kan beres!"

"Maksud lo apa? gue nggak mau batalin apa-apa. Gue cuma mau lurusin masalah kita itu aja"

"Masalah? nggak ada Jaem. Dari semalam udah gue bilang kan? gue nggak peduli lo mau ngapain. Itu hidup lo!"

Karina masuk ke kamarnya dan membanting pintu. Sungguh Jaemin merusak moodnya.

"Shit!", umpat Jaemin. Dia mengepalkan tangannya kesal. "Oke, terserah gue? jangan menyesal dengan kata-kata lo sendiri", gumamnya.

Jaemin pergi dari apartemen Karina dan langsung menuju kantor Suho. Mengabaikan sapaan satpam atau pegawai lainnya. Jaemin menerobos masuk hingga ke ruangan Suho.

"Pi, Jaemin mau ngomong sesuatu"

Suho menatap wajah serius Putra keduanya. Dia mempersilahkan Putranya masuk. Dia penasaran hal serius apa yang ingin dibicarakan Putranya itu hingga menerobos masuk ke Kantornya. Padahal biasanya Jaemin tidak suka datang ke Kantornya.

"Ini soal pertunangan aku sama Karina"

.....

Empat orang gadis cantik berbaur dengan banyak orang di lantai dansa. Menggerakan tubuh bebas mengikuti alunan musik. Sesekali mereka tertawa.

"Keknya ada yang galau", Winter menyenggol lengan Karina

"Nggak galau... cuma lagi butuh hiburan. Orang-orang lagi pada rese, kesel gue!"

"Oke, kayaknya kita harus pesta buat ngehibur temen kita satu ini", Giselle mengangkat gelasnya mengajak bersulang.

"Let's party tonight! Cheers!", seru Ningning.

Mereka bersulang dan menghabiskan isi gelas dalam sekali teguk. Seperti kata mereka, mereka benar-benar berpesta hingga tidak sanggup berjalan.

Brak....

3 orang pemuda membuka kasar ruang VIP. Mereka menatap tak percaya melihat kelakuan 4 gadis di depan mereka. Mereka mabuk dan meracau tak jelas. Jangan lupakan puluhan botol miras kosong di meja.

"Bang lu antar Giselle aja. Karina bareng gue", ucap Jeno saat Jungwoo akan mengangkat Karina.

"Aish... gimana cara gue bawa nih dua bocah?", Lucas bingung karena Jungwoo dan Jeno sudah pergi meninggalkannya dengan Ningning dan Winter. "Nyusahin!"

Jeno mengendari mobilnya sesekali melirik Karina yang terus meracau tak jelas. Bahkan saat memindahkan Karina ke apartemennya. Jeno sampai kesusahan karena gadis itu tidak bisa diam.

"Jen, kenapa sih? gue cuma mau lepasin dia... kenapa dia nggak bisa ngerti?", Jeno paham siapa yang dimaksud Karina. Tapi tidak mengerti, kenapa Karina ingin melepas Jaemin? bukankah Karina memilih Jaemin dan menolak dirinya.

"Maaf, gue minta maaf!"

Deg...
Jeno diam mendengarnya.

"Maaf udah nyakitin lo dan Jaemin! seharusnya gue nggak pernah datang ke hidup kalian. Itu akan lebih mudah... karena gue... gue harus pergi..."

Jeno tidak mengerti apa maksudnya? pergi? Apa Karina berniat menghilang lagi? Seperti dulu? Tapi, bukankah hubungan Karina dan keluarganya sudah membaik. Apa alasannya kali ini?

.
.
.
.
.
.tbc

Run AwayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang