"Ketika kamu bisa berdamai dengan keadaan, semuanya akan baik-baik saja."
---StarSea25---
♥♥
Sepasang kelopak mata yang tertutup bergerak-gerak sebelum terbuka sepenuhnya. Matanya mengerjap pelan guna menyesuaikan sinar sang suryayang masuk ke dalam retinanya melalui celah jendela kamar. Putri Arianna melenguh saat merasakan hal tak biasa pada tubuhnya. Ia merasa pegal luar biasa dan meringis saat sengatan ngilu di pusat tubuhnya terasa menyiksa kala ia mencoba duduk dan bersandar di kepala ranjangnya dengan susah payah. Kakinya bahkan sangat lemas.
“Jangan banyak bergerak, Tuan Putri. Apakah masih sakit? Padahal saya langsung mengobatinya begitu usai.”
“Apakah maksudnya?” Putri Arianna menatap bingung kehadiran Pangeran Arjunayang kini duduk di sampingnya dengan sebuah sup labu di tangan. “Dan, mengapa kau di sini, Yang Mulia? Kita tak boleh bersama sampai hari pernikahan tiba.”
“Ak.”
Putri Arianna menurut, mengabaikan sesaat keresahan di hatinya. Hingga sup tersisa setengah, ia tak dapat lagi menahan diri. “Apakah maksud ucapanmu tadi, Yang Mulia? Tolong jelaskan padaku sekarang.”
“Jangan marah padaku atau siapa pun. Janji?”
“Jelaskan.”
Pangeran Arjuna meletakan sup di tangannya di nakas samping ranjang dan mengalirlah cerita semalam dengan jujur. Di mulai dari Putri Arianna yang terkena hipotermia, berbagai cara untuk menghangatkan tubuhnya yang tak membuahkan hasil, hingga cara terakhir yang ia lakukan untuk menghangatkan tubuh Putri Arianna.
“Siapakah yang mengizinkanmu melakukannya?!”
“Maaf.”
Mata Putri Arianna berkaca-kaca. “Kau telah berjanji padaku untuk tak melakukannya sebelum pernikahan kita ....”
“Aku tak memiliki pilihan lain saat itu.” Terlebih, aku memang menginginkannya sejak lama dan aku tak menyesalinya. “Kedua orang tuamu mendesakku. Mereka mengizinkanku untuk melakukannya demi keselamatanmu. Jikalau kau berada di posisiku, manakah yang ‘kan kau pilih? Menepati janji atau menyelamatkan nyawa? Pilihan yang sulit, bukan?”
“Jangan sampai Pangeran Arjuna memiliki Anda sebelum pernikahan, Tuan Putri.”
“Mengapa tiba-tiba kau berujar demikian, Harnum?”
“Entahlah. Tetapi yang pasti jangan biarkan Pangeran Arjuna melakukannya sebelum pernikahan. Atauusai melakukannya di malam pertama pernikahan, esok harinya .... Anda akan dicampakkan.”
Putri Arianna terkejut. Itu tak boleh terjadi. “Bagaimana jika kami melakukannya di malam pertama usai pernikahan?”
“Maka Pangeran Arjuna akan sangat menggilai Anda, Tuan Putri.”
Peringatan itu … Putri Arianna merasa frustrasi. Ia menangis membayangkan ucapan Dewi Harnum menjadi kenyataan di depan matanya sendiri. Memikirkan ia dicampakkan oleh Pangeran Arjuna, sungguh menyesakkan dada. Apakah yang harus Putri Arianna lakukan sekarang agar dapat mencegah nasib nahas itu kelak bisa saja menimpanya? Ia membiarkan Pangeran Arjuna memeluknya erat dan membisikan kalimat penenang untuknya serta berjanji takkan meninggalkannya. Pangeran Arjuna akan tetap menikahinya dan takkan mencampakkannya meski telah mencicipi kelezatan tubuh daranya.
Putri Arianna hanya bisa berharap semoga ucapan Dewi Harnum padanya dahulu takkan menjadi kenyataan, mengingat pelayannya telah meninggal di jurang kematian. Semoga saja ucapannya pupus bersama dengan kepergian Dewi Harnum untuk selamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Permaisuriku~ (END)
Historical Fiction[BUKAN NOVEL TERJEMAH] "Tiada kasta dalam cinta." *** Dewi Harnum adalah seorang pelayan di suatu kerajaan. Ia selalu menggunakan selendang untuk menutupi wajah cantiknya, karena takut, jika kecantikannya akan menimbulkan perpecahan di masa depan. I...