Part Empat Belas

3.6K 632 62
                                    

Enam part lagi end👀
Udah siap pisah sama Will, Li and Eveline?

Hehe oke langsung meluncur aja:v

Happy reading 🖤

William menajamkan penglihatannya ke satu titik. Kemudian decakan kesal lolos begitu saja dari sela bibirnya.

Ia menghela napas panjang, sebelum pergi begitu saja, setelah mendengar semua perkataan Li dan Amore. Ya, William tengah memata-matai Li yang sekarang tengah mode kepo dengan rahasianya, namun William tidak takut, karena ia tahu, Amore bisa menjaganya dengan baik.

William memutuskan untuk kembali ke Kerajaannya, banyak hal yang harus ia kerjakan siang ini mungkin akan selesai sampai matahari terbenam. Dan malamnya, William akan memulai rencana yang sudah ia susun dengan rapih.

Rencana yang akan menjadi jembatan untuk dirinya tetap hidup.

Malam hari pun tiba, Amore bergegas menuju kamar kakaknya untuk menanyakan perihal sesuatu. Langkahnya terlihat sangat tergesa-gesa, Amore sedikit berlari hingga tiba di depan pintu kayu berwarna hitam itu.

Tanpa mengetuk, Amore langsung membukanya dan seperti biasa. Kamar Kakaknya ini sangat gelap. Amore mendengus kecil, kemudian ia menjentikkan jari hingga obor di sudut ruangan menyala, sehingga sedikit menerangi ruangan ini.

William yang tengah berdiri di depan jendela sembari bersedekap dada lantas menoleh.

Ia mengangkat sebelah alisnya, seolah bertanya 'apa' pada Amore.

"Kau akan melanjutkan rencananya?" Amore bertanya langsung pada intinya, setelah ia berdiri di sebelah William.

"Hmm." William mengangguk dua kali. "Sesuai rencana yang aku katakan padamu," lanjutnya.

Amore mengaitkan jari-jarinya. Terlihat jika gadis muda itu tengah memikirkan sesuatu. "Apa kau yakin Kak? Dia bisa saja-" Amore terdiam. Ia tidak bisa melanjutkan ucapannya.

Melihat Amore, lantas William ikut terdiam. Ia menatap kosong ke arah hutan gelap di depan sana. Kepalan tangannya mengeras, di ikuti helaan napas berat.

"Tapi hanya itu yang bisa aku lakukan. Jika tidak, maka hidupku akan berakhir begitu saja. Memangnya kau di tinggal olehku?" William membuka suara setelah keterdiaman mereka berdua.

Amore lantas menoleh pada Kakaknya. "Tentu saja tidak! Tapi ...." Amore bingung. Ia tidak mau kehilangan Kakaknya, tapi ia juga tidak mau hal buruk ini terjadi pada seseorang.

William kembali menghela napas, kemudian ia mengulurkan sebelah tangannya dan mengacak rambut Amore. "Aku pergi dulu, kau tidak perlu khawatir," ujar William, ia menarik senyum tipis sebelum melompat begitu saja dari jendela kamarnya.

Amore menatap kepergian Kakaknya dengan diam, sampai Kakaknya berubah wujud dan berlari cepat di gelapnya malam.

"Ah, aku bingung." Amore memijat pelipisnya. Ia di baut bingung dengan hal ini.

****

Di kerajaan Estemoral, Eveline mendengus kesal dengan kaki di hentakan di ranjang. Saat ini posisinya tengah telentang di ranjang tidurnya.

Bibirnya mengerucut, Eveline sangat kesal dengan Arthur--sang Kakak.

Arthur sudah berlebihan. Ia memperlakukan Eveline bagai tahanan. Di setiap langkah Eveline, maka akan di ikuti sepuluh langkah kaki pengawal.

PRINCESS EVELINE: The Choice [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang