Part Sembilan Belas

4.2K 637 148
                                    

Star yakin, kalau konfliknya udh ketebak banget>< Happy Reading dan jangan lupa Vote dan komen 🖤

---

Kacau. Keadaan kamar Alin dan Derral kacau balau, karena terkena amukan Alin.

Istri dari Derral itu mengamuk dan terus mengaduh sakit sembari meremas selimut. Bella, Eveline dan ibunya yang mendengar lantas menghampiri Alin. Terlihat jika hanya ada dia di dalam kamar tersebut.

"Sayang, ada apa?" Sona bertanya pada Putrinya. Sedangkan Bella dan Eveline berdiri di sisi ranjang.

Dengan wajah sembab, Alin menatap ibunya. "HUAA IBUU! AKU INGIN PISAH DENGAN PANGERAN DERRAL! DIA--DIA MONSTER BU. hiks .... Tangisnya pecah kembali. "Dia menyerangku terus, dan tidak mau berhenti. Sakit Bu, aku kesakitan tapi dia malah keenakan," adunya lagi.

Sona meringis pelan. Mulut Alin sungguh blak-blakan.

"Sudah ku duga, ini akan terjadi," gumam Bella, ia menatap iba ke arah Alin. "Alin, Suamimu salah mencari guru," lanjut Bella pada Alin.

"Ma-maksud Kak Bella apa?" tanya Alin sesegukkan.

"Jauhi Suami mu dari Arthur, jika kau tidak mau otaknya di buat koslet," peringat Bella. "Otak Arthur itu sesat. Dia gila dan juga berlebihan."

Jika Arthur mendengar ucapan Bella, mungkin pria itu akan merajuk seperti anak kecil.

Sona menatap lucu ke arah Putrinya. "Sakit sekali ya?" tanya Sona menggoda.

Namun Alin yang tidak tahu apa-apa hanya mengangguk saja. "Awalnya sakit, terus aku merasa seperti melayang, dan setelah itu sakit lagi. Pangeran Derral kejam, Bu, dia tidak mau berhenti walaupun aku sudah memohon," jujur Alin membuat tiga wanita itu terkekeh kecil.

Alin terlalu polos.

***

Di taman Kerajaan Vaskal, Arthur dan Li tengah duduk sembari memperhatikan para prajurit Vaskal yang tengah berlatih.

Tak lama kemudian, Derral datang dan ikut bergabung dengan dua pria itu.

"Selamat pagi, Kak," sapa Derral pada dua pria itu.

Wajah Derral sangat cerah, walaupun ada bekas cakaran di garis rahangnya dan juga bekas gigitan yang kentara sekali di leher.

"Kau nampak senang pagi ini," ujar Li setelah melihat Derral yang sudah ikut duduk nimbrung.

"Ohiya jelas lah, senang," respon Derral bangga, kemudian ia menatap ke arah Arthur yang hanya diam sembari bersedekap dada. "Woah Kak, kau memang guru terhebat. Aku bahkan sangat mudah mempraktekkan apa yang kau ajarkan," puji Derral pada Arthur.

Arthur memasang wajah angkuh. "Sudah jelas, aku sangat pandai dalam hal itu," bangga Arthur.

Li mendengus saat tahu arah percakapan mereka. "Suami puas, istri tewas," ujar Li, ia menatap ke arah Derral. "Kau apakan adikku sampai teriak-teriak begitu huh? Baru menikah, tapi Alin sudah minta pisah darimu," lanjut Li, ia tahu jika Alin tengah mengamuk.

Derral menggeleng polos. "Tidak aku apa-apa kan kok. Aku hanya mengikuti apa yang Kak Arthur tulis di kertas," balas Derral membuat Li mendelik ke arah Arthur yang hanya memasang wajah santai.

PRINCESS EVELINE: The Choice [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang