Part Tujuh Belas

3.3K 577 96
                                    

TANDAI TYPO-NYA ✍️

HAPPY READING 🖤

----

Matahari kembali menempati tahtanya. Menyinari belahan bumi dengan cahayanya yang hangat.

Angin berhembus pelan, menyapu dedaunan pohon yang tampak berembun karena di terpa hujan semalam.

Di dalam kamar yang bernuansa gelap, Eveline menggeliat pelan saat merasakan mual lagi. Lantas wanita itu beranjak bangun dengan cepat dan mencari kamar mandi.

Ia belum sepenuhnya sadar, lantas wanita itu terbengong saat menatap ruangan yang asing.

"Di mana kamar mandi ku?" monolog Eveline, ia membekap mulutnya dan mulai menatap sekitar. Pandangannya tertuju ke pintu di pojok sana.

Lantas ia bergegas, beruntung jika itu benar kamar mandi. Ia mulai memuntahkan cairan bening kekuningan terus menerus hingga perutnya terasa sakit di ikuti tenggorokan yang kering dan terasa pedis.

Eveline lantas mencuci mulutnya dan berkumur, setelahnya ia membasuh seluruh wajahnya.

Hufft...

Helaan napas terhembus panjang, Eveline lantas menyentuh perutnya lagi. Kini perutnya sudah mulai kentara. Hal ini membuat Eveline sedikit takut, jika perutnya sudah kentara maka keluarganya akan tahu.

Eveline harus memutuskan. Ia akan memberitahukannya segera sebelum mereka tahu sendiri.

Kembali ke tempat tidur, William mulai membuka kelopak matanya saat terkenal cahaya matahari yang masuk dari celah jendela.

Ia mengerjap pelan sembari memijat pangkal hidung. Pria itu mulai merubah posisinya jadi duduk dan tak lupa meregangkan otot-otot tubuhnya.

William tampak bugar pagi ini, mungkin karena tidurnya yang nyenyak. Tidak seperti malam-malam biasanya. Uhm, mungkin karena ia nyaman berada di dekat Eveline.

Mengingat Eveline, lantas William menoleh ke sebelahnya, matanya membulat saat tidak melihat kehadiran Eveline.

William lantas bangun, berjalan menuju jendela dan membukanya sehingga cahaya masuk menyinari kamarnya.

"Eve?!" Ia berteriak, namun tak ada balasan. Lantas pikirannya mulai tidak jernih, ia bergegas keluar kamar untuk mencari Eveline.

Bertepatan dengan itu, Eveline keluar dari dalam kamar mandi setelah mendengar William memanggilnya tadi.

Kening Eveline mengerut. "Loh kemana perginya?" Eveline menatap sekitar, kemudian ia menatap pintu kamar yang terbuka.

Eveline bimbang. Ia ingin keluar kamar namun takut ada yang melihat kehadiran dirinya di Kerajaan ini. Lantas Eveline memilih untuk duduk di sisi ranjang lagi sembari mengelus perutnya.

Oh tidak! Eveline merasa lapar, dan di mana William sekarang?

Sedangkan yang di cari kini tengah menghela napas gusar sembari bersandar di pilar. Beberapa pelayan lewat dan memberi hormat padanya.

"Tunggu, apa kalian tidak melihat seorang wanita berjalan di sekitar sini?" tanya William. Pelayan-pelayan itu bukan orang pertama yang William tanyakan.

PRINCESS EVELINE: The Choice [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang