BAB 12🌿

4.1K 171 1
                                    

Bau alkohol mulai tercium dimana-mana. Sudah banyak orang minum alkohol dari depan sampai bagian pojok jangan lupakan pasangan mereka yang setia menemaninya.

Banyak yang melakukan perbuatan jorok di sini (kalian pasti tahu maksud Author apa).

"Mereka ngapain?" teriak Arvin yang dapat tatapan tajam dari semua pengunjung.

Kenapa ada Arvin? Pasti kalian mikir seperti itu. Setelah perdebatan panjang antara Fhelisa dan Arvin akhirnya Nisa yang mengambil keputusan kalo Arvin ikut mereka, tentu aja dibantu dengan wajah manja Arvin. Fhelisa mau ngga mau menerima si bocah manja di dalam mobilnya.

"Kata mami ngga boleh dekat-dekat kalian belum muhrim nanti dosa loh." Ceramah Arvin.

"Lo yang di sana ngga usah banyak bacot. Urusan aja hidup lo sendiri , kaya maha benar aja lo bocah!" Kesal laki-laki yang mau mencium kekasihnya tapi gagal sebab teriak Arvin.

"Kalo ngga suka pulang sana!"

"Anak mami ko ke klub ngga dimarahi mami tu."

"Upsss, ada anak mami nyasar, lepas dari kandang lo? Pulang sana!"

"Kenapa kalian marah? Kan Arvin bilang yang sebenarnya. Kenapa kalian ngga terima?" Tanya Arvin dengan polos.

"Lo belum sadar juga dimana kesalahan lo? Ambil kaca sana!"

"Ganggu aja ni bocah. Pergi sana sebelum sebaran gua habis!"

"Loh, kenapa Arvin yang harus pergi? Kan Arvin ngga salah apa-apa. Harusnya kalian yang pergi supaya kalian ngga banyak dosa. Apa kalian ngga takut dengan Allah?"

"Woy, siapa yang bawa ini bocah? Bawa pulang sana, sakit telinga gua!"

"Gua hitung satu sampai tiga kalo lo belum pergi gua pastikan lo masuk rumah sakit, jangan salahan gua!"

Arvin masih setia berdiri di tempatnya. Ia ngga takut dengan semua ancaman yang mereka ucapan. Nanti kalo sudah dipukul baru ia nangis begitulah Arvin.

"Arvin ingatkan ke kalian semua jangan lakukan ini lagi kesihan orang tua kalian yang menanggung dosanya. Arvin harapan kalian berubah," kata Arvin berusaha menasehati mereka semua.

"Banyak bacot lo!"

Brukkkk__

"Berani lawan laki-laki lemah, sini lawan gua kalo berani!" Tantang Fhelisa ketika berhasil menahan tojokan laki-laki itu.

"Wih, ada pahlawan kesihan, perempuan pula dibayar berapa lo?"

"Negeri, bocah polos ada pengawalnya. Ahhh takut__"

"Ngga usah banyak bacot, sini lawan gua!" Tantang Fhelisa.

"Cabut, kita bukan laki-laki lemah yang lawan perempuan," katanya sebelum melangkah.

Keadaan kembali hening. Arvin sudah pasti menangis di pojokan sana. Ia paling takut dengan keributan.

"Kemana anak mami itu?" Tanya Fhelisa sambil melihat ke kanan kiri.

"Entah, tadi pergi begitu aja tanpa bilang ke gua," kata Nisa.

"Gua sudah bilang kalo itu anak cuma bisa merepotkan. Lo sih keras kepala," omel Fhelisa yang masih ngga terima dengan keputusan Nisa mengajak Arvin ke klub.

"Kita ngga salah, apa yang dia katakan memang benar. Mereka aja yang emosian," kata Nisa membela Arvin.

"Lo aneh, teman lo di sini siapa? Gua atau dia? Kenapa lo bela anak kemarin sore mati-matian? lo suka sama dia? Bilang bosku."

"Enak aja gua ngga suka sama dia. Gua cuma kesihan sama dia yang selalu lo salahkan."

"Lo memang dia salah bambang!"

"Terserah lo lah, gua capek debat sama lo. Mending kita cari itu anak kemana."

"Gua sih ogah, mending gua tidur," kata Fhelisa sambil melangkah, baru aja ia melangkah Nisa lebih dulu menahannya.

"Memang yah lo ngga ada hati, nyesal gua temanan sama lo," kata Nisa mulai mendrama.

"Gila yah lo demi anak manja lo nyakitin hati gua. Tega banget lo!"

"Gua ngga peduli!"

"Ternyata pertemanan lama akan kalah dengan pertemanan baru. Gua ngga akan masalah jika itu orang lebih berkelas dari gua, lah ini anak mami yang merebut posisi gua? Gua ngga sudi!"

"Terserah gua mau mengganti posisi lo dengan siapapun. Hidup-hidup gua kenapa lo yang repot!"

"Aah," kata Fhelisa mulai frustasi.

"Semua jawaban ada di tangan lo. Hidup itu simpel ngga perlu dibawa pusing. Jika lo masih mau bersahabat dengan gua, ikutin apa mau gua termaksut mencari Arvin," jelas Nisa.

Ia sudah ngga tahu dengan cara apa lagi membuka rasa peduli Fhelisa ke semua orang.

"Auah pusing gua!"

Cewek Barbar Vs Cowok Manja (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang