BAB 28🌿

2.1K 95 0
                                    

"Tanggan lo lurus jangan bengkok!"

"Kuda-kuda lo yang benar!"

"Pandangan lo ke depan jangan ke gua!"

"Bisa serius ngga sih latihannya?"

Seperti yang Fhelisa janjikan tadi, mereka latihan bela diri di belakang rumah Arvin. Omel-omelan Fhelisa terus terdengar membuat Delisa tersenyum bahagia. Fhelisa berusaha melatih Arvin tapi yang dilatih ngga serius ada saja hal yang membuat Fhelisa naik darah.

"Sayang, yang sabar latih Arvinnya," teriak Delisa dari arah dapur.

"Kalo Arvin susah dibilangi pukul pake rotan, itu rotannya ada di gudang," lanjut Delisa sambil tersenyum.

"Mami jahat!"

"Siap Tante."

"Latihan yang benar atau lo gua pukul pake rotan seperti yang mami lo katakan!"

Roran? Kata yang membuat Arvin trauma sampai detik ini. Dulu waktu usia 3 tahun Arvin di didik sama oma dan opanya di Singapura. Didikan yang keras, salah sedikit rotan akan melayang ngga ada rasa kesihan dari mereka tapi dijamin anak tersebut tumbuh dan berkembang menjadi anak yang tegas dan nurut sama kedua orang tua.

Sejak itulah Arvin ngga mau bertemu oma dan opanya.

Masalah Leo mau mengirim Arvin ke Singapura, Arvin belum mengetahuinya. Karena mereka ingin melihat perkembangan Arvin terlebih dahulu. Kalo sampai Arvin tahu mungkin Arvin pergi dari rumah ini, itulah alasannya mereka tutup mulut.

"Iya sayang ini sudah benar." Arvin berusaha membenarkan kuda-kuda dan tanggannya walaupun masih salah.

"Sudah benar apanya, itu masih salah! Yang benar itu seperti ini," kata Fhelisa mencontohkan gerakan yang benar.

"Jangan omel terus sayang. Mau Arvin benar bimbing dong."

"Ngga usah modus!"

"Bukan modus sayang. Coba sayang pikir kalo ngga dibimbing ngga akan benar begitu juga dalam belajar sayang." Arvin menatap bola mata hitam milik Fhelisa sedangkan yang ditatap membuang muka ke arah samping.

"Sok benar lo bambang," acuh Fhelisa.

"Ayo latihan lagi!"

"Minimal 1 gerakan yang lo kuasai hari ini!"

"Kalo lo gagal jangan harap ketemu gua lagi!"

___

Coffe Stroberi adalah tempat anak remaja berkencan atau sekedar berkumpul. Sore ini padat ngga seperti yang biasanya, entah ada acara apa.

"Gila, lama banget kita ngga kumpul begini," kata Ara dengan heboh.

"Yap, lumayan menghilangkan capek di sekolah," kata Bella membenarkan perkataan Ara.

"Sumpah, banyak cogan cuyy," kata Salwa heboh. Salwa memang hobi melihat cogan-cogan cuma sekedar cuci mata saja sudah senang apa lagi bisa mendapatkan salah satu dari mereka mungkin bisa terbang ke langit ke tujuh.

"Cogan terus," sindir Dewi yang bosen mendengar perkataan Salwa yang terus membahas cogan setiap ngumpul.

"Cieee ada yang sewot. Iri bilang dong bosku,"

"Eh, Dew gua lihat-lihat lo ngga pernah cerita atau curhat masalah cowok. Apa jangan-jangan lo ngga suka cowok?" tebak Bella.

"Nah, 2 kaya Fhelisa anti sama cowok."

Mereka adalah teman sekelas Fhelisa tapi ngga sedekat seperti Nisa. Fhelisa cewek yang pilih-pilih dalam berteman berbeda dengan Nisa yang dekat sama semuanya.

"Hai, maaf gua telat," ucap cewek tiba-tiba dengan nafas naik turun.

"Akhirnya lo datang juga. Gua pikir lo ngga akan datang dengan alasan dilarang Fhelisa," sindir Bella.

"Hehe__ sorry, tapi sekarang aman tu anak lagi sibuk," kata Nisa sambil meminum kopi milik Dewi.

"Woy, kopi gua tuh!"

"Bagi dikit napa."

"Bentar-bentar sibuk apa tu anak bukannya kemana-mana dia lo juga ikut kenapa sekarang jadi sendiri-sendiri?"

"Dia lagi latih anak baru bela diri," jawab Nisa seadannya.

"Apa?" Kompak mereka.

"Sejak kapan tu anak mau latih anak baru? Kenapa jadi peduli tu anak? Biasnya juga bodo amat," kata Ara betubi-tubi.

"Entah."

"Seharusnya kalian bahagia teman kalian berubah bukan malah digosipin. Dasar teman ngga ada akhlak."

"Kita bahagia tapi gua kepo." Salwa membayangkan seorang cewek barbar melatih bela diri ke anak mami dan lebih parahnya mereka ngga saling kenal. Kenapa Fhelisa mau? Pertanyaan itu yang berputar di kepala mereka.

"Ayo, kesana," ajak Bella seenaknya mengambil keputusan.

"Lo gila gua baru sampai dan baru mau makan lo ajak pergi!" Emosi Nisa yang gagal memakan makanan lezat di depan matanya.

"Ayo, kesana nanti saja makannya!"

"Teman Anjing!"

Cewek Barbar Vs Cowok Manja (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang