BAB 29🌿

2K 90 0
                                    

Perihal latihan bela diri kemarin sudah selesai, akhirnya Fhelisa bisa bernafas lega. Hari ini Fhelisa libur melatih Arvin untuk beristirahat di kasur empuknya. Fhelisa berharap ngga ada pengganggu hari ini.

Seperti biasa Fhelisa mengikuti pelajaran di sekolah. Suasana yang awalnya damai menjadi ribut.

""Fhelisa Putri Wijaya, ke ruangan saya sekarang!" Tegas orang di balik spiker sekolah.

"Lah, kenapa gua dipanggil? Perasaan hari ini gua ngga buat kesalah sedikitpun," gumam Fhelisa dalam hati.

Fhelisa hari ini memang berniat ngga mau mencari masalah, Fhelisa pengen menjadi anak pendiam sehari saja supaya Fhelisa merasakan ketenangan, itulah tekat Fhelisa sebelum berangkat ke sekolah makanya Fhelisa diam saja dari tadi. Tapi kenapa namanya dipanggil?

Fhelisa yang masa bodoh mengabaikan panggilan tersebut. Fhelisa melangkah ke gudang kosong untuk beristirahat sejenak.

"Akhirnya gua bisa tidur," katanya sambil membaringkan badannya di meja penuh debu.

"Mangsa baru datang Bos," kata cowok tiba-tiba. Entah dari tadi atau baru datang Fhelisa ngga melihatnya.

"Cantik juga."

"Bagus Bos bodynya."

"1 atau 5 ronde bolehkan?" Tanya cowok 2 sambil menaikkan turunkan alisnya.

Seketika Fhelisa mengubah posisinya menjadi duduk. Fhelisa paham apa yang mereka katakan. Enak saja bilang seperti itu, mereka pikir Fhelisa cewek murahan?

Fhelisa ngga lihat jelas muka mereka, tapi Fhelisa tahu mereka yang haus dengan pikiran mesum. Sudah banyak korban di SMA ini yang menjadi bahan pelecehan mereka terutama cewek-cewek polos.

Fhelisa sudah berusaha mencari mereka tapi selalu gagal ada saja yang melindungi mereka. Sekarang Fhelisa sudah menemukannya.

"Ayo, cantik main sama Abang," ajak cowok 3 sambil membuka baju di depan mata Fhelisa.

Fhelisa ngga tergoda malahan Fhelis jijik melihatnya.

"Ayo, cantik berbaring lagi," kata cowok 2 dengan tangan yang ingin membuka paksa baju Fhelisa.

Sedikit lagi terbuka.

"Plak." Tamparan keras terdengar.

"Jangan pernah sentuh gua!"

"Gua ngga sudi disentuh sama cowok bencong kaya lo semua!"

"Gua bukan cewek murahan yang mudah kalian mainkan!"

"Menjauh dari gua!" Emosi Fhelisa ketika ketiga cowok tersebut mulai mendekat ke arah Fhelisa.

"Ngga akan cantik. Sebelum lo jebol kita ngga akan lepaskan lo!" Tegas cowok 1 sambil menyeret Fhelisa ke pojok.

Cowok itu berusaha mencium bibir Fhelisa tapi Fhelisa terus menghindar.

"Anjing!" Emosi cowok 1 sebab dia ngga dapat mencium Fhelisa.

"Woy, kalian pegang ini cewek!" Perintah cowok 1 dengan tegas yang diperintahkan memegang tangan Fhelisa kiri dan kanan.

Fhelisa ngga bisa berbuat apa-apa lagi, Fhelisa sudah terkepung. Fhelisa ngga mau menyerahkan mahkotanya sama cowok brengsek kaya mereka.

"Ayo, cantik lo ngga bisa kabur. Sekarang waktunya kita bersenang-senang," kata cowok tersebut sambil membuka paksa baju dan rok Fhelisa tinggal bagian dalam yang menutupin harta berharga Fhelisa.

"Anjing lepaskan gua!"

"Cowok brengsek!"

"Menjauh dari gua!"

"Lepaskan gua!"

Sekuat-kuatnya tenaga Fhelisa, Fhelisa tetap gagal 1 cewek lawan 3 cowok siapa yang bisa, ditambah lagi tangan Fhelisa ditahani kanan dan kiri.

"Gua mohon jangan," mohon Fhelisa sambil menangis, ini pertama kali Fhelisa menangis di depan orang. Fhelisa ngga rela mahkota yang Fhelisa jaga untuk calon suaminya kelak hilang begitu saja.

"Gua ngga peduli mau lo nangis ataupun itu, yang penting buat gua lo jadi santapan lezat untuk kita hari ini!"

"Benar tu Bos."

"Barang mulus ngga akan kita sia-siakan!"

"Anjing, lepaskan gua! Gua bukan cewek murahan! Sana lakukan sama jalang bukan sama gua! Gua belum jebol. Gua mohon!"

"Karena lo belum jebol itu yang bagus, tenang sayang kita akan sama-sama menikmatinya," kata cowok 2 dengan tersenyum mengoda.

Mereka berniat memulai permainannya. Pertama cowok 1 yang menepis jarak di antara mereka. Hembusan nafas mulai terasa satu sama yang lain. Baru saja mau menempel__

"Lepaskan cewek gua!"

Dengan keberanian Arvin mendekat di antara mereka, Arvin berusaha melepaskan Fhelisa walaupun gagal Arvin tetap berusaha.

"Anak kemarin sore ngga usah ikut campur!"

"Jelas Arvin ikut campur dia pacar Arvin!"

"Baru pacar saja balagu," acuh cowok 1 sambil melanjutkan kegiatan yang gagal tadi.

"Menjauh dari dia!" Walaupun Arvin ngga bisa bela diri Arvin pasti bisa membantu Fhelisa.

"Auuuu," teriak mereka secara bergantian.

Arvin berhasil mengigit mereka satu persatu. Tanpa membuang kesempatan Fhelisa mengambil baju dan rok yang berantakan di lantai lalu berlari keluar.

Pikirannya sekarang kabur masalah balas dendam belakangan.

"Anjing, itu cewek lepas!"

Cewek Barbar Vs Cowok Manja (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang