BAB 30🌿

2.4K 92 1
                                    

Fhelisa terus menangis, bayangan dirinya yang dilecehkan terus berputar di kepalanya. Sebarbar-barbarnya Fhelisa,  Fhelisa ngga akan menyerahkan mahkotanya begitu saja. Fhelisa nakal tapi ingat batasan.

Masalah bela diri Fhelisa jago tapi kalo lawan 3 orang Fhelisa pasti kalah apa lagi mereka kuat-kuat.

Fhelisa bukan takut sama mereka Fhelisa takut hal ngga senonohnya itu terjadi lagi. Namanya juga cowok berengsek mereka ngga akan menyerah sebelum apa yang mereka inginkan tercapai.

Fhelisa ngga bisa membayangkan kalo hal itu beneran terjadi mungkin Fhelisa menyesal dan trauma sama orang baru.

Keberuntungan masih berpihak sama dirinya.

"Sudah jangan nangis lagi." Entah sudah berapa banyak Arvin berkata seperti ini tapi Fhelisa ngga berhenti menangis malahan semakin menangis.

"Sudah tenanglah ada Arvin di sini sayang ngga perlu takut," kata Arvin mengusap pundak Fhelisa dengan lembut.

"Gua dilecehkan," kata Fhelisa disela-sela nangis.

"Sayang ngga dilecehkan. Sayang bisa menghindar. Mereka gagal sayang sudah jangan dipikirakan," kata Arvin memberi ketenangan  membawa Fhelisa kedalam pelukannya.

Perasaan yang kacau, ngga bisa berpikir jernih, cuma bisa menangis, dan teriak-teriak ngga jelas seakan-akan hal senonoh tersebut terjadi.

Seorang cewek pasti merasa gagal jika lecehkan apa lagi sama orang yang ngga dikenal.

"Gua kotor!"

"Gua gagal jadi cewek!"

"Gua ngga bisa jaga mahkota gua!"

"Gua__" kata Fhelisa terpotong sebab ngga kuat berkata-kata.

"Stop bilang dirimu seperti itu. Sayang masih bersih dan suci, Arvin ngga akan biarkan satu orangpun melakukannya." Janji Arvin.

Arvin merasa sedih kalo Fhelisa sedih dan Arvin merasa senang kalo Fhelisa senang, itulah kehidupan Arvin sekarang.

"Gua ngga pantas didekat lo! Gua kotor!"

Entah kenapa Fhelisa berkata seperti itu, Fhelisa merasa jadi cewek kotor ngga pantas untuk Arvin dan keluarga yang berstatus orang baik. Fhelisa malu banget sekarang.

"Stop!"

"Sayang masih pantas buat Arvin. Walaupun hal ngga nenonoh tadi terjadi Arvin akan terima sayang apa adanya. Arvin ngga akan ninggalin sayang dalam hal apapun itu." Jelas Arvin.

Fhelisa ngga bisa berkata-kata lagi Fhelisa cuma bisa menangis dan menangis.

___

Waktu demi waktu sudah berlalu sekarang waktunya semua siswa-siswi untuk beristirahat sejenak di kantin menghilangkan lapar dan haus mereka.

"Gila, gosip viral hari ini."

"Gua ngga nyangka sih."

"Ternyata cewek barbar saja bisa diperkosa apa lagi kaya kita."

"Curang wajah cowoknya disensor sedangkan ceweknya terlihat jelas."

"Gua sih sebenernya ngga suka dengan itu anak tapi melihat hal ini gua kesihan."

"Gua pastikan mereka akan menyesal sudah menyebarkan gosip hari ini!"

"Apa lagi cowok itu akan habis di tanggan Fhelisa!"

Iya, hal yang ngga senonoh tadi tersebar luas di lingkungan sekolah, entah siapa pelakunya dan siapa dalang dari semua ini.

Fhelisa akan terpukul kalo tahu tenang gosip hari ini. Secara perlahan orang itu menjauhkan harga diri Fhelisa.

"Woy, gosip apaan? Kenapa heboh?" Tanya Nisa bertubi-tubi karena Nisa belum mengetahuinya.

"Gila, lo belum tahu. Sini gua kasih tahu," kata Dewi sambil memperlihatkan video berdurasi 20 menit ke Nisa.

Kaget, tentu saja. Baru pertama kali hal ini terjadi di sini apa lagi korbannya sahabatnya sendiri.

Ngga habis pikir.

"Astaga Fhelisa. Dimana Fhelisa sekarang?" Tanya Nisa mulai panik.

"Mana gua tahu, dari tadi ngga kelihatan. Kita juga cari Fhelisa mau menenangkannya." Panik Bella sambil melihat kanan dan kiri.

Seluruh kantin heboh membicarakan Fhelisa ada yang positif dan ada yang negatif semua terdengar jelas di meja pojok kanan tempat Nisa dan yang lainnya.

"Mampus, makanya jadi cewek ngga usah sok-sokan."

"Tapi kesihan juga bos, dia tetaplah cewek."

"Apa pedulinya gua!"

"Ngga punya hati lo bos!"

"Gua ngga peduli. Gua ngga perlu susah-susah mengotori tangan gua  sendiri untuk melihat itu cewek menderita!"

"Terserah boslah," pasrah anak buahnya yang pusing dengan permusuhan diantara keduanya, entah kapan selesainya.

"Gua pastikan lo jauh menderita dari ini," gumamnya dalam hati sambil tersenyum licik.

Cewek Barbar Vs Cowok Manja (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang