21.Jeongin yang malang

649 103 0
                                    


'Purpose Of Life'
______________________________
ChanMin


"Bercanda. " Heesun tertawa melihat wajah terkejut Chan juga Seungmin.

"Mama, kebiasaan. " Chan terkekeh kecil di ikuti Seungmin.

"Aduh, mama hampir lupa. " Chan dan Seungmin mengernyit melihat Heesun yang menyuruh asistennya untuk mengambil sesuatu di mobil.

Tak lama, asisten pribadi Heesun membawa paper bag di kedua tangannya. Heesun mengambil paper bag yang di berikan asistennya lalu kemudian ia berikan kepada Seungmin.

"Ini buat kamu, mama gak butuh penolakan ya. " Seungmin mengambil paper bag yang di kasih oleh Heesun.

"Makasih tante—"

"Jangan panggil tante, panggil saja mama. " Senyum kecil ia perlihatkan kepada Seungmin.

"Makasih mama. "

"Itu lebih bagus, kemari. " Heesun rentangkan kedua tangannya, memanggil Seungmin untuk masuk ke dalam pelukannya.

Sang puppy tersenyum kecil kemudian memeluk Heesun dengan erat, air matanya seketika turun membasahi pipi berisihnya. Sudah lama ia tidak merasakan pelukan dari seorang ibu, pelukan ini terasa nyaman sangat nyaman. Setidaknya rasa rindu nya kepada pelukan bunda terpenuhi walau yang memeluknya bukanlah bundanya tetapi ia bisa merasakam kasih sayang dari Heesun.

Heesun mengelus surai hitam Seungmin dengan sayang, ia menyayangi Seungmin layaknya seperti anaknya. Ia sudah tau banyak perihal tentang kehidupan Seungmin yang dulu, kehidupan yang Seungmin jalani terasa suram dan menyakitkan. Seungmin pasti sangat merindukan kasih sayang oleh ibunya ia juga pasti merindukan pelukan hangat dan juga perhatian dari kedua orang tuanya.

"Sudah ya, Seungmin jangan menangis nanti imut nya hilang. " Heesung melonggarkan pelukannya mengangkat kepala Seungmin menatapnya lalu tersenyum hangat.

Seungmin tersenyum kecil sembari menghapus air matanya.

"Sekali lagi makasih, ma. " Heesun mengangguk

"Chan gak di peluk nih? " Heesun dan Seungmin menoleh ke arah Chan yang mungkin sedang merajuk karena tidak di beri pelukan oleh ibunya.

"Enggak, kamu udah besar. " Ucap Heesun sembari tertawa.

"Mama!" Seungmin tertawa melihat sikap Chan yang kekanak-kanak kan ini, sungguh ia baru lihat sikap Chan yang seperti ini. Chan selalu memperlihatkan sikap dewasanya selama ini tetapi sekarang? Terlihat seperti anak kecil yang merengek ingin di belikan es cream saja.

"Haha, iya-iya sini." Chan memeluk ibu nya erat, sementara Heesun terkekeh gemas dengan anaknya.

"Jangat heran ya, Chan kalau sudah dengan mama sikapnya akan seperti ini. " Yang di beri tahu hanya mengangguk mengerti.

••

"Chan gak di peluk nih? " Chan menoleh ke arah pintu, di lihatnya Seungmin yang sedang memperagakan sikap nya tadi pagi.

"Ini cerita nya kamu ngejek saya? " Ia berdiri berjalan menghampiri Seungmin.

"Gak kok. "

"Bohong kamu, bilang saja mau ngejek saya. " Seungmin tekekeh geli saat tangan Chan menggelitik pinggang nya.

"Hahaha, kak aduhh hahaha.. "

"Anak yang berbohong harus di hukum. "

Chan masih setia menggelitik pinggang Seungmin hingga tanpa mereka ketahui ada dua pemuda yang sedang mengabadikan moment mereka.

"Aku kapan gitu ya? " Felix menoleh ke samping lalu kemudian memukul jidat mulus Jeongin.

"Nanti, kalau udah tamat kuliah. " Jeongin memajukan bibirnya.

"Ih tapi aku pengennya sekarang! "

"Gak boleh, kamu masih kecil. "

"Aku udah gede ya! " Ketus Jeongin

"Gak, gak, Jeongin masih kecil! "

"Aku udah gede! "

"Masih kecil! "

"Udah gede! "

Felix memutar mata nya malas, percuma berdebat dengan adik sepupu nya ia pasti tidak akan mau kalah.

"Kalian kenapa disini? " Felix dan Jeongin sontak terkejut lalu reflex tangan mereka memukul orang yang berada di belakang mereka.

"Aghh! "

"Changbin. "

"Kak Changbin. "

Si korban mengelus pelan pipi nya yang mungkin sekarang sudah merah akibat pukulan dari Felix dan Jeongin. Sungguh sangat tripple kill sekali.

"Kamu gapapa? " Felix menatap asisten nya khawatir

Changbin tersenyum paksa "Tidak apa-apa. "

"Sial, ini sakit sekali! " suara hati seorang Changbin.

"Beneran, kak? " Tanya Jeongin dan di balas anggukkan kecil oleh yang lebih tua.

Tangan Felix terulur meraih pipi Changbin lalu ia elus pelan. Changbin terkejut saat tangan Felix mengelus pelan pipi nya, tangan itu sangat lembut.

Pemuda dengan mata rubah yang berada di depan mereka hanya bisa mengelus dada pelan.

"Yah, Jeongin jadi obat nyamuk. " Gumam Jeongin.





































To Be Continue

Vote jangan lupa:)

[1] Purpose of life ¦ Chanmin √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang